Title: do you really love her?
Pairing:ryoxtatsuya, ryoxueda?
Genre: angst, romance
Rating: PG
Summary:Tatsuya loves ryo, but ryo loves, Ueda?
Disclaimer : I don't own anybody
Tatsuya membuka pintu apartemennya yang mewah lalu melepas sepatunya. Dia tidak memperdulikan kalau sepatunya tidak tersimpan rapi di rak dan segera berjalan memasuki ruang tamu setelah terlebih dahulu menyalakan lampu. Dia tampak begitu lelah dan sangat membutuhkan istirahat. Wajahnya terlihat pucat dengan kening yang berkerut. Dia langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang sangat empuk dan mahal di ruang tamunya itu.
Dia menyandarkan kepalanya lalu menghela napas panjang. Ingatannya tertuju pada kejadian sore ini di Jimusho. Untuk kesekian kalinya dia bertengkar dengan musuh besarnya. Ya, siapa lagi kalau bukan si Lidah beracun, Nishikido Ryo.
Flashback
Saat itu dia sedang berjalan menuju ruang istirahat KATTUN setelah selesai latihan tari bersama grupnya. Dia keluar sendirian dari ruang latihan karena teman-temannya yang lain terlalu lelah sehingga mereka ingin menunggu beberapa saat sebelum kembali ke ruang istirahat KATTUN.
Saat sedang berjalan, the U of KATTUN itu tidak menyadari kalau dia berada di depan ruang istirahat Kanjani8. Ketika berada tepat didepan pintu, tiba-tiba seseorang membuka pintu dan keluar dari dalam ruangan tersebut dengan terburu-buru tanpa melihat ada orang yang sedang berjalan didepannya sehingga orang itupun langsung menabrak Tatsuya. Mereka berdua ambruk ke lantai dan keduanya langsung mengaduh kesakitan.
“Ittai” Tatsuya meringis sambil menggosok-gosok pinggul dan bahunya yang terbentur saat terjatuh.
Dia lalu mencari orang yang telah menabraknya itu dan bermaksud mempelototinya dan kalau perlu memarahinya.
“Aduh, Ueda kun, maaf saya tidak sengaja. Ee, sekali lagi saya minta maaf tapi saya harus pergi” orang itu membungkuk dan meminta maaf kepada Tatsuya lalu segera berlalu atau lebih tepatnya berlari dari tempat itu.
Tatsuya yang masih di lantai hanya bisa memandang dengan kebingungan ke arah orang itu yang sudah menjauh. Dia lalu berusaha berdiri ketika sebuah teriakan dari dalam ruangan Kanjani8 mengejutkannya.
“Oi Yasuda, mau lari ke mana kamu. Cepat kembali ke sini. Beritahu di mana kamu menyembunyikan topi dan kacamataku” Tatsuya dengan segera menganal suara itu dan dia mengutuk dalam hatinya karena dia tidak ingin berurusan dengan si pemilik suara pada saat dia sedang kelelahan.
Tapi sebelum dia berhasil menghilang dari tempat itu, si pemilik suara sudah membuka pintu dan berada di tempat yang sama dengannya.
“Oi Yasuda, pergi ke mana kamu hah?” Tampaknya dia belum menyadari keberadaan Tatsuya.
Mengetahui hal itu Tatsuya segera mempercepat langkahnya menuju ruangan grupnya yang jaraknya masih sekitar 10 meter lagi.
Tapi sepertinya keberuntungan tidak memihaknya karena orang itu segera memanggilnya.
“Oh, kamu Fishlip. Kamu melihat Yasuda kemana?” Tatsuya segera menghentikan langkahnya dan pelan-pelan berbalik dan berhadapan dengan Ryo.
“Maaf, Yasuda kun pergi ke mana itu bukan urusanku. Saya mau kembali ke ruang ganti, permisi”
Tatsuya menjawab dengan suara dan wajah dingin lalu memutar kembali tubuhnya untuk berjalan ke ruangannya. Tapi baru satu langkah tiba-tiba tubuhnya terhentak ke belakang oleh sebuah tangan yang memegang bahunya dan menariknya dengan keras. Dia hampir saja terjatuh kalau tidak segera menahan keseimbangannya.
“Oi, tidak begitu caranya menjawab pertanyaan orang lain. Apa kamu tidak pernah diajar sopan santun? Sekarang katakan, kemana perginya Yasuda, dia sudah menyembunyikan topi dan kacamataku”
Tatsuya berusaha menahan kemarahannya dengan mengepalkan tangannya, wajahnya memerah dan matanya melotot menatap Ryo yang juga memiliki ekspresi yang sama.
“Dengar ya Nishikido, saya tidak perduli dengan topi dan kacamatamu atau apapun yang berhubungan denganmu. Kamu cari saja sendiri. Saya sekarang sangat lelah dan ingin segera pulang untuk beristirahat. Saya tidak punya waktu untuk bertengkar denganmu”
Tatsuya berusaha melanjutkan perjalanannya tetapi tangan Ryo kembali menahannya.
“Kamu benar-benar seorang Princess. Kamu hanya punya satu band, dan hanya shooting drama satu kali, tetapi membutuhkan begitu banyak istirahat. Pantas saja Johnny san tidak memberimu banyak kerjaan, kamu terlalu manja”
Dengan melihat cengiran di wajah Ryo, Tatsuya tidak bisa lagi menahan diri. Dia segera
mengangkat tangannya yang dia kepal sejak tadi dan melayangkannya ke wajah Ryo.
Ryo terhuyung ke belakang akibat pukulan yang cukup keras dari Tatsuya. Dia tidak menyangka Tatsuya akan bertindak sejauh itu, dia pasti sangat marah pikirnya.
“Brengsek, kamu melukai wajahku. Aku bisa menuntutmu tau?” teriak Ryo sambil memegang dagunya yang sudah mulai membiru.
“Aku tidak perduli”
Tatsuya segera membalikkan badannya menuju ruangannya, dan sekali lagi tangan Ryo mencengkeram bahunya dan menghempaskannya ke dinding.
“Jangan harap kamu bisa lari begitu saja, Donkey Face”
Ryo mengangkat tangannya dengan maksud membalas pukulan Tatsuya, tetapi sebuah teriakan menghentikannya.
“Nishikido kun, Tatchan, ada apa ini?”
Tangan kanan Ryo yang terkepal masih tertahan di udara, sementara tangan kirinya mencengkeram kaos yang dikenakan Tatsuya. Mereka masih beradu tatapan ketika anggota Kattun yang lain bergegas ke arah mereka berdua.
Mereka segera mengerti apa yang terjadi dengan kedua musuh besar tersebut dan langsung melerainya. Junnosuke dan Koki segera memegang kedua bahu Ryo dan menariknya agar menjauh dari tatsuya. Sementara anggotanya yang lain mengerumuni Tatsuya yang masih terpaku bersandar didinding.
“Lepaskan aku, biar aku menghajar orang jelek tak tahu sopan santun itu” Ryo tetap mengoceh dan berteriak-teriak serta berusah melepaskan diri, namun Junnosuke dan Koki tidak melepaskannya dan terus saja menariknya ke arah ruang istirahat Kanjani8.
Tatsuya yang dikelilingi teman Kazuya dan Yuichi hanya bisa menatap dengan wajah sedih ke arah pitu kamar yang baru saja ditutup dari dalam.
“Tatchan, kamu tidak apa-apa kan?” Kazuya menatapnya dengan cemas dan hal itu membuat Tatsuya hampir tidak bisa menahan tangisannyaa.
Dengan sekuat tenaga Tatsuya berusaha tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia tidak ingin teman-temannya mencemaskannya. Dia tidak ingin masalah yang dia hadapi diketahui mereka.
“Kamu yakin?” Kali ini Yuichi yang bertanya, sepertinya dia sudah mulai curiga ada yang tidak beres dengan Tatsuya belakangan ini.
“Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita segera kembali ke ruang ganti agar bisa cepat pulang”
Tatsuya lalu mulai melangkah ke ruang ganti KATTUN. Anggota KATTUN yang lain menatap punngungnya lalu Saling memandang satu sama lain. Mereka mengangkat bahu lalu mengikuti Tatsuya menuju ruang ganti.
Hari itu Tatsuya mengemasi barang-barangnya dengan terburu-buru, dia bahkan tidak membersihkan diri dulu, hal yang selama ini selalu dia lakukan setelah latihan tari. Dia hanya mengganti pakaian lalu segera menarik tasnya dan menuju tempat parkir setelah mengucapkan sampai besok kepada teman-temannya.
End of Flashback
Tatsuya kembali menghela napas panjang dan menatap langit-langit apartemennya. Tanpa dia sadari, air mata mulai membasahi wajahnya yang cantik itu. Pikirannya menerawang dan tertuju kepada seseorang yang membuatnya resah akhir-akhir ini, atau tepatnya beberapa pekan terakhir ini.
“Ryo, kenapa kalau kita bertemu pasti bertengkar. Kenapa kamu tidak pernah berhenti mencemoohku. Apakah kita memang tidak bisa berteman? Apakah kita tidak akan pernah bisa bersama?”
Tatsuya merasakan kesedihan yang amat sangat menerpa dirinya. Kenyataan bahwa Nishikido Ryo, yang dikenal orang sebagai musuhnya, yang selalu mengejeknya, yang selalu bertengkar dengannya, adalah orang yang telah berhasil mencuri hatinya memang sulit untuk dipercaya. Tetapi itulah yang dialaminya, dan itu jugalah yang membuatnya menderita selama ini.
Flashback
Awalnya dia dan Ryo bisa dikatakann berteman, walaupun tidak terlalu dekat. Waktu itu mereka masih remaja dan seringkali menjadi penari latar untuk konser senpai mereka. Ryo seorang anak yang lucu, imut dan blak-blakan. Walaupun kata-katanya sering menyakitkan, tapi dia punya banyak teman yang sayang dengannya. Sedangkan Tatsuya anak yang pendiam dan pemalu, dia tidak punya banyak teman. Dia iri dengan Ryo, tetapi dia tidak membencinya karena Ryo sering berbicara dengannya, walaupun lebih sering menggodanya.
Lalu ketika mereka mulai tampil di Shounen Club dan dinyatakan sebagai musuh, Tatsuya mulai membenci Ryo. Dia benci karena Ryo selalu berhasil membuatnya jadi bahan tertawaan di hadapan fans dan teman-temannya.
Tetapi dia juga kagum dengan kerja keras Ryo dengan berada di dua grup sekaligus, dan juga membintangi banyak drama, bahkan film.
Ketika KATTUN memulai debutnya, dia mulai jarang bertemu dengan musuhnya itu. Saat itulah dia mulai merasakan kehilangan Ryo. Tetapi dia tidak terlalu memikirkannya dan menganggap itu hal yang wajar. Mungkin dia terlalu terbiasa bertengkar dengan Ryo, sehingga ketika tidak ada lagi yang bertengkar dengannya dia jadi merasa aneh, pikirnya.
Pada acara Johnny's Count Down, semua anggota Johnny's akan bertemu dan melakukan latihan bersama. Pada saat seperti itu Ryo pasti akan menemukan kesempatan untuk mengganggu Tatsuya, dan mereka akan bertengkar lagi. Walaupun Tatsuya terlihat marah dan seperti ingin menangis karena Ryo tidak berhenti mengejeknya, tetapi dalam hatinya dia gembira karena Ryo masih mengingatnya. Dan dia berharap mereka bisa tetap seperti itu setiap tahunnya.
Sayangnya, pada Johnny's Coun Down 2009-2010 Johnny memutuskan untuk mengadakan acara yang berbeda dari biasanya. Kanjani8 akan mengadakan pertunjukan di Osaka sementara grup yang lain tetap di Tokyo. Tentu saja saat latihan pun mereka tidak bersama. Saat itulah Tatsuya mulai merasa sangat kehilangan Ryo. Dia mulai takut Ryo akan melupakannya. Dengan tidak adanya kesempatan untuk bertemu, tidak menutup kemungkinan Ryo akan melupakan dirinya.
Pikiran itu mulai membuatnya resah, dia tidak ingin Ryo melupakannya. Dia ingin agar bisa bertemu Ryo setiap hari. Dia ingin agar bisa selalu bersama Ryo. Dia ingin memiliki Ryo.
Tatsuya mulai berpikir, kenapa dia bisa memiliki perasaan yang tidak wajar terhadap Ryo, padahal dia kan bukan gay. Selama ini dia selalu bepergian dengan teman satu bandnya yang juga laki-laki, bahkan kadang harus sekamar dengan salah satu dari mereka. Tetapi dia sama sekali tidak memiliki perasaan seperti yang dia rasakan terhadap Ryo.
Tetapi dia juga menyadari, bahwa perasaan yang dia miliki bukanlah perasaan kepada seorang teman biasa dan hanya ada satu alasan yang bisa menjawabnya. Cinta. Ya, perasaan itu adalah cinta. Hanya itu satu-satunya alasan yang paling tepat untuk menjelaskan apa yang sedang dirasakannya saat itu.
Tatsuya panik setelah menyadari kalau dirinya telah jatuh cinta kepada Ryo. Jatuh cinta kepada sesama jenis saja sudah merupakan masalah besar, apalagi kalau yang dicintai adalah musuh kamu sendiri.
“Aku harus melupakannya, aku tidak boleh mencintainya. Dia kan sangat membenciku” Batin Tatsuya.
“Ya, aku harus bisa melupakannya”
Sejak itu Tatsuya berusaha untuk tidak memikirkan Ryo dengan menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan. Jumlah kunjungannya ke Gym diperbanyak, dia juga semakin sering berkumpul dengan teman-temanny baik yang sesama Johnnys maupun yang bukan dari kalangan artis.
Kalau kebetulan dia berada satu tempat dengan Ryo, maka dia akan berusaha menghindar agar tidak bertemu dengan Ryo. Hal itu dilakukannya selama hampir setahun.
Tadinya dia berpikir kalau telah berhasil menghilangkan perasaan cintanya terhadap Ryo. Tetapi ketika latihan menyambut Count Down dimulai, dia kembali merasakan sangat kehilangan Ryo. Terlebih lagi dengan keluarnya Jin dari KATTUN, perasaan kehilangan itu semakin besar.
Ketika hampir semua grup Johnny's melakukan latihan, dia kembali memikirkan si Ranger Kuning yang sedang di Osaka. Telah begitu lama mereka tidak pernah bertengkar lagi. Ryo tidak pernah menghina dan mengejeknya lagi, memaggilnya Fishlip, Hime, Donkey, dan masih banyak lagi sebutan yang lain.
Tiba-tiba saja dia merasa sangat lelah, dia tidak sanggup lagi membendung perasaannya. Dia tidak mampu lagi membohongi dirinya. Dia mencintai Ryo, dia menginginkan Ryo. Dia telah memutuskan untuk memperjuangkan cintanya itu. Walaupun nantinya Ryo tidak membalasnya, dia tidak akan lagi berusaha menghilangkan perasaan itu. Ya, Tatsuya telah memutuskan akan berjuang untuk cintanya.
“Ueda kun!” Tatsuya tersentak dari lamunannya ketika mendengar namanya dipanggil. Dia melihat salah satu koreografer berdiri dihadapannya dengan wajah dingin yang bisa membuat merinding.
“Hai” Ueda berdiri dari tempat duduknya dan tidak melepaskan tatapannya dari sang koreografer.
“Tolong jangan melamun dan bersikaplah lebih profesional” Tatsuya terdiam dan mengedipkan matanya dengan kebingungan.
“Sekarang giliran Kattun berlatih, teman-teman Ueda kun sudah berada di panggung menunggu anda”
Tatsuya melihat ke arah panggung dan benar saja anggota bandnya sudah menunggu di sana.
“Oh maaf, saya tidak mendengar panggilannya tadi. Saya betul-betul minta maaf”
Tatsuya membungkuk meminta maaf berulang-ulang kepada koreografernya. Sang koreografer menghela napas dan menyuruh Tatsuya segera bergabung dengan teman-temannya. Tatsuya pun segera menuju ke panggung dan meminta maaf kepada semua grup yang ada disitu. Mereka pun melanjutkan latihan.
Semenjak itu Tatsuya menjalani hari-harinya dengan keinginan untuk bertemu Ryo. Dia ingin selalu dekat dengannya. Walaupun hanya menatapnya dari jauh, dia sudah cukup puas. Tetapi kadang-kadang dia harus mengusap dada jika harus mendengarkan ejekan dan cemoohan Ryo terhadapnya. Dia selalu berusah tidak membalasnya dan pura-pura tidak memperdulikan Ryo, walaupun itu sulit.
Kamarnya kini penuh dengan gambar dan poster Ryo. Dia bahkan membeli semua CD NEWS dan Kanjani8. Suatu hari ketika dia sedang berbelanja, dia melihat boneka Eito ranger kuning. Tanpa pikir panjang dia segera membelinya. Boneka itu telah menjadi teman setianya di ranjang. Dia selalu memeluk boneka itu saat mau tidur.
Masalah mulai timbul sekitar dua pekan yang lalu.
Dua pekan sabelum Tatsuya memukul Ryo
Waktu itu kakaknya Haruna berkunjung ke apartemennya. Haruna tanpa sengaja mendapatinya sedang menonton video konser Kanjani8.
“Aku tidak tahu kalau kamu penggemar Eito” Tatsuya terkejut dan segera mematikan TV.
“Lho, kok dimatikan. Terusin aja, aku juga mau nonton” Haruna tersenyum lalu duduk di sampingnya.
“Nee chan sedang apa disini?” Tatsuya bertanya setelah keterkejutannya hilang.
Haruna cemberut dan merebut remote control dari tangan adiknya lalu menyalakan TV.
“Tidak bolehkah aku menjenguk adikku sendiri?” Tatsuya tahu betul kalau kakaknya itu sangat menyayanginya, dan dia juga sangat sensitif sama sepertinya.
“Bukan begitu Nee chan, aku hanya kaget karena Nee chan tidak memberi tahu kalau mau datang” Tatsuya pun memperbaiki duduknya kembali di sofa dan berusaha menyembunyikan
wajahnya yang merah ketika melihat Ryo di layar televisi.
“Aku ingin memberimu kejutan” Haruna tersenyum dan berbalik melihat adik yang sangat disayanginya itu. Dahinya berkerut melihat wajah Tatsuya yang menunduk bersemu merah dan pandangannya tertuju ke layar. Dia seperti berusaha menyembunyikan wajahnya dari orang yang dipandangnya. Tapi siapa, pikirnya.
Haruna mengalihkan perhatiannya ke arah layar. Saat itu yang muncul adalah adegan Ryo sedang menyanyi solo dan menari dengan seksi. Dia kembali melihat Tatsuya yang saat itu sedang menelan ludah melihat penampilan Ryo. Wajahnya semakin merah dan dia melihat ada sesuatu yang lain dari tatapan Tatsuya yang dia tujukan ke arah layar. Dan dia tahu persis apa itu.
“Tatchan, kamu dengar tidak?” Haruna mencoba mencari tahu apakah kecurigaannya itu benar.
Tatsuya tidak mengalihkan perhatiannya dari layar TV, dia bahkan tidak berkedip sama sekali. Haruna tersenyum karena semakin yakin bahwa apa yang dipikirkannya memang benar.
“Ne Tatchan” kali ini Haruna memegang pundak adiknya membuat Tatsuya terkejut.
“Eh. Nee chan tadi bilang apa?” Haruna pura-pura cemberut dan mematikan TV.
“Tidak ada apa-apa” Haruna bangkit dari sofa dan menuju kamar Tatsuya. Dia harus mencari lebih banyak bukti.
“Nee chan mau ke mana?” Tatsuya bergegas berusaha menghalangi kakaknya masuk ke kamar.
“Aku hanya ingin ke kamarmu, tidak boleh? Selama ini kamu tidak pernah keberatan kalau aku masuk kamarmu. Memang ada apa di sana?” Haruna berusaha melewati adiknya untuk membuka pintu kamar.
“Kamarku kotor sekali, Neechan pasti tidak akan suka. Aku akan bersihkan dulu” Setelah berkata begitu Tatsuya segera menghilang di balik pintu kamarnya.
“Tat...” Haruna menghela napas. Kecurigaannya semakin kuat, tapi bagaimana caranya agar Tatsuya mau jujur padanya. Dia harus mencari cara lain. Dia lalu mengetuk pintu kamar Tatsuya.
“Tatchan, Neechan baru ingat kalau ada janji dengan teman. Besok Neechan akan ke sini lagi”
Pintu kamar terbuka dan Tatsuya keluar dengan napas terengah-engah seperti habis berlari marathon.
“Neechan tidak akan masuk kamarku?” Tatsuya bertanya sambil berusaha mengatur napas.
“Besok saja” Haruna tersenyum dan membelai rambut adik kesayangannya itu.
“Baiklah, kalau begitu Neechan pergi dulu” Haruna berlalu dari hadapan Tatsuya dan menyembunyikan senyumannya.
Esoknya Tatsuya memastikan semua benda yang berhubungan dengan Ryo sudah tersimpan rapi di dalam lemarinya yang terkunci rapat. Dan benar sajamalam itu, Haruna datang ke apartemennya. Kali ini dia membunyikan bel sebelum membuka pintu dengan kunci duplikatnya.
“Ngapain Neechan membunyikan bel, Neechan kan bisa langsung masuk” Tatsuya yang baru saja selesai berganti pakaian dengan kaos dan celana pendek menyambut kakaknya yang masih di depan pintu.
Haruna tersenyum dan melangkah memasuki apartemen setelah meletakkan sepatunya di genkan. Tak lupa dia mengacak rambut adiknya sebelum duduk di sofa.
“Neechan gembira sekali hari ini. Ada apa neechan?” Tatsuya pun bergabung dengan Haruna di sofa.
“Ne Tatchan, bagaimana pendapatmu kalau Neechan punya pacar?” Tatsuya menatap kakaknya beberapa detik lalu mengambil remote dan menyalakan TV dan mencari program berita.
“Bukannya Neechan sudah sering pacaran? Selama ini Neechan tidak pernah menanyakan pendapatku. Kenapa baru sekarang?” Tatsuya tidak memandang kakaknya dan terus saja melihat ke layar TV.
Haruna kembali tersenyum dan ikut mengalihkan pandangannya ke arah layar TV.
“Kali ini berbeda, Neechan benar-benar menyukainya dan berharap hubungan kami bisa serius”
Tatsuya akhirnya memandang Haruna dengan dahi berkerut.
“Apa aku mengenalnya?”
“Um” Haruna mengangguk dan tersenyum malu-malu sambil menundukkan kepalanya.
“Benarkah? Siapa? Apa dia Johnnys?” Tatsuya sekarang membalikkan seluruh tubuhnya menghadap kakaknya dan menngoyang-goyangkan lengan kakaknya yang hanya tertawa cekikikan melihat tingkah adiknya.
“Tidak sekarang” Haruna menggelengkan kepala sebagai jawaban atas tatapan menghiba dari adiknya.
Tatsuya yang tahu persis bahwa kakaknya tidak akan merubah keputusannya hanya bisa cemberut dan memperlihatkan wajah imutnya sehingga Haruna tidak tahan dan memencet hidungnya.
“Baiklah, kamu benar-benar ingin tahu?”
Tatsuya menganggukkan kepalanya berkali-kali membuat Haruna tertawa dan mencubit pipinya.
Tatsuya tambah cemberut sambil mengusap pipinya yang merah akibat dicubit.
“Besok aku akan pertemukan kalian. Neechan sudah booking meja di resto favorit kamu untuk makan malam. Jadi kamu harus di sana jam 8 besok malam dan tidak boleh telat.”
“Hai, wakatta” Tatsuya menjawab.
“Kalau begitu Neechan pulang dulu” Haruna mencium kening adiknya lalu bangkit dan berjalan menuju pintu depan.
“Lho, Neechan tidak ke kamarku dulu?” Tatsuya bertanya sambil mengikuti Haruna yang sudah di depan genkan.
“Lain kali saja, kamu pasti lelah dan butuh istirahat” Haruna telah selesai mengenakan sepatunya dan membuka pintu. Dia berbalik memandang adiknya.
“Neechan berharap kamu bisa menyukainya dan bisa cocok dengannya” Setelah berkata begitu Haruna pun meninggalkan apartemen Tatsuya.
Tatsuya berdiri beberapa saat memandang pintu apartemennya, lalu perlahan berjalan ke arah kamar tidurnya. Dia membuka lemari dan mengeluarkan sebuah bungkusan berisi boneka yang sudah menjadi teman setianya selama ini. Dia memeluk boneka itu sambil bersiap untuk tidur.
Di saat seperti itu pikirannya kembali melayang dan tertuju kepada si Ranger kuning yang asli. Dia berharap bisa seperti kakaknya, bisa bersama dengan orang yang dicintainya, makan bersama, jalan-jalan bersama.
“Ah, apakah kita berdua bisa bersama juga seperti mereka Ryo” Tatsuya menitikkan air mata mengingat kenyataan pahit tentang cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Malam pun berlalu dan tatsuya akhirnya tertidur dengan membenamkan wajahnya ke dada boneka Rangernya.
A/N setelah beberapa kali mencoba menulis fic dan gagal, akhirnya aku bisa mengatakan kalau aku juga bisa nulis fic. Biarpun banyak kesalahannya (namanya juga masih pemula ya nggak)
Ini kuperuntukkan buat teman-teman pecinta ryoda di luar sana terutama yang bisa bahasa Indonesia. Sorry, aku belum PD nulis fic in English.