Title: I Really Love Him/Aku benar-benar mencintainya
Rating: PG-15
Pairing: Yabuhika
Notes: Kouta's POV
Sum: Kouta bingung harus berbuat apa untuk menunjukkan perasaannya.
Kouta: 19 years old, Hikaru: 18 years old
Warning: It's written in Bahasa Indonesia...
Aku baru saja selesai mandi ketika aku teringat belum mengingatkan Hikaru akan syuting HHS besok siang. Dengan semangat aku meraih hand phoneku yang ku pasangi charm pemberian dari seseorang yang sangat berarti bagiku. Aku mengetik pesan ‘Hikka-chan, dear, jagan lupa kita syuting HHS besok.’ Dan mengirimnya. Tak berapa lama kemudian hand phoneku bergetar lagi. Aku terkejut karena rasanya cepat sekali Hikaru membalas pesanku. Dengan riang aku membaca pesan dari anak yang sudah bersamaku hampir 6 tahun itu, namun aku kemudian cemberut setelah membacanya. Balasan Hikaru terdengar menyebalkan ‘I know, I remember, My Highness Leader’. Aku menggerutu, “Aku bukan ‘leader’, Hikaru. You know that HSJ doesn’t have any.”
Ku hempaskan diri ke tempat tidur, mencoba tidur. Namun senyum bodoh Hikaru berkelebat dalam bayanganku. Aku tersenyum sendiri setiap kali aku mengingat anak yang lebih muda itu. Sejak 2002 Hikaru bergabung dengan JE dan sering bernyanyi di sampingku. Selama rentang waktu kami di JE kami berdua telah menjadi teman baik. Di tahun 2004 secara resmi Hikaru bergabung dengan Ya-Ya-yah. Walaupun kami dekat, ada hal yang ku sembunyikan dari Hikaru. Kenyataan bahwa diriku melihat Hikaru lebih dari seorang teman ataupun adik. Aku begitu malu mengungkapkannya, parahnya aku tak tahu bagaimana menunjukkan perasaanku. Selain itu sikap Hikaru padaku terkadang membingungkan, satu hari aku merasa Hikaru juga merasakan hal yang sama, namun di hari lain perasaan itu tak ada, perhatiannya hanyalah sebagai rekan satu tim.
Di tengah kebimbangan itu, Pak Johnny pemilik Jhonny’s and Associates mengumumkan aku akan debut bersama sembilan orang junior yang lain. Dalam hati aku sangat berharap tiga anggota Ya-Ya-yah akan ada di sana bersamaku, yah… orang yang paling aku inginkan sih…memang Hikaru. Dan betapa terkejutnya aku ketika aku mengetahui para teman setim baruku itu. Hanya ada Hikaru dari Ya-Ya-yah. Shoon dan Taiyou tak ada di tengah mereka. Aku tak tahu harus berbuat apa. Terlebih aku melihat Hikaru yang berusaha menutupi kesedihannya. Aku tahu Hikaru dan Taiyou sangat dekat. Dan terkadang membuatku merasa cemburu. Jujur…aku tak tahan melihat ekspresi sedih Hikaru. Ingin sekali aku memeluk dan menghapus kesedihan yang tergambar di wajahnya. Tapi…aku tak bisa melakukannya…tidak di depan Pak Johnny dan anggota lain. Maafkan aku Hikaru. Aku tak bisa menjaga Ya-Ya-yah demi dirimu. Tapi aku janji Hikaru, mulai saat ini, di Hey! Say! JUMP, aku akan menjagamu. Aku akan tetap menjaga senyummu.
Seiring waktu, aku dan Hikaru mulai beradaptasi dengan grup baru kami dan ternyata tak seburuk yang ku bayangkan. Yang terpenting adalah aku bisa melihat Hikaru tersenyum. Dan Hikaru memang benar-benar tersenyum. Kalau dipikir-pikir senyumnya makin hari makin mempesona saja dan itu membuatku tak bisa menepis perasaan yang bergemuruh ini. Karenanya di suatu hari saat syuting HHS beberapa bulan yang lalu, aku bilang, “Getting married with me,” menjelang ulang tahunnya yang ke-18. Namun, dia tak memberikan respon yang positif, mungkin dia pikir aku hanya bercanda. Hikaru, setelah sekian lama kita bersama, apa kau tak pernah sekalipun menyadari perasaanku? Di tengah pertanyaan itu aku tertidur.
~*~
Hari ini aku datang ke studio lebih awal dari biasanya. Aku sendiri pun tak tahu kenapa aku melakukan hal itu. Setelah meletakkan barang-barang di ruang ganti, aku iseng mengelilingi studio. Tak berapa lama kemudian ada seseorang yang menarik tanganku, membuatku terperanjat kaget. Aku tak mengenal gadis itu.
“Ada yang ingin kubicarakan denganmu, Yabu-kun.” Katanya.
Aku Cuma diam sambil memperhatikan gadis itu. Menurutku dia manis sekali dengan rambut hitamnya yang diikat rapi, baju dan rok yang begitu serasi dan…
“Ini penting, Yabu-kun.” Katanya lagi membuyarkan perhatianku dan dia langsung menarikku mengikutinya.
“Hey, apa yang ingin kau bicarakan? Dan aku rasa aku tak mengenalmu.” Ujarku.
“Nanti aku beritahu semuanya setelah kita sampai.” Katanya.
“Memangnya kita mau ke mana?” tanyaku, mulai merasa tak enak. Namun gadis itu tak menggubris pertanyaanku.
Kami pun tiba di sebuah lorong yang cukup sepi, membuatku sedikit merinding. Apa yang gadis ini ingin bicarakan sampai harus berada di tempat seperti ini? Pertanyaan itu terus menggema di kepalaku. Kemudian gadis itu mengambil napas dalam-dalam dan menatapku lurus ke mataku.
“Namaku Aihara Yoko.” Gadis itu memperkenalkan dirinya dan aku bisa melihat ketegangan lewat matanya.
Aku hanya menganggukkan kepalaku. “Sa, apa yang ingin kau bicarakan?” tanyaku.
“A…aku…suka…Aku suka Yabu-kun. A…aku…ingin jadi pacar Yabu-kun.” Ujarnya terbata dan lirih.
Aku hanya membelalakkan mata terkejut. Aku bisa melihat wajahnya merona merah. Dan dia manis sekali… Mungkin kalau dia mengungkapkan hal itu pada cowok lain, cowok itu pasti langsung menerima dan memeluknya… Tapi, sayangnya aku bukanlah salah seorang dari tipikal cowok seperti itu… Di hatiku sudah ada seseorang… Dan hanya akan ada dia seorang…
“Arigatou… Tapi… Maafkan aku…aku tak ” kata-kataku terputus karena dia berkata lagi,
“Aku mengerti…” Gadis itu tak bisa membunyikan rasa kecewanya di balik senyumnya itu, lalu dia melanjutkan, “Awalnya…aku ingin Yabu-kun benar-benar jadi pacarku, tapi aku sadar itu tak mungkin terjadi.”
Aku bingung dengan perkataan gadis ini dia sudah tahu hasilnya, tapi kenapa masih melakukannya juga.
Dia mendekat ke arahku dan berkata, “Karena hari ini, aku harus meninggalkan Jepang dan mungkin tak akan kembali lagi…” nada sedih bisa ku dengar dari suaranya. “Karenanya di hari terakhir ini, aku ingin mengungkapkan perasaanku pada Yabu-kun yang selalu aku kagumi. Aku sadar aku bukanlah tipe gadis yang bisa tahan dengan hubungan jarak jauh, lagipula Yabu-kun juga belum tentu menyukaiku.” Ujarnya lagi.
“Kau seorang gadis yang berani dan jujur. Aku percaya suatu saat kau akan menemukan cowok yang lebih pantas untukmu.” Hanya itulah kata-kata yang bisa aku pikirkan.
Gadis itu tersenyum lalu berkata lagi, “Yabu-kun, boleh aku memelukmu untuk terakhir kalinya?”
Aku tercengang akan permintaannya itu, aku menoleh ke kiri-kanan untuk mematiskan tak akan ada orang yang melihat karena bisa muncul gossip yang aneh-aneh. Sebelum aku menjawab, gadis itu tiba-tiba saja memelukku. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya dan aku bisa merasa pipiku panas.
“Aku bersyukur bisa menyatakan perasaanku padamu. Meskipun pedih karena tak bisa menjadi pacar Yabu-kun ataupun melihat Yabu-kun lagi, tapi aku lega sudah mengatakannya. Karena aku sudah mengumpulkan keberanianku sehingga aku tak akan punya penyesalan di belakang.”
Kata-kata gadis itu begitu menyentuh, tak ingin ada penyesalan. Sebagai penghargaan aku balik memeluknya.
“Yabu-kun, terima kasih. Semoga sukses.” Ujarnya.
Aku menganggukkan kepala saat berkata ‘ya’.
Kemudian kami tersentak mendengar suara berisik. Kami menoleh ke arah datangnya suara itu, dan betapa terkejutnya aku melihat Hikaru di sana, dengan segera membereskan barang-barangnya.
Dan dengan gelagapan dia berkata “A-aku tak… tak… bermaksud meng-mengganggu kalian… Pe..permisi.” lalu melangkah pergi.
Yang ada di kepalaku hanyalah: dia melihat aku dan gadis ini, dan aku yakin dia tak mungkin bisa mendengar percakapan kami dan pasti mikir yang macam-macam. Tanpa pikir panjang lagi, aku berkata, “Aihara-san, maaf, aku harus segera kembali. Semoga berhasil.”
“Terima kasih Yabu-kun” kata gadis itu sambil tersenyum dan kami pun berjalan berlawanan arah.
Yang ingin ku lakukan adalah mencari Hikaru dan menjelaskan padanya serta… serta mengatakan perasaanku padanya… karena aku tak ingin ada penyesalan…
~*~
Aku mencari Hikaru di ruang ganti, namun Hikaru tak ada di sana. Ketika aku akan mencarinya di tempat lain, salah seorang staf memintaku membatunya dengan set untuk syuting kali ini. Dan aku rasa aku tak mungkin berkata ‘tidak’ dan aku berharap Hikaru ada di sana.
~*~
NEXT