★ kris/regina

Nov 14, 2012 18:16

title: untitled
pairing: kris/regina



Yifan thinks his life is like a fast-forward button-whenever he runs, time goes by so fast. Regina thinks her life is like a rewind button-she has the same routines everyday. Their world is collided when they realized they need a pause button on their life.

Yifan is a runner and a champion. He hates it when he is not running, because everything just seems so slow. He loves the euphoria and tingling sensation whenever he runs-anywhere. Akan tetapi, dia mengalami dilemma gitu-terkadang dia merasa hidupnya terlalu cepat dan ada beberapa moment-moment penting yang dia lewatin gitu. Terus, Yifan mencari cara gimana untuk bisa ngerubah hidupnya atau kalau perlu ada sesuatu yang ngeberhentiin dia setiap kali dia udah terlalu cepat menjalani hidup dia. But, unfortunately, Yifan doesn’t know the answer yet.

Meanwhile Regina, dia kayak plain banget hidupnya gitu. Semua yang dia lakukan kayak ada jadwalnya (karena dia bergantung pada jadwal), kalo misalnya gak ada jadwal, Regina jadi nggak bisa nge track time gitu and she hates it. Dia suka hidupnya teratur. Hingga suatu saat dia menyadari kalo hidupnya benar-benar plain dan dia butuh perubahan. Dia harus melakukan sesuatu yang keluar dari jalur gitu. But, unfortunately, Regina also doesn’t know the answer yet.

Until suatu hari, pas Regina lagi nyetir buat ke supermarket gitu dia nggak sengaja nabrak cowok yang lagi lari gitu. Regina panic kan. Terus, Regina bawa cowok itu ke rumah sakit dan menghubungi keluarganya. Turns out, cowok itu merupakan student exchange, keluarganya tinggal di Canada. Jadi, mau nggak mau Regina kayak harus take care itu cowok. Namanya Yifan, saat Regina minta maaf dan berkenalan gitu. Mereka berdua terus konsultasi ke dokter dan Yifan shock pas dokter bilang untuk sementara waktu Yifan nggak bisa lari dulu dan dia harus menjalankan rehabilitasi untuk pemulihan kakinya.

The weird thing is, both of them feeling happy because of the accident.

Tanpa mereka sadari, accident itu yang membuat hidup mereka lebih berubah dari biasanya.

Regina pun akhirnya kayak responsible gitu kan dengan kondisi Yifan, dia nemenin Yifan ke rehabilitasi dan etc etc. Suatu hari, Yifan confessed kalo misalnya dia seneng kakinya cedera, akhirnya ada sesuatu yang bisa bikin hidup dia gak fast forward. Regina juga gitu, dia bilang akhirnya dia bisa melakukan sesuatu yang keluar dari jadwal kita. Di suatu hari pada musim panas, Yifan ngajak Regina buat nemenin Yifan mengoleksi kembali moment-moment yang tertinggal karena hidup Yifan terlalu fast forward gitu.

Regina bingung maksudnya apa, tapi karena somehow Regina waktu itu ada perasaan ke Yifan-dia mau-mau aja.

Terus, Yifan bawa Regina ke suatu tempat gitu dan Yifan bilang ke Regina, “Please, don’t tell everyone about this. My life’s depend on you.” Regina bingung kan, dia mau nanya tapi nggak enak gitu. Akhirnya, Yifan nunjukin Regina sebuah tardis gitu kan. Yifan ngejelasin, kalo misalnya dia sejenis time traveler gitu tapi menggunakan tardis. Tardis ini kayak bikinan kakek moyangnya dan merupakan turun temurun gitu kan. Jadi, Yifan bakal kembali ke moment-moment yang dia lewatin itu dengan menggunakan tardis itu-dimulai dari Yifan terjun menjadi seorang runner.

Back to beberapa tahun yang lalu…

Yifan ngasih tau Regina, kalo peraturannya itu mereka nggak boleh terlihat sama sekali-karena ntar timeline jadi messed up dan kemungkinan besar kalo timeline udah messed up, mereka bakal kejebak di nothingness gitu. Yifan bawa kamera tua gitu buat mengabadikan moment-moment yang dia lewatkan tersebut.

Ini di saat adeknya kayak juara lomba olimpiade gitu kan. Tapi, Yifan lagi nggak di Kanada dan lagi di Seoul-terus nggak bisa balik. Diam-diam mereka attend ke acara ceremonialnya gitu, terus dari jauh si Yifan foto adeknya lagi dikasih piagam dan kalung penghargaan gitu. Regina noticed kalo misalnya Yifan kayak mau nangis gitu kan tapi ditahan-tahan. Yifan mumbled, “Too bad I can’t approach her right now,” trus dia kayak senyum sedih gitu.

Terus mereka pake tardis lagi buat mengunjungi beberapa occasion gitu kan, kayak ulang tahun sahabatnya Yifan, dan lain-lain gitu. Semakin kembali ke masa-masa lampau, si Yifan kembali sedih gitu kan. Akhirnya, Yifan menggunakan tardis itu buat ke suatu tempat bukit gitu. Regina penasaran gitu apa yang mau di abadikan sama Yifan di tempat kosong itu, terus Yifan bilang.

“This hill is my favorite place in China. Before I moved in to Canada, I spent most of the time wandering alone in here and watch the sunset,” he calmly explains Regina, “Therefore, I didn’t know how to use camera, so I couldn’t moment the time where the sun decides to claim their lose to the moon.”

Regina kayak tersentuh gitu. Terus, mereka berdua akhirnya duduk nyender di pohon gede yang sejuk gitu.

“I also promised if I ever back to this place, I will bring the person I care the most besides my family,” he whispered gitu, terus senyum softly ke Regina and lean to her trus give her a sweet vanilla kiss.

Terus pas Yifan lagi selese ngambil foto sunset gitu dan mereka ingin kembali ke tardis, tiba-tiba ada Yifan pas masih umur kecil gitu noticed ke mereka. Awalnya, Regina nggak sadar. Trus, si Yifan mengucapkan kalimat profanities many times dan nari lengan Regina gitu kan. Regina baru sadar perkataan Yifan sebelum ini semua dimulai, kalo misalnya mereka di noticed siapapun mereka akan terdampar di nothingness…

Yifan kayak meluk erat Regina gitu terus bilang, “I’m so sorry. I’m a terrible person for dragging you into my life, Regina. Fuck, I hate myself.” Mereka terdiam dalam posisi kayak itu dan belom nge set time di tardisnya gitu kan. Somehow mungkin karena kebawa emotion dan berpikir kalo mereka bakal terdampar di nothingness untuk selamanya. Yifan asks permission ke Regina dan akhirnya mereka sex di dalam tardis tersebut.

Abis mereka made a love gitu, Yifan ngasih peck ke pipi Regina dan bilang, “No matter what will happen; just remember, I cherish those times I’ve spent with you.”

Trus, Yifan mulai nge set time di tardisnya.

They can only pray for the best.

The end.

Previous post Next post
Up