Riku Lelah (part 1) [Fanfiction]

Dec 31, 2020 15:56


Hanya nge-backup cerita yang pernah dipublish di wattpad. Dan biar lj-nya ngga mati2 banget karena aku jarang buka lj sekarang.

Won't expect there someone who will read it again. But thank you if there are anyone who read it.



Brakk!!!

Terdengar suara pintu terdobrak. Dan pemuda manis bernama Yoshino Hokuto adalah dalang dibalik pendobrakan pintu tak bersalah itu.

"Woi, Jum! Lu kan yang nyolong kolor helo kiti gue? Balikin!" Seru Hokuto pada temannya(?) yang bernama Kazuma.

"Kolor apaan njir! Sudi banget gue nyolong kolor lu!" Balas Kazuma ikutan emosi.

"Gosah bohong lu! Lu dulu kan suka nyolong baju gue, jadi pasti elu yang nyolong kolor gue!" Hokuto masih ngegas, meminta balik kolor kesayangannya pada Kazuma.

Tapi Kazuma masih mengelak. Ya siapa juga yang mau dituduh nyuri kolor, padahal kan Kazuma anak baik-baik :(

"Balikin!"

"Nggak! Apaan sih, Hok?"

Dan adu bacot mereka berlangsung setengah jam, isinya ya Hokuto yang maksa Kazuma ngaku, dan Kazuma masih mengelak.

Orang yang sedari tadi mendengar, bahkan melihat pertengkaran itu langsung memijat pelipisnya. Pusing mendengar ocehan tidak berfaedah itu.

"Woi udah! Berisik tau nggak!" Dan akhirnya orang itu, Riku, menghampiri mereka dan mencoba melerai.

"Hoku-chan, nanti kubeliin kolor helo kiti lagi deh. Makanya berhenti menuduh Kazuma," ucap Riku membujuk Hokuto.

"Beneran?? Yay! Makasih Riku-saaaannn!!! Yappari Riku-san baiiiikk banget, nggak kek tuh orang," ujar Hokuto yang memuji Riku, dan menyindir Kazuma.

Kazuma yang merasa tersindir itu melayangkan tatapan tajam pada Hokuto. "Dih, centil banget," ucap Kazuma, mengejek Hokuto.

Namun Hokuto hanya menjulurkan lidahnya, balas mengejek Kazuma. Dan Riku, ia hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah kekanak-kanakan mereka.

Kenapa harus gue yang jadi pelerai sih? Zin, lu dimana woi?! dan batin Riku ingin menangisi nasibnya.

*

"Hokuuuuuu!!!! Pasti elu kan yang makan coklat cadbury gue di kulkas?! Ganti!" seru Kazuma, menuduh Hokuto.

"Ya salah siapa coklatnya gada tulisannya, ya gue makan lah," balas Hokuto dengan santai.

"Ganti pokoknya! Enak aja gue yang beli elu yang makan!" Protes Kazuma, meminta ganti rugi pada Hokuto.

"Ga mau!" Dan Hokuto menolak.

"Dih, ga bertanggung jawab banget!" Seru Kazuma.

"Biarin bwek," dan Hokuto malah menjulurkan lidahnya.

Riku, yang sangat kebetulan berada di dekat mereka lagi-lagi memijat pelipisnya. Kenapa sih setiap Riku berada di dekat Kazuma dan Hokuto, ia mendengar pertengkaran absurd mereka? Apa salah Riku hingga mendapat karma seperti ini?

"Hoku, gue tau lu nyembunyiin cadbury-nya Kazu di kamar mandi. Ambil gih, nanti gue beliin dua buat lu," ucap Riku, membujuk Hokuto.

"Gausah! Hoku nanti makan punyanya Juma aja! Salah sendiri Juma kalo punya coklat ga pernah bagi-bagi ke Hoku!" Balas Hokuto yang terdengar kek ngambek(?), keknya sih ngambek ke Kazuma.

"Sudi banget gue bagi sama elu, yang ada lu makan semua," ujar Kazuma. Dan Hokuto menatap kesal ke arah Kazuma.

Gue capek ngadepin mereka berdua ya Tuhan!!! dan lagi-lagi batin Riku menangisi nasibnya.

*

"Jum, gawat!!" Riku tiba-tiba memanggil Kazuma dengan raut wajah khawatir.

"Apaan?" tanya Kazuma malas.

"Hoku panas, Jum! Dan dari tadi dia manggil nama lu terus!" ucap Riku yang masih sangat terlihat khawatir.

Kazuma yang mendengar Hokuto panas itu langsung membelalak. Gawat!

"Riku-san, kita masih ada stok obat kan? Tolong siapkan di kamar Hoku! Biar gue buatin bubur dulu," suruh Kazuma.

Riku pun mengangguk dan segera mencari obat penurun panas untuk Hokuto. Sedangkan Kazuma pergi ke dapur untuk memasak bubur.

Selang lima belas menit, bubur Kazuma sudah siap. Ia pun segera membawanya ke kamar Hokuto.

"Kazuuuu!!! Hikkkss!!!" panggil Hokuto yang terbaring lemah di atas kasur. Kazuma membenci ini. Ia sangat membenci ketika Hokuto sakit. Ia pun melangkahkan kaki mendekati ranjang kasur Hokuto dan duduk di tepi kasur.

"Hoku, makan dulu. Sini gue suapin," ucap Kazuma dengan lembut dan penuh perhatian. Hokuto pun mulai duduk dan menyandarkan tubuhnya. Kazuma pun mulai menyuapi Hokuto.

Walaupun beberapa kali Hokuto bilang cukup, namun Kazuma tetap memaksa Hokuto memakan buburnya sampai habis.

Ini semua demi kebaikan Hokuto sendiri. Setelah bubur buatan Kazuma habis, Kazuma mulai mengambil obat penurun panas. Ia menyuruh Hokuto meminumnya.

"Istirahat ya," ucap Kazuma mengelus surai coklat Hokuto dengan lembut. Hokuto mengangguk dan mulai membaringkan diri, mencoba istirahat.

"Kazu tetep disini," pinta Hokuto sambil memegang tangan Kazuma, tidak membiarkan Kazuma pergi.

Kazuma tersenyum mendengar permintaan Hokuto. Ia pun mengangguk, menuruti kemauannya. Dan perlahan Hokuto menutup mata.

Semua hal yang telah terjadi... Tentu saja tak lepas dari penglihatan Riku. Melihat Kazuma sangat peduli pada Hokuto, meyakinkan pikirannya bahwa sebenarnya mereka berdua saling menyayangi, walaupun hampir setiap hari bertengkar.

Dan untuk pertama kalinya, Riku merasa bersyukur bisa menjadi yang pertama melihat semua ini.

Tapi lama-lama gue jadi merasa nggak dianggep gini ya, batin Riku yang masih setia mematung di pojok kamar Hokuto.

END

Jadi ya begitulah. Kalau merasa ngga asing sama ceritanya, berarti yang nulis emang sama :v

Btw i only write bl thingy, so don't judge or anything. If you don't like it, then why are you read it? Don't waste your time to judge what you didn't like.

kzhk, fanfiction, boys love

Previous post Next post
Up