Title: One Summer Of Cindy & Micky
Author: Ratri - ChibiChick
Cast: DBSG Boys, Cindy, Ryan, Sassy, etc
Genre: Romance, Comedy
Rating: GENERAL
Language: Indonesian
Warning: CRACK!Fic ♥
Scene - 5
Karena tujuan kita sekarang adalah hotel tempat YooChun dan anak-anak TVXQ lainnya menginap, gue mulai merasa agak rileks. Gue menyetir keluar dari area McDonalds sambil memutar musik dari CD player gue. Gue selalu memasang musik kalau lagi nyetir. Nggak cuma kalo lagi nyetir sih, tapi juga kalo lagi belajar, kerja, mandi, bahkan tidur.
"So, what is the hotel you’re checkin’ in?" Tanya gue sambil melongok kiri-kanan dan melaju ke jalan protokol.
YooChun nggak langsung jawab, tapi dia malah membesarkan volume CD player mobil gue. "Hey, isn’t this Korean song?" tanya dia.
Yee. Ditanya malah balik nanya.
"Yes," jawab gue. "It’s Vistee. I like the album."
YooChun tersenyum (lagi!). "Wow. I never thought Indonesian people know Korean songs like this."
"Not many people, just some people like... me," sahut gue. "Most Indonesians only know popular songs, or what they know from TV dramas. There’s a lot of Korean dramas in television."
"Aah, so that’s why they got the Hallyu wave," YooChun manggut-manggut. "But how do they know TVXQ?"
Gue melirik cowok aneh ini. "Well, there are the things we called ‘internet’ and ‘cable TV’ which played ‘music videos’, and we also have this place called ‘music store’ for more convenience knowledge about Korean music industry," sahut gue lempeng. "And so that’s how we know there’s a singing group called TVXQ."
YooChun tertawa keras dan nggak berhenti-berhenti. Tuh kan beneran aneh ni orang.
"What are you laughing about?" tanya gue mulai takut, kalau ni orang ketawa terus bisa disangka bikin gila anak orang nih gue.
"You’re so funny," kata YooChun disela-sela tawanya yang sudah mulai mereda.
"What so funny about me?" tanya gue balik.
"It’s… you." Yoochun memandang gue sambil tersenyum. "You know what, it’s weird that I just met you for, like, an hour ago, but I feel comfortable with you."
Gue melirik YooChun. Masih senyum-senyum sambil ngeliatin gue. Duh, jadi nggak konsen nyetir nih gue.
"Well, don’t be so comfortable with someone who might have a potential to become a kidnapper," ujar gue sambil mengalihkan pandangan ke jalanan.
"Hey, you haven’t told me your hotel," kata gue mengingatkan. Udah hampir sampai Thamrin nih.
"Oh," YooChun membenarkan posisi duduknya dan mulai memandang ke arah luar jendela. "Hmm, it’s The Intercontinental. MidPlaza, do you know the place?"
Gue menoleh ke arah YooChun dan mulai melotot.
"Ya elaah... itu kan tadi deket dari Senayan! Kenapa nggak bilang dari tadi, udah kelewatan dong!"
"Ha?"
Halah, salah ngomong lagi. "No, I mean, we went past through it already," kata gue. "Why didn’t you say it earlier."
"Oh," YooChun tampak agak sedikit kaget. "Mian... I mean, sorry."
Gue agak geli mendengar dia salah ngomong dalam bahasa Korea. ‘Mian’ kan artinya sori juga, ya. Gue setengah ketawa dan setengah sebel jadinya.
"That’s fine. I’ll just turn over there."
"I’m sorry I made you drive me along the place," ujar YooChun sedikit pelan.
Gue melirik cowok sebelah gue yang lucu ini (dalam arti bener-bener lucu, dan ‘lutu’ sih sebenarnya).
"No, that’s okay."
Kami terdiam selama beberapa saat. Hanya suara musik dari CD player yang masih mengalun. Lagu sudah berganti.
"Uhm," YooChun berdehem mencairkan suasana. "Since you like Korean music, who’s your favorite artist?"
"Me?" Gue agak berpikir. Hmmm, siapa ya. "I like them all, mostly. Nothing’s too special. I like the songs occasionally."
"Is that so?" Suara YooChun tampak agak kecewa. "How about TVXQ?"
Gue melirik ke arah YooChun sambil tertawa pendek. Ini orang masih usaha, ya.
"I like TVXQ," kata gue akhirnya. "Sometimes."
YooChun tertawa. "Is that sometimes is ‘many times’ or just ‘some’ times?"
Giliran gue yang ketawa mendengar pertanyaan usahanya. Kayanya kalo pertanyaan kaya gini nggak perlu dijawab deh.
"Okay, okay," kata YooChun. "How about your favorite male artist?"
Gue berpikir selama dua detik. "Tei."
YooChun mengeluarkan suara seperti memisuh, hahaha. "The second male favorite?"
"Kangta."
YooChun terbahak lagi. "Oh, geurae... All my seniors, huh." Dia menatap gue lagi. "How about favorite male group?"
Gue mendelik. "ShinHwa!"
"Aaaahhh!" YooChun berseru sampai tertawa terbahak-bahak sambil menutup wajahnya. Mau nggak mau gue ikutan ketawa, ini orang konyol banget.
"Your second favorite group?"
"Hmmm… VOS!"
"Aaaahhh!"
Huahahahahaha. Seneng banget deh ngelihat tampang berharap dan gemesnya YooChun.
"Okay, how about the third?"
Gue sampai cekikikan. "SG Wannabe."
YooChun mendelik. "Yah! Don’t you think about TVXQ?"
"Yes I do," jawab gue enteng. "TVXQ is the … fifth."
"What?"
"The fourth is Nell. And the fifth is TVXQ," jawab gue sekenanya.
YooChun tampak agak merengut. Hahahaha. Lucu banget mukanya.
"Okay," YooChun mengganti posisi duduknya. "From all TVXQ member. Whose your favorite?"
Waduh. Siapa ya. Kalo gue bilang ‘sekarang sih gue lagi suka elo’, pasti dia bakal ge-er banget.
"Start from the second favorite," ujar gue.
YooChun tampak agak protes, tapi nurut juga. "Okay. Whose your second favorite?" tanyanya setengah berharap.
"U-Know Yunho!"
YooChun kayanya mau pingsan di jok mobil gue, hehehe.
"The third one?" Dia mulai mengacungkan jarinya ke arah gue.
"Junsu."
"Aaiissh! %$^@!! I mean, the number one?" Gue terbahak mendengar bahasa dia yang mulai campur aduk.
"That’s it, I won’t tell you," jawab gue sambil meringis menang.
"What!?" YooChun mulai nggak terima. "Yah! You should tell me, that’s not fair."
Gue seneng banget dapat hiburan konyol di mobil kaya gini. Perut gue mulai sakit karena cekikikan melulu dari tadi.
"I won’t tell you now. I’ll let you know later."
"When?"
Gue mencibir ke arah YooChun. "Just later." Hihihi.
YooChun mulai memasang mimik wajah yang konyol banget, antara sebel dan gemes.
*
Memasuki jalan Sudirman, gue berbelok menuju hotel yang katanya tempat YooChun dan crew-nya menginap. Gue nyengir melihat gedung-gedung di sekitar hotel MidPlaza Intercontinental.
"Is that the hotel?" tanya gue sambil menyetir pelan-pelan.
YooChun mengamati dengan cermat gedung di sebelahnya. Ia mengangguk-angguk.
"Oh, yes that’s the hotel."
Aku manggut-manggut. "Okay then."
Setelah melewati gerbang pemeriksaan, gue menghentikan mobil di lobby hotel. Seorang petugas valet membukakan pintu mobil. Tadinya gue pikir mau parkir sendiri aja. Tapi sekalian deh. Hahaha. Gue memberikan mobil gue kepada petugas valet, dan turun menuju lobby bersama Yoochun.
Begitu kami memasuki lobby hotel, YooChun menarik tanganku menuju meja resepsionis. Tampak bebeapa orang Korea di situ. Salah satu dari mereka memandang kami, dan tampaknya mengenali YooChun.
"Ya! YooChun-a!"
YooChun memandang pria setengah baya yang memanggilnya itu, dan wajahnya langsung sumringah. "Oh! Hyung!"
Ia menarik tanganku dan setengah berlari menghampiri meja resepsionis. Aduh gue kok ditarik-tarik sih.
Setelah dekat, kumpulan orang-orang Korea itu tampaknya crew-nya YooChun. Mereka mulai ribut dalam bahasa Korea. Hueh, pusing gue. Nggak ngerti sama sekali mereka ngomong apaan. YooChun juga ikutan ngoceh dalam bahasa Korea, tapi tangan gue nggak dilepas-lepas. Diam-diam gue menarik tangan gue dan mundur sedikit.
YooChun menyadarinya dan ia menoleh ke arahku.
"Hey, this is the crew from my management," kata YooChun.
"Ooh," gue meringis doang. Ada dua lali-laki setengah baya, satu cowok yang kayanya masih berumur 20-an, dan dua cewek yang nggak bisa dibilang muda lagi, tapi bukan tante-tante juga sih.
YooChun mengatakan sesuatu kepada mereka. Gue nggak ngerti apa, tapi yang jelas dia menyebutkan nama gue. Gue cuma nangkep pas dia bilang ‘Cindy’ dan ‘Starbucks’ yang kedengerannya kaya ‘Setabakseu’. Hahahaha. YooCun menarik tangan gue dan kayanya sih dia ngenalin gue ke crew itu. Mau nggak mau gue meringis dan mengangguk.
"Hello," kata gue sambil mengangkat tangan sedikit. Eh, harusnya bukan ‘hello’, ya. Harusnya gue bilang ‘annyonghaseyo’ atau sebangsanya, kan ya? Ah biar deh.
Mereka mengangguk dan tersenyum ke arah gue dan mengucapkan "Hello", "Hi", dan ada juga yang bilang "Annyong".
YooChun menoleh ke arah gue dan tersenyum.
"I told them that you saved me when I was lost in Starbucks."
Lost? Idih. Starbucks cuma sepetak gitu kok ngakunya tersesat. Yah tapi kalo crew-nya percaya, terserah deh. Daripada dia bilang kalau diculik sama cewek sinting ke McDonalds, kan bahaya di gue.
Gue manggut-manggut. "Oh, okay then." Kalo gitu ya sudahlah. Gue pulang aja. "Uhm, so I will go then."
YooChun mengangkat alisnya. Lalu ia mengucapkan sesuatu kepada crew-nya, lalu menarik gue menjauh dari mereka. Setelah kira-kira jarak aman (artinya nggak ada yang bisa nguping), YooChun bertanya ke gue.
"Where are you going?"
"Uhmmm, I think I’ll just go home," jawab gue.
YooChun tampak berpikir. "I’m sorry I made you drive me here... Is your house far from here?"
Gue nyengir. Dia pasti kecewa kalo tahu.
"Unfortunately not." Gue tertawa sambil menunjuk jendela lobby yang transparan sehingga terlihat gedung-gedung di seberang hotel. "Do you see those red buildings in front of this hotel?" Gue menatap YooChun. "Those are apartments. I live there."
YooChun terbengong.
"Jinjja?"
Gue cekikikan sambil mengangguk. Itu tampangnya lucu banget.
"Yeap. Tower 1, 23rd floor."
Yoochun tampak kaget tapi lega. Dia mulai tertawa.
"Waahhh, thank goodness! I thought you live far away from here and I felt sorry because of me you have to drive far."
Gue nyengir. Seandainya rumah gue di Bogor sekalipun, gue rela kok nyetir jauh-jauh nganterin elo. Hahaha.
"Okay, so... Now you’re back to your crew, I’ll just go home then," ujar gue.
YooChun menatap gue. "Nnngggg, are you busy? Did I interrupt something, or..."
Gue mendelik. "I told you I had nothing to do so I kidnapped you at the Starbucks."
YooChun kayanya baru inget, jadi dia tertawa lagi.
"So I’ll go back and wandering around maybe," kata gue.
YooChun tampak berpikir. Ia menoleh ke arah crew-nya sebentar.
"Hey, listen...," YooChun berbicara pelan. "Now that I met my crew, I already explained to them what happened. And the others are still having their free time. So..."
YooChun terdiam. Gue menunggu. Dia mau ngomong apa sih?
"Do you mind if I go out with you?"
Ha?
***