(no subject)

Nov 24, 2010 16:21

 secrets;
604 words. pg.

summary Ia tidak benar-benar percaya, tentu saja. Tidak.
notes fanfic100 prompt #048 -- (black) cat

Ia, sesungguhnya, tidak mengerti. Sama sekali. Kenapa Nameless kembali berada di sampingnya, menemuinya kembali-- walaupun semua orang mengejarnya, ingin mendapat kepalanya, membunuhnya agar bisa menyimpan rahasia semua orang yang ia ketahui dengan mudah. Dan Naoki tidak pernah menyangka orang pertama yang Nameless temui, adalah dirinya. Bukan kakaknya. Bukan siapapun. Bukan-- bukan Chance.

Mata ungu itu seakan bersinar di dalam kegelapan, walaupun wajahnya tertutup tudung berwarna putih dengan garis hijau di ujungnya. Matanya terus tertuju kepada Nameless yang yang menyenandungkan lagu aneh yang tidak ia kenali. Ini tidak seperti Nameless. Lelaki itu selalu tanpa ekspresi, dan bisa mengetahui masa depan sekaligus masa lalu seseorang dengan hanya menyentuhnya. Bakat asli dan orisinil, tidak seperti Naoki.

Naoki menghela nafasnya, mata ungunya memandang ke salah satu etalase toko. Toko itu adalah toko binatang peliharaan, dan ia bisa melihat satu kucing hitam tertidur. Dan tiba-tiba ia seperti di siram air dingin, membuatnya tersadar begitu saja. Matanya memandang ke arah Nameless kembali, langkah kakinya berhenti, dan ia bisa mendengar langkah kaki 'sahabat'nya itu berhenti pula.

"...ada apa, Naoki-- hee, Kizaki?"

...dan Kizaki hanya menatap Nameless dengan pandangan yang tidak bisa terbaca. Seakan sebuah remote telah di tekan-- sebuah remote telah membuat semua dari mereka berhenti; tanda pause yang berguna. Tapi mereka tentu masih bernafas, terbukti dari dada keduanya yang naik turun, dan asap putih yang keluar dari mulut Naoki yang terbuka.

"Tunggu, apa kau benar-benar Nameless?" Naoki mengangkat tangannya untuk menyingkirkan tudung jubahnya yang menurutnya menghalangi pandangan, sebelum melirik ke sana kemari untuk memastikan tidak ada orang yang mendengarkan mereka. Jika ada pun ia hanya punya satu pilihan baik dan satu pilihan buruk; a) pergi secepatnya... ini pilihan buruk, tentu, dan b) membuat 'tuli' siapapun di sekitar mereka.

Namun pilihan kedua sama sekali berbahaya-- dan ini tentu membuat kedua pilihan sama-sama mematikan. Jika Nameless yang ini benar-benar bukan orang yang telah menjadi sahabatnya sejak lama, maka jikalau nanti ia berteriak, tidak akan ada yang mendengarnya sampai nyawanya sudah tercabut dari tubuhnya. Mantra 'tuli' itu sudah mengefek ke berbagai orang, dan membayangkannya, Naoki hanya bisa bergidik, ngeri.

Nameless terlihat bingung. Ia mengangkat alis kanannya, "Maksudmu-- tentu aku sudah berubah, Naoki. Tidak ada ekspresi itu sangat 'kemarin', FYI." Pemuda itu masih menyunggingkan senyum yang rasanya ingin Naoki buang ke tempat sampah. Ia lebih suka Nameless yang dulu. Yang bahkan hanya tersenyum kecil menghadapi lelucon lucu yang di lontarkan oleh salah satu penyihir.

Naoki menutup matanya.

"Buktikan-- buktikan kalau kau adalah Nameless, hanya Nameless yang tahu rahasiaku." walaupun dengan palu Mjolnir yang muncul di genggaman pria itu, sungguh pemilik pedang kusanagi ini tidak yakin, sama sekali. Karena ia baru ingat, ia mendengarnya kemarin dan baru menyadarinya-- kalau seorang penyihir telah menemukan metode baru, mengambil 'senjata' dari 'pemilik'nya.

Nameless menyunggingkan senyum-- tidak, bukan senyum cerianya seperti beberapa detik yang lalu, lebih ke arah seringai. Pemuda berambut cokelat itu maju ke depan. Kenapa hanya Nameless yang tahu rahasia Naoki? Bahkan Aki sendiri tidak tahu-- ini semua karena sentuhan tangan mereka, yang membuat Nameless 'membaca' buku memori milik Naoki.

Dan-- ppoff, secara tiba-tiba, tempat di mana seorang lelaki berdiri kini sudah berubah. Berubah, menjadi seekor kucing, kucing hitam dengan mata hijau yang jernih. Naoki terpana, mengingat masa lalunya. Tentu. Hanya Nameless yang tahu ini. Hanya dia, dan tidak yang lain.

"Oke... kali ini aku percaya." Naoki memandang ke arah lain, mengingat rahasianya-- ia dulu pernah jatuh cinta pada seekor kucing hitam dengan mata berwarna hijau. Kucing itu, tentu saja, adalah Penyihir, sayangnya ia terbunuh pada wujud kucingnya. Jasadnya tidak di temukan.

Dan Nameless tidak merubah wujudnya. Ia melompat ke arah Naoki, dan menjilat telinga lelaki itu.

"HEEE?! Menyingkir, Nameless!"

Teriakan histerisnya tidak terdengar orang lain, untungnya.
Previous post Next post
Up