Pair : AmuReia= Haniuda Amu/Nakamura Reia, Jinguji Yuta/Iwahashi Genki, Morita Myuto/Abe Aran, Team Ra 2015
_Aku datang kepada rembulan dan dia mengingatkanku pada matahari. Aku mendatangi matahari dan aku mati terbakar. Seperti cintamu, aku tidak bisa menghindar lagi. Aku tetap mengingatmu ketika aku menghindar, dan akan mati jika melupakanmu_
Entah itu kegilaan atau sekedar fantasinya semata. Yang Amu tau, Reia sedang dengan wajah cerah cemerlang tertawa lepas bersama team Ra. Sepertinya mereka mulai merambah dunia nyata juga dan itu membuat Amu bisa membuat kaligrafi kanji 'cemburu' di wajahnya.
Kerap kali anggota team Ra yang lain membuat dadanya panas, kepalanya mendidih. Mungkin otaknya sudah menjadi sup jika Jinguji tidak mengipasinya. Sialnya, Jinguji mengipasinya dengan kaos Hagiya yang mungkin udah nggak dicuci sepanjang gamushara summer ini dimulai.
Tidak peduli apakah sekedar saling pertatapan, high touch, atau apa pun namanya fanservice itu, Amu tidak menyukainya. Apalagi jika kauan atau Yugo atau Hokuto atau Shin mulai menyentuh Reia-nya. Ingat dan catat baik-baik, Reianya! Reianya tuan muda Amu. Reianya Amu.
Reia adalah miliknya.
Iblis mana pun tida akan diizinkannya menyentuh Reia apalagi mengambilnya. Demi panah cupid, Amu akan mematahkan semua anak panah bayi telanjang itu jika berani menancapkan anak panah lain ke hati Reia. Hanya boleh ada dirinya seorang dalam hati Reia.
Menyebalkan! Menyebalkan!
Amu tidak akan bisa mengusir mereka atau menarik Reia menjauh dari anggota team Ra selama acara. bahkan saat break, Amu tetap tidak bisa mendekat dalam radius tertentu. Ya Tuhan, ini seperti Amu adalah nyamuk pembawa virus atau sejenis bakteri berbahaya saja.
Suara jari yang bergerak cepat membuat Amu menoleh ke samping. Di kanannya, Jinguji sedang sibuk saling lempar senyum dengan Genki. Mungkin mereka sedang bermain 'siapa yang paling banyak sneyum hari ini'. Sementara di kirinya, anggota team Ha juga sedang asyik dengan kesibukannya masing-masing.
Yasui yang tertua di antara mereka, sedang berbicara dengan Hagiya. Padahal ada Aran-Amu-Jinguji di antara mereka tapi sepertinya mereka menganggap ketiganya makhluk gaib yang nggak kelihatan dan nggak perlu diketahui.
Aran nampak tersipu beberapa kali, bahkan terkadang menutup wajahnay dengan tangan atau tersenyum sendiri. Amu akhirnya mengerti ketika Amu terus-terusan memandang ke seberang.
Nah ternyata ada Myuto yang sedang menatapnya sambil menggoyang-goyangkan kursi di seberang sana. Keduanya sama-sama memegang iphone, bertukar pesan, dan memerah sendiri.
"Apakah kalain sengaja membuatku nampak paling mengenaskan di sini?" Tanya Amu, tak jelas pada siapa. tapi Aran dan Jinguji yang mengapitnya segera menoleh.
"Sttttt~ mengganggu saja!" Protes Aran, lalu kembali membalas pesan Myuto. Padahal itu hanya 'kamu cute~', 'manisnya~', atau yang sejenisnya.
"Nggak bisa ya kalain prihatin sedikit? Nggak lihat ada yang lagi galau di sini?" Tanya AMu frustasi, lalu mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan.
Malang, Hagiya dan Yasui justru menjitaknya bersamaan.
"Sttt~! Janagn berisik!" Omel Yasui.
Amu hanya bisa mengelus kepalanya sambil memperhatikan Reia yang dirangkul Kauan.
Kenapa sih setengah bule satu itu? Biasanay dengan yang lain ogah, kok dengan Reia nempel mulu!
Amu kesaaal!!!!
***
"Eh? Emang harus gitu?" Tanya Amu dengan tampang syok.
Jinguji mengangguk mantap.
"tentu saja kamu harus memberi tanda bahwa Reia adalah milikmu, sekaligus memberi peringatan bahwa Reia terlarang untuk didekati!" Jawab Jinguji yakin.
Sekarang giliran Amu yang mengangguk-angguk. Memang sih, hubungan Jinguji dengan Genki mulus semulus paha Reia setelah Jinguji dan Genki menunjukkan kemesraan nggak peduli tempat. Mungkin Amu juga harus menunjukkan di suatu tempat yang mana orang lain bisa mengetahui bahwa Reia adalah miliknya.
"Kira-kira, apa yang cukup bagus ya?" Tanya Amu.
Jinguji yang tau sedang dimintai pendapat segera membisikkan sesuatu kepada Amu.
***
Reia datang dengan muka cemberut. Pelatihan neraka double dutch sudah selesai tapi rasanay lebih capek daripada ketika masih harus mengulang-ngulang latihan plus dimarahin Hokuto plus dimarahin pelatih plus ngerjain pr dan plus plus yang lain.
Shin yang melihat Reia datang dengan wajah seperti peri jahat yang cantik segera memberi tanda pada Hokuto untuk memperhatikan Reia. Yugo yang duduk berhadapan dengan Hokuto ikut menoleh, memperhatikan Reia yang duduk di pojokan.
Mereka nggak latihan, cuma bikin acara perpisahan kecil-kecilan dnegan pelatih mereka. Atau tepatnya, menurut Kauan, perpisahan dengan penderitaan. Plus berpisah dengan omelan Shin yang bawaannya nyerocos melulu ala emak-emak.
"Yo! Akhirnya hari ini tiba juga!" Kauan yang datang terakhir langsung bersorak dan baru berhenti setelah sadar suasana di sekitarnya hening, dan matanya menemukan Reia hime, sang princess team Ra sedang mojok dengan wajah kesal, mata melotot, dan mengomel tidak jelas tanpa suara.
Pesta dimulai begitu pelatih mereka datang.
Cukup meriah, bahkan banyak makanan yang nggak mereka pesan datang dengan ajaibnya. Shin sama sekali nggak nanya darimana semua makanan mewah itu datang, pokoknya dia menganggap semuanya Yugo yang bayar. Kan Yugo yang paling tua d antara mereka, sekaligus yang tertua tapi paling junior di SixTONES.
Sampai kemudian Amu dengan pede-nya datang, dengan segebok bunga yang pastinya nggak hasil metik dari kebun tetangga.
"Siapa nih?" Tanya Hokuto setelah loadingnya -yang beberapa langkah lebih lambat dari yang lain- selesai.
Reia meletakkan sebelah tangannya di kening, dan menggigit jari telunjuk tangannya yang lain. Rupanya Amu serius ingin menunjukkan apad team Ra bahwa meskipun Reia dipindah ke team Ra, tapi cintanya nggak pindah kemana-mana.
Dan team Ra yang lain hanya ternganga saat Amu dengan detailnya bercerita bagaimana hubungannya dengan Reia bisa terjalin, dan bagaimana Amu bisa membawa Reia jalan-jalan kemana aja, belanja apa aja, makan apa aja. Termasuk jumlah angka nol di makanan yang barusan mereka makan.
Tamat_