Our Worried

Oct 21, 2016 10:02

Title: Our Worried
Cast: Hey! Say! JUMP
Pairing:  YutoYama
Genre: Friendship
Rating: PG

Salah satu boyband dibawah naungan Johnnys Entertainment ini sedang menggelar konser di Hiroshima. Hey! Say! JUMP. Itulah nama boyband dengan jumlah anggota sebanyak 9 orang. Konser kali ini pun selesai dengan sukses, walaupun salah satu member harus mengorbankan dirinya untuk menahan sakit yang sedang dialami nya.

Yamada Ryosuke, ace dari Hey! Say! JUMP yang terkenal dengan kerja kerasnya. Selama konser pun ia sedang berusaha keras menahan sakit dibagian pinggangnya. Sebenarnya ia sudah merasakan ganjal dibagian pinggangnya saat sedang konser di Hokaido, namun ia tetap menahan nya dan tidak membiarkan satu member pun untuk khawatir padanya. Tetapi saat ini ia sudah mencapai batasnya, ia sudah tidak bisa menahan sakit nya lagi.

‘Itaii...’ keluh Ryosuke dalam hati ketika diatas panggung. Tetapi ia bertekad untuk mensukseskan konser nya itu.

Semua member menyadari ada yang aneh dari Ryosuke. Gerakan dance nya yang tidak sinkron adalah hal yang sangat jarang dilakukan olehnya. Juga, ketika di backstage Ryosuke hanya berdiri, sedangkan hampir semua member duduk di sofa ataupun kursi yang telah disediakan khusus mereka.

“Ryosuke, daijoubu?” tanya Yabu ketika sedang memperhatikan nya. Ryosuke hanya tersenyum simpul, berusaha menyembunyikan sakit nya yang naas nya semakin parah dari waktu lalu.

Walaupun mereka semua tau bahwa Ryosuke hanya tidak ingin membuatnya khawatir. Dan benar saja, sekembali nya mereka ke atas panggung, Ryosuke tetap mengeluarkan senyum manis nya yang akan membuat fans nya berteriak kencang.

Saat ingin kembali ke backstage setelah menyanyikan beberapa lagu, ia dan semua member terlihat berjalan kearah anak tangga yang tak terlalu tinggi, namun cukup sulit untuk dirinya yang sedang mengalami sakit di bagian pinggangnya.

‘Kau pasti bisa, Ryo’ ujarnya dalam hati

Dan seketika ia merasa ada yang memegang kedua bahu nya dari arah belakang, memberi isyarat ingin menuntun nya untuk menuruni anak tangga itu. Ryosuke menoleh dan terlihat terkejut ketika mendapati seorang Nakajima Yuto -rival sekaligus teman-tapi-mesra nya, masih berdiri dibelakangnya dan berinisiatif untuk menuntun nya menuruni tangga.

Ryosuke terlihat menatap Yuto dalam, mengirimkan sinyal tanda terimakasihnya secara tersirat lewat sorot matanya, berharap Yuto mengerti. Tanpa harus ia berharap pun Yuto akan mengetahui itu. Yuto tersenyum penuh arti menangkap sinyal yang diberikan nya, dan berkata ‘daijoubu’ tanpa suara.

“Pelan-pelan saja, aku akan menolong mu” katanya ketika mic nya sudah dalam keadaan off. Tangan kanan Yuto terlihat bergerak mengarah ke lengan kanan Ryosuke, sedangkan tangan kirinya merangkul bahu kiri nya Ryosuke.

Ryosuke senang memiliki hubungan seperti itu dengan Yuto. Entah bagaimana, tapi Yuto yang akan selalu menjadi penolong nya.

Iatau bahwa member lain sebenarnya ingin menolong nya juga. Dan ia pun sangat tau bahwa member lain akan kalah cepat dengan Yuto jika mengenai ia yang sedang terlibat kesulitan.

Para member tau akan kekuatan ikatan batin antara Ryosuke dengan Yuto. Mereka berdua bukan hanya sekedar teman dan juga sahabat. Entah harus dijuluki apa hubungan mereka berdua, karena begitu kuatnya insting yang mereka punya.

***

Seusai konser, Ryosuke dibawa ke salah satu rumah sakit di Hiroshima. Sakit yang ia rasakan sudah benar-benar tidak bisa ditahan nya lagi. Untuk berjalan pun ia membutuhkan dua orang untuk membantunya.

Sayangnya seusai konser para member harus meninggalkan nya sendiri dirumah sakit, karena masing-masing dari mereka sudah memiliki jadwal dan kesibukan nya sendiri.

“Mou.. staff-san, ijinkan aku disini menemani Yama” pinta Yuto yang kesekian kali nya kepada staff yang tadi membantu Ryosuke berjalan.

“Yuto, biarkan Ryosuke disini. Kita percayakan pada staff-san. Kita semua juga ingin menjaga Ryosuke bersama-sama, tapi kita tidak bisa meninggalkan pekerjaan ini” ujar Yabu, member tertua di grup mereka

“Benar Yutti apa yang dikatakan Kouta” Chinen menimpali. “Lagian Ryosuke tidak akan suka jika kau meninggalkan pekerjaan mu hanya demi dirinya. Kau tau itu kan”

“Demo...” Yuto masih bersikeras agar diperbolehkan menjaga Ryosuke

“Nakajima-kun.. mengertilah. Kau tak perlu khawatir. Keluarga Yamada-kun sedang dalam perjalanan menuju sini. Nanti akan dikabarkan mengenai kondisi Yamada-kun selanjutnya” ucap sang staff

Yuto hanya bisa mengeluh pasrah, mengeluarkan nafas dengan berat. Akhirnya ia mau tak mau tetap kembali ke Tokyo untuk kembali melanjutkan pekerjaan nya yang lain.

Sesampai nya mereka di bandara, mereka langsung menuju salah satu hotel yang sudah dipesan oleh salah satu staff.

Sebelum mereka ke kamar masing-masing, Yabu mengajaknya berkumpul sebentar untuk membicarakan tentang Ryosuke.

“Ne, kita masih punya 5 hari untuk konser selanjutnya. Dan Ryosuke akan tetap di Hiroshima untuk masa pemulihan” ujar Yabu sambil menatap wajah member satu persatu. “Hari rabu pagi, kita akan ke Hiroshima untuk menjenguk Ryosuke dan membawanya pulang bersama kita jika sudah diperbolehkan. Mengerti?” para member mengangguk setuju dengan ide yang diutarakan oleh Yabu.

***

Sekembali nya Yuto dari pekerjaan nya, ia langsung mengemas beberapa pakaian nya untuk ia bawa ke Hiroshima. Ia tidak bisa menahan dirinya sendiri untuk menunggu hari rabu agar bisa bertemu Ryosuke.

Ia pun langsung menuju bandara dan menunggu pesawatnya tiba. Karena ia belum memberitahu satupun member, akhirnya ia sempatkan untuk mengirim pesan di grupnya.

Aku akan ke Hiroshima sekarang. Jangan lupa untuk menyusul esok hari.

Setelah itu, ia mengirim pesan juga kepada Ryosuke

Yama, bagaimana keadaan mu? Sudah baikan? Aku akan menemani mu mulai hari ini *peace*

Ryosuke yang sedang mengecek handphone nya langsung membuka pesan dari Yuto.

“Gzz aitsu wa...” rutuknya pelan ketika sudah membaca pesan yang baru ia dapat

Ryosuke pun langsung membalas pesan dari Yuto saat itu juga

Daijoubu. Kau tak perlu khawatir. Kalian hati-hati dijalan ne

Kalian? Ah, Ryosuke mengira jika Yuto akan menjenguknya bersama yang lain. Ia tidak begitu peduli dengan pesan Yuto, karena memang hanya dia yang akan mengirim pesan walaupun Yuto akan pergi dengan member lain.

Kau tak perlu khawatir. Yuto sedikit tertawa ketika membaca pesan dari Ryosuke. Bisa-bisa nya ia masih berkata seperti itu, jelas-jelas semua nya sedang mengkhawatirkan nya saat ini.

***

“Konbanwa..” ucap Yuto ketika membuka pintu kamar Ryosuke. Seketika Ryosuke menolehkan kepala nya kearah pintu.

“Oh, Yutti” sapa nya dengan seulas senyum, “Eh? Mana yang lain? Kau datang bersama mereka kan?” tanya nya heran karena ia memang mengira Yuto pasti datang dengan member yang lain

Yuto berjalan kearah tempat tidur Ryosuke dan mulai mendudukan dirinya dikursi tepat disamping Ryosuke. “Siapa yang bilang aku akan pergi dengan yang lain hari ini?”

“Eh...? Jadi, kau sendiri?” tanya Ryosuke masih tidak percaya

“Iyaa. Mereka akan menyusul esok hari. Kalau tak percaya, lihat saja pesan ku di grup” katanya sambil tersenyum -namun senyum itu tak bisa didefinisikan.

Melihat Ryosuke yang ingin mengambil handphone nya di meja, Yuto pun langsung berinisiatif memperlihatkan pesan nya melalui handphone miliknya

“Masih tak percaya?” tanya Yuto sedikit menggoda. Ryosuke hanya terdiam setelah itu. “Bagaimana pinggang mu?”

“Hmm...” Ryosuke tampak berfikir untuk menjawabnya, bibirnya terlihat sedikit mengerecut membuat Yuto gemas melihatnya. “Maa, karena kau disini jadi aku sudah sembuh” jawabnya sambil menatap Yuto dengan senyum menggoda nya.

Tanpa mempedulikan Ryosuke pun Yuto sudah mencubit kedua pipinya dengan kencang. Ia sungguh gemas dengan teman-tapi-mesra nya itu.

“Itai itai! Baka Yuto”

Yuto hanya tertawa kencang karena berhasil mencubit pipi chubby nya Ryosuke, sedangkan yang dicubit memasang wajah cemberut dan kesal, tangan nya pun masih terlihat mengusap-usap kedua pipi nya karena merasa kesakitan.

“Kau kesini ingin menemani ku atau menambahi sakit ku, huh?!” tanya Ryosuke sewot

Namun, hanya tawa Yuto yang masih terdengar. Setelah meredakan tawa nya, Yuto meminta maaf -walaupun masih ada sedikit tawa yang keluar dari mulutnya. “Gomen gomen..”

Keheningan pun sempat menyelimuti mereka berdua. Namun, karena Yuto tidak tahan dengan keheningan diantara ia dengan Ryosuke, akhirnya ia membuka suaranya.

“Yama..” panggil nya

“Hm?”

“Mau bermain?”

“Bermain?” tanya nya tak yakin. Tentu saja ia tak  yakin, karena bagaimana bisa mereka bermain ditempat umum seperti ini. Kalian paham kan maksudnya?

“Ya, bermain..” jawab Yuto tanpa ragu

“Kau.. ingin bermain disini?”

“Kenapa tidak? Kita perlu hiburan, kan, agar tidak bosan?”

Yuto masih belum menangkap maksud bermain yang Ryosuke maksudkan.

“Mou.. Yuto. Kau sama sekali tidak mempedulikan sakit pinggang ku ini~” katanya dengan cemberut

“Eh?”

“Kau mengajak ku melakukan itu, kan?” tanyanya tanpa malu dan ragu sekalipun. Namun, tiba-tiba saja Yuto tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Ryosuke, ia hanya melihat kearah Yuto yang sedang tertawa dengan tatapan kesal namun bingung. “Nani?”

Yuto berusaha keras untuk meredakan tawa nya untuk menjawab pertanyaan Ryosuke. Ia hanya berpikir bagaimana bisa Ryosuke memikirkan kata bermain dengan melakukan itu. Yah, walaupun memang ia sering menggoda nya dengan kata-kata bermain untuk melakukan hal itu dengan nya.

“Truth or dare?” tanya nya langsung memulai permainan tanpa meminta persetujuan dari Ryosuke terlebih dahulu.

“He?”

“Jawab saja” kata Yuto mengulas sebuah senyuman.

Ryosuke langsung berpikir apa yang akan ia pilih. ‘Kalau aku pilih dare, nanti ia menyuruh ku yang aneh-aneh. Tapi..’ matanya terlihat melirik kearah Yuto sambil menerka apa yang akan diajukan Yuto jika ia memilih salah satunya. ‘Tapi.. jika aku memilih truth, pasti dia akan menanyakan salah satu rahasia ku, atau bisa jadi menanyakan perasaan ku padanya..’

Namun, bukan nya menjawab ia malah berkomentar

“Aku tidak ingin, ah. Dan juga, tidak ada seru nya jika kita hanya bermain berdua” tolaknya sebagai alasan untuk menghindar -walaupun alasan itu percuma, karena ia akan kalah dengan kemauan Yuto.

“Kau ingin main bersama yang lain? Boleh saja, kalau memang kau ingin menjawab atau melakukan itu semua didepan mereka” jawabnya menantang dengan mengeluarkan smirk nya. Yuto tau pasti teman-tapi-mesra nya itu tidak berani melawan nya lagi jika sudah ditantang seperti itu. “Jadi, apa yang kau pilih?”

Ryosuke seketika lupa dengan pemikiran sebelumnya. Ia hanya berpikir mungkin lebih baik jika rahasia nya terbongkar, toh hanya Yuto yang akan tau. Dan ia pun menjawab...

“Truth” jawabnya singkat

Yuto hanya menaikkan kedua alisnya tanpa arti. Ia pun tau pertanyaan apa yang bagus untuk Ryosuke. “Jawab dengan jujur. Apa yang kau pikirkan tadi ketika aku mengajak mu bermain? Dan kenapa pikiran itu muncul dibenak mu?” tanya nya, walaupun ia sudah tau jawaban nya, namun ia ingin menggoda teman-tapi-mesra nya itu.

Seketika Ryosuke blushing, tidak menyangka Yuto akan bertanya tentang itu. ­­­­­

“Mou~, kau sudah tau jawaban nya¸ deshou?” jawabnya malu sekaligus merutuk

“Jawab saja”

Ryosuke masih enggan untuk menjawabnya. Bagaimana tidak? Itu sangat memalukan baginya. Memikirkan hal itu, padahal tak ada tanda-tanda atau sinyal yang menjurus kesana dari Yuto.

Yuto yang melihat ekspresi Ryosuke yang enggan menjawab seperti itu menampilkan senyum-geli nya. Sukses membuat Ryosuke malu didepan dirinya.

“Hayaku.. kau tidak ingin bergantian dengan ku? Tidak ingin memberi truth atau dare kepada ku?” goda Yuto

Ryosuke hanya melihat sebal, namun ia tak bisa berbuat banyak.

“Wakatta” ia terlihat memberi jeda untuk menyusun kalimatnya. “Aku tadi berpikir kau akan mengajak ku melakukan itu disini..” tampak ragu Ryosuke ketika mengucapkan maksud dari itu.

“Itu apa? Aku tidak tau” ujar Yuto sengaja

Ryosuke sungguh ragu ingin mengucapkan nya, ekspresi yang ia berikan pun bisa terbaca oleh Yuto. “S-sex...”

“Lalu?” tanya nya lagi dengan senyum kemenangan yang terulas dibibir nya

“Karena... kau terlalu sering menggoda ku untuk melakukan hal itu dengan menggunakan kata ‘bermain’” lanjutnya sewot, “jadi... yaa...” namun terdengar menggantung di akhir, ia tak berniat untuk melanjutkan nya.

“Jadi kau menyalahkan ku?” tanya Yuto

“Y-ya.. tidak juga”

Yuto hanya tersenyum dengan jawaban Ryosuke dan menyuruhnya bergantian.

“Truth atau dare?” tanya Ryosuke

Tanpa pikir panjang Yuto menjawab “Dare”. Ia tidak terlalu khawatir dengan apa yang akan diajukan oleh Ryosuke, semua pun akan dilakukan untuknya.

“Sini” suruhnya kepada Yuto sambil menepukkan tangan nya dikasur agar Yuto duduk ditempat tidurnya. Yuto pun mengikuti apa yang dikatakan Ryosuke. Lalu, Ryosuke menunjuk bibirnya sendiri memberi isyarat untukdare nya Yuto. “1 menit”

Yuto yang mengetahui itu antara senang dan kesal, senang karena diberi dare mencium Ryosuke, dan kesal karena waktu yang diberikan sangat singkat.

“Kenapa hanya sebentar?”

Ryosuke hanya tersenyum. “Kau ingin yang lama? Lalu tiba-tiba ada yang datang kesini dan melihatmu sedang mencium ku seperti itu?” goda nya “Aku tak masalah. Toh, bukan aku yang melakukan nya” lanjutnya lagi

Tanpa memberi jawaban apa pun, Yuto langsung menghilangkan jarak diantara mereka. Mengincar sesuatu yang lembut dari Ryosuke, yang sudah pasti itu bibir pink miliknya. Ciuman yang diberikan Yuto sangat lembut. Namun, tak lama Ryosuke mendorong tubuh tinggi Yuto yang sudah sedikit menindihnya.

“Mana handphone mu?” tanya nya, sedangkan yang ditanya hanya mengeluarkan ekspresi bingung. “Cepat keluarkan”. Yuto pun memberikan handphone nya kepada Ryosuke yang langsung mengatur waktu satu menit di stopwatch. “Dengan begini, kau tidak akan lebih dari satu menit” senyum evil nya yang menampilkan kau-tak-bisa-berbuat-lebih.

Yuto pun langsung memulai dare nya kembali karena tak ingin membuang kesempatan dan waktu yang telah dibatasi oleh Ryosuke. Ia menghilangkan jarak dan langsung mendaratkan bibirnya di bibir Ryosuke yang lembut. Awalnya ciuman yang diberikan oleh Yuto masih lembut, namun tak lama ciuman itu berubah sedikit lebih panas dan memaksa. Ia mulai menggigit bibir bawah Ryosuke untuk menginvasi seluruh rongga mulutnya dan bermain dengan lidah milik Ryosuke.

Tak ingin kalah, Ryosuke ikut membalas ciuman panas Yuto. Sebenarnya ia sengaja memberi dare seperti itu, karena ia sudah rindu dengan sentuhan dan ciuman yang diberikan oleh Yuto. Dan sebenarnya ia ingin lebih lama dari waktu yang telah ia berikan, namun ia harus menahan nya karena bagaimana pun juga tempat nya tidak mendukung untuk melakukan itu, walaupun hanya sebuah ciuman.

Yuto masih terlihat mencium bibir Ryosuke, terkadang memasukkan lidah nya dirongga mulut milik Ryosuke. Namun, karena merasa waktu nya akan habis, Yuto mulai memberikan ciuman-ciuman lembut dibibir Ryosuke. Ia ingin merasakan kelembutan bibir Ryosuke lebih lama, mengingat tekstur bibirnya untuk beberapa hari jikalau ia tidak punya waktu untuk menyentuhnya di waktu yang dekat.

Benar saja, tak lama bunyi ‘beep beep’ terdengar dari stopwatch handphone nya Yuto. Perlahan pun ia memisahkan bibirnya dari bibir Ryosuke, lalu menatap dalam kedua hitam-kecoklatan manik mata Ryosuke, memberikan seulas senyuman dan mencuri satu ciuman singkat dari bibir Ryosuke untuk terakhir kalinya.

“Bagaimana?” tanya Ryosuke

“Masih kurang”

Mereka berdua tertawa sambil saling menatap wajah masing-masing, memberikan isyarat-isyarat yang hanya akan dimengerti oleh mereka.

Sepasang teman-tapi-mesra ini tetap melanjutkan permainan truth or dare nya dengan seru, hingga tak terasa jam sudah menunjukkan waktu untuk pasien tidur. Ryosuke sudah terbaring dengan selimut yang menutupi hampir seluruh dirinya, hanya menyisakan kepala hingga lehernya.

“Kau menginap di hotel?” tanya Ryosuke sebelum memejamkan matanya

“Tidak. Aku akan disini”

“Kau bisa tidur di sofa itu jika sudah mengantuk” tunjuk nya kearah samping kiri yang memang terdapat sebuah sofa disana.

“Aku tidak akan tidur. Aku ingin menjaga mu” Ryosuke tersenyum mendengar kata-kata manis dari Yuto. Ia yakin didalam tidurnya akan memimpikan sesuatu yang indah.

“Jaa, oyasumi”

“Oyasumi”

Ryosuke mulai memejamkan mata nya dan mulai pergi ke alam mimpi indahnya. Sedangkan Yuto masih terbangun, sesuai perkataan nya, ia tidak akan tidur untuk menjaga Ryosuke.

Namun, setelah menjaga Ryosuke beberapa jam hingga tengah malam, Yuto pun perlahan-lahan mulai merasakan berat dimatanya. Karena sudah tak bisa ditahan, ia pun tertidur disamping tempat tidur Ryosuke, dengan posisi tangan kanan nya melingkari tubuh chibi Ryosuke dan tangan kiri nya ia gunakan sebagai sanggahan kepala nya.

Tak lama, Ryosuke terbangun karena merasakan sesuatu yang melingkar ditubuhnya. Ia meraba sesuatu itu, dan tersadar bahwa itu adalah tangan Yuto. Ia menoleh kesamping dan tersenyum melihat Yuto, yang ternyata sudah tertidur. Lalu dengan otomatis tangannya bergerak keatas kepala Yuto, mengelus-elus rambut hitam nya dengan penuh perasaan, lalu meninggalkan tangan nya dibelakang leher Yuto, seakan memeluknya secara tidak langsung.

“I love you”

***

Salah satu lorong yang ada dirumah sakit Hiroshima tampak sedikit ramai oleh perbincangan dan langkah kaki 7 orang yang sedang berjalan menuju salah satu kamar.

Sedangkan 2 orang yang sedang bersenda-gurau didalam kamar itu tampak memelankan suara nya ketika mendengar suara-suara ramai dari luar kamarnya, seperti mengenal suara orang-orang itu. Dan benar saja, tak lama pintu kamar itu terbuka, menampilkan 7 orang dengan membentuk barisan kebelakang.

“Oii Yamada!” sapa Hikaru ketika memasuki kamar Ryosuke

“Yo!” sapa Yuya menimpali

Seketika kamar pasien itu ramai oleh sapaan dari para member. Ryosuke yang melihat itu tersenyum, senyum tanda terimakasihnya karena sudah datang jauh-jauh hanya untuk menjenguknya.

Yuto, yang sedang menyuapi Ryosuke pun menghentikan aktivitas nya sejenak untuk menyambut para member yang baru datang.

“Wah, sepertinya kita mengganggu waktu mereka berdua” celetuk Hikaru ketika menyadari Yuto yang sedang memegang satu buah mangkuk dengan bubur didalamnya.

“Yasudah, kita diluar saja yuk” balas Yabu menyetujui ucapan Hikaru

Beberapa member sudah ingin membalikkan tubuhnya dan beranjak meninggalkan kamar itu lagi, sebelum Ryosuke membuka suaranya.

“Oi oi oi” katanya sambil tertawa karena ucapan Hikaru dan Yabu tadi. “Tidak seperti itu”

Semua member pun tertawa karena jawaban Ryosuke yang terlihat malu-malu. Yuto pun hanya tersenyum menanggapi perkataan mereka.

“Bagaimana pinggang mu?” tanya Yabu

“Yuto, kau jaga dia dengan benar tidak?” timpal Hikaru menggoda

(A/N: Maapkan saya yang cinta banget YabuHika kalo lagi ngeledekin YutoYama XD)

Usai mendengar pertanyaan Hikaru, Ryosuke dan Yuto spontan bertatap-tatapan tanpa maksud dan menampilkan senyum-geli nya.

“Pinggang ku sudah baikan. Dokter sudah memberi obat untuk meredakan sakit pinggang ku ini. Kalian tak perlu khawatir” jawabnya sambil tersenyum

“Yamada, kau jangan memaksakan dirimu seperti itu. Kalau kau merasa sakit atau sudah tidak kuat, kau hanya perlu berbicara pada kita, pasti akan kita bantu” ujar Inoo

“Betul tuh kata Inoo-chan” sahut Daiki

“Chan.. aku tak menyangka kau bisa berkata seperti itu” ucap Ryosuke polos sambil tertawa

“OII” semua member pun tertawa karena perbincangan Ryosuke dengan Inoo, yah walaupun mereka semua memang membenarkan apa yang Ryosuke katakan. Well, kalian tau sendiri bagaimana random nya Inoo, kan?

“Ryosuke, kau tau?” Ryosuke menolehkan kepala nya kearah Chinen “Keito kesepian tidak ada yang mengajaknya pergi makan” ujarnya.

Ryosuke sedikit tertawa ketika mendengar itu, sedangkan Keito terlihat malu-malu ketika Chinen berkata seperti itu.

“Hahaha gomen ne. Nanti jika aku punya waktu luang kita pergi makan” jawab Ryosuke, lalu matanya beralih menatap Yuto, “Kau juga harus ikut, ne”. Yuto hanya tersenyum sebagai jawaban. Yah, Ryosuke tau itu sedikit susah untuk mengajak Yuto untuk pergi bersama mereka.

Mereka semua pun melanjutkan perbincangan dan canda-tawa mereka dengan asyik. Terkadang pun salah satu member akan mengajaknya untuk bermain suatu permainan untuk menghibur Ryosuke yang sedang sakit.

Hingga tak terasa hari sudah petang, dan waktu menjenguk sudah berakhir. Mereka pun pamit kepada Ryosuke dan Yuto. Dan sebelum meninggalkan kamar Ryosuke, salah satu member berkata..

“Yamada, besok kita akan kesini untuk menjemput mu pulang bersama-sama. Nanti kita kabarkan di grup, ne. Jaa, mata ashita” ujar Daiki

“Uun, arigatou minna”

“Jaa ne” “Bye bye” “Mata ne”

Semua suara member bersahut-sahutan di kamar Ryosuke, sebelum akhirnya kamar itu menjadi hening. Hanya meninggalkan dua sosok dengan postur tubuh yang satu chibi dan satunya lagi bertubuh tinggi. Ya, mereka. Ryosuke dan Yuto.

Lagi-lagi, mereka hanya bertatapan. Yuto yang mula nya duduk di sofa, kini berpindah ke tempat tidur Ryosuke. Lalu menggenggam telapak tangan kiri teman-tapi-mesra nya itu. Ryosuke pun tampak menggeser sedikit tubuhnya, memberi tempat untuk Yuto.

“Kau dengar kan apa yang dikatakan Inoo-chan tadi?” Ryosuke mengangguk, “Kau jangan pernah sungkan untuk memberitahu kita mengenai kondisi mu sendiri jika merasa tidak baik” ujar Yuto menasehati

“Tapi aku tidak ingin-“ belum selesai Ryosuke berbicara, Yuto sudah terlebih dahulu memotongnya.

“Kau tidak ingin mereka khawatir, kan? Aku tau itu” Ryosuke hanya diam mendengarkan Yuto. “Tapi jika sudah seperti ini, kau hanya membuat mereka lebih khawatir” lanjutnya sambil mengelus-elus rambut milik Ryosuke, “Dan juga, kau tau? Fans mu sedang ramai karena khawatir dengan kondisi mu sekarang” Ryosuke masih terdiam, dan mulai memikirkan apa yang dikatakan Yuto.

Sosok chibi yang sedang terbaring itu menatap Yuto, tatapan sedih yang menunjukkan rasa bersalahnya karena sudah membuat khawatir orang-orang yang ia sayangi.

Yuto balas menatap nya sambil tersenyum. Ia mengerti tatapan yang diberikan Ryosuke padanya dan berkata “daijoubu” dengan suara yang pelan, namun tetap terdengar oleh sosok chibi itu.

“Lain kali, jika kau tidak ingin membuat mereka khawatir, paling tidak kau beritahu aku. Apa pun itu. Aku tidak akan marah, asalkan kau memberitahu ku segala nya, terutama kondisi tubuh mu” Yuto mengeratkan genggaman tangan nya di telapak tangan Ryosuke. “Ne? Janji?”

Ryosuke mengangguk, tanda ia berjanji akan memberitahu segala nya, apapun itu kepada Yuto.

Sosok bertubuh tinggi itu perlahan mendekati wajah Ryosuke. Dan memberikan satu kecupan lama di dahi nya.

Namun, tiba-tiba saja Ryosuke merusak suasana hening nan romantis mereka..

“Yutti..” panggilnya ketika Yuto sudah melepaskan ciuman di dahi Ryosuke

“Hum?”

“Aku ingin melakukan itu” ujarnya malu-malu namun tetap terucap dari bibir soft-pink nya

Yuto tertawa geli mendengar keinginan sosok chibi nya itu. “Baka omae”

-END-

Jangan pernah request untuk ‘sequel’ ini ke saya ya XP
Fic YutoYama lagi yeaay.. walaupun ide nya dari sakit pinggangnya Yama, maapkan saya Yam L Jaga kesehatan terus untuk kaliaaan para ikemen~
Makasih yang udah baca fic ini~ Jangan lupa tinggalkan jejak, saya pingin tau berapa orang yang baca ini J

fanfiction, pg, yutoyama

Previous post Next post
Up