Title: Forbidden Kiss
Pairing: YamaChi
Genre: Romance
Rating: PG
Di salah satu ruangan di Jimusho, terdapat 9 orang member yang sedang berkumpul di dalam nya. Mereka melakukan rutinitas nya seperti biasa, berlatih menari untuk video klip mereka, untuk perform di salah satu acara tv, dan akhir-akhir ini mereka pun berlatih untuk konser mereka.
“Ryosuke, mari pergi makan?” ajak sang kekasih, Chinen Yuri, setelah rehearsal mereka selesai
Ryosuke dengan Chinen memang memiliki hubungan sepasang kekasih. Namun, karena di agency mereka tidak diperbolehkan untuk memiliki hubungan oleh siapapun, mereka berdua memutuskan untuk berpacaran secara diam-diam.
Satupun member di grup mereka tak ada yang tau tentang itu, karena Ryosuke dan Chinen ketika di Jimusho pun biasa saja -tak menunjukkan gerak-gerik nya sebagai sepasang kekasih. Terlebih, Ryosuke dan Chinen memang sangat dekat, jadi tak ada yang curiga dengan hubungan mereka. Semua member hanya menganggap mereka adalah teman dekat, karena memang Ryosuke dan Chinen sering pergi bersama jika mereka punya waktu luang. Dan juga, karena Chinen satu-satunya member yang akan memanggil nama kecil masing-masing member, jadi tak ada alasan curiga jika ia memanggil Ryosuke dengan nama kecilnya.
“Gomen Chi, aku tak bisa. Masih ada yang harus aku kerjakan setelah ini” jawab Ryosuke yang memang terlihat mengemas barang-barang nya untuk dimasukkan ke dalam tas dan mulai memakai masker, topi kupluk, serta kacamata nya.
“Mau kemana kau, Yamada?” tanya Hikaru ketika melihat Ryosuke sudah rapih dan siap untuk meninggalkan ruangan
“Ada jadwal lain” ujarnya santai sambil berjalan kearah pintu. “Gomen minna, aku duluan. Jaa mata”
“Itarashaaai~” teriak seluruh member
Saat sore hari, Ryosuke baru menyelesaikan jadwal pemotretan nya di salah satu cafe di Shibuya. Ia pun langsung mengirim sebuah chat untuk Chinen, mengajaknya untuk makan malam bersama dan menyuruhnya untuk mengajak Keito juga.
Ia pun mencoba untuk mengajak Yuto makan malam bersama dengan mereka. Namun, untuk kali ini Yuto masih tidak bisa bergabung dengan mereka. Sebenarnya Ryosuke sangat ingin member 7 berkumpul bersama diluar jam kerja mereka.
Setelah mendapat konfirmasi dari Chinen dan juga Keito, ia memutuskan untuk menunggu di cafe yang telah ia tentukan -yang tak jauh dari lokasi pemotretan nya tadi.
“Ah, Ryosuke.. sudah menunggu lama?” tanya Chinen ketika ia dan Keito tiba di cafe dan menghampirinya.
“Tidak juga” jawabnya tersenyum, “Kalian mau pesan apa?”
“Aku seperti biasa” jawab Keito
“Aku juga” timpal Chinen
Mereka bertiga pun banyak bercakap-cakap maupun saling bercerita sembari menghabiskan makanan dan minuman nya.
***
“Chinen, besok kau dirumah?” tanya Inoo diruang latihan ketika mereka sedang istirahat
“Uhm, sepertinya iya. Ada apa?”
“Tidak. Aku hanya ingin berkunjung kerumah mu sesekali. Boleh?”
“Datang saja jika kau ingin” jawab Chinen santai, toh Ryosuke tidak akan cemburu hanya karena masalah sepele seperti itu
“Oke. Aku akan mengabari mu lagi besok” ujar Inoo lalu meninggalkan Chinen yang masih belum berpindah dari tempat nya itu
Tanpa sadar, Chinen telah menolehkan kepala nya ke segala arah diruangan itu, seakan mencari sosok seseorang yang ia waspadai. Ya, entah mengapa, tiba-tiba ia merasa waswas jika Ryosuke mengetahui perbincangan nya dengan Inoo tadi, dan ia takut kekasihnya itu akan marah dengan nya.
Yah, keberuntungan sedang bersama nya kali ini. Ia lega mengetahui Ryosuke sedang tidak ada diruangan itu, jadi ia merasa sedikit aman.
.
.
.
Keesokan harinya, seperti yang telah dijanjikan, Inoo terlihat membunyikan salah satu bel rumah dengan papan yang bertuliskan “Chinen” sebagai marga keluarga itu.
Tubuh berbadan kecil dan juga bergigi tupai itu terlihat berjalan kearah pagar untuk mempersilahkan tamu nya masuk.
“Ojamashimasu” kata pertama yang diucapkan Inoo sejak ia menginjakkan kaki nya dirumah Chinen
“Haii. Duduklah. Aku akan membuatkan mu minum” ujar Chinen meninggalkan Inoo diruang tamu
Chinen terlihat membuat dua buah gelas teh untuk dirinya dan Inoo, juga, ia mengambil beberapa snack dari kulkasnya.
Ketika sedang membuat teh, Inoo sedikit berteriak untuk bertanya pada Chinen
“Kau dirumah sendiri, Chi?”
“Ah iya..” jawabnya sambil membawa nampan kearah ruang tamu. “Sayaa-nee sedang ada pekerjaan. Tou-san dan Kaa-san sedang pergi” lanjutnya
Tak lama, Chinen mengajak Inoo untuk berbincang dikamarnya yang berada di lantai 2. Ketika sedang menaiki tangga, Chinen melihat paperbag yang sedari tadi Inoo bawa ditangan nya.
“Inoo-chan, apa yang kau bawa?” tanya nya penasaran ketika sedang menaiki tangga sambil membawa teh dan snack nya tadi.
“Ah ini...” ujarnya menggantung ketika memasuki kamar Chinen.
“Ano.. Chi..” panggil Inoo ketika sudah duduk dikasur milik Chinen, sedangkan si pemilik kamar masih menutup pintu nya
“Hm? Doushita, Inoo-chan?” jawabnya sambil berjalan kearah sofa pemberian sang kekasih
“Sebenarnya aku kesini karena aku ingin meminta bantuan mu” ujar Inoo melihat kearah Chinen
“Apa itu? Aku akan bantu”
“Kau tau kan film terbaru ku?” Chinen mengangguk. “Aku mendapat kissu scene” seketika mata Chinen berbinar-binar mendengar informasi itu dari Inoo
“Wah, sungguh? Sasuga, Inoo-chan!” sahutnya gembira
“Maa.. yah.. karena ini scene pertama kali nya untuk ku..” Inoo terdengar ragu mengatakan nya, kalimat yang diucapkan nya pun terputus-putus. “A-aku.. gugup” lanjutnya lagi dengan menundukkan kepala nya. “K-kau.. mau membantu ku.. untuk berlatih scene itu?”
DEG!
Chinen membeku ketika mendengar permintaan Inoo. Ia bingung jawaban apa yang harus ia berikan. Menolaknya atau menerima nya? Kalau menerimanya, ia merasa mengkhianati Ryosuke, tapi jika ia menolak, ia merasa kasian dengan Inoo, bagaimana pun ia ingin membantu teman satu grup nya itu.
“E-eh?”
“Kau.. mau kan membantu ku?” tanya nya meyakinkan sambil menatap wajah Chinen
Si pemilik gigi tupai dan berbadan kecil ini terdiam ditempatnya. Ia shock, sungguh. Ia berpikir, kenapa harus dirinya yang dimintai bantuan seperti itu. Padahal Inoo-chan bisa saja meminta bantuan Kouta ataupun Dai-chan. Ia memikirkan itu sekali lagi, hingga akhirnya...
Maafkan aku, Ryosuke..
“Baiklah, aku akan membantu mu” katanya menyetujui. Ia berharap Ryosuke tak mengetahui tentang ini.
Inoo pun mulai berdiri, begitu pula dengan Chinen. Mereka berdua berdiri diatas karpet yang ada dikamar itu.
“Aku minta maaf Chi telah meminta bantuan seperti ini pada mu” kata Inoo sambil menatap wajah Chinen, sedangkan Chinen berusaha untuk menetralkan dirinya sendiri karena merasa sangat bersalah dengan Ryosuke.
Sebisa mungkin ia terlihat biasa dihadapan Inoo, “Ii yo, demi pekerjaan mu” jawabnya seceria mungkin, tersenyum menampilkan gigi tupai nya yang membuat semua member -termasuk Inoo, luluh terhadapnya
“Chi.. boleh aku mulai?” tanya nya dan Chinen mengangguk
Setelah mendapat persetujuan dari Chinen, Inoo mulai mendekatkan dirinya kepada Chinen, menghapus jarak yang ada diantara mereka. Chinen sudah bersiap dengan menutup matanya ketika dirasa hembusan nafas Inoo sudah menerpa kulit pipi nya.
Tepat. Tak lama bibir milik Inoo sudah mendarat di bibir Chinen. Awalnya, Inoo hanya sekedar menyentuhkan bibirnya.
Bibir nya sangat lembut... ujar Inoo dibenaknya
Pemikiran yang ada di benak Inoo seketika terhenti. Chinen terlihat melepaskan ciuman itu.
“Doushite?” tanya Inoo heran
“Ketika berciuman, kenapa tangan mu tidak dilingkarkan ke leher ku? Aku rasa itu akan lebih terlihat romantis” saran Chinen
Lalu Inoo melingkarkan tangan nya dileher Chinen, persis seperti yang dikatakan olehnya tadi. “Seperti ini?” Chinen hanya mengangguk sebagai jawaban
“Jaa, mari ku coba” kata Inoo bersemangat mendapat saran dari teman satu grup nya itu
Kedua tangan nya yang masih melingkar di leher Chinen dibiarkan seperti itu. Dan Inoo mulai mendekatkan dirinya lagi dengan tubuh kecil di hadapan nya. Masih dengan sentuhan lembutnya yang diberikan oleh Inoo, si pemilik rambut jamur berwarna coklat itu.
Namun, karena terbawa suasana, ia mulai memberikan beberapa sentuhan dan terkadang memberi gigitan kecil di bibir bawah milik Chinen.
Chinen merasa terkejut ketika merasakan gigitan-gigitan kecil dari Inoo. Ia pun langsung membuka mata nya dan mendorong tubuh Inoo darinya.
Mendapat perlakuan seperti itu dari Chinen, Inoo merasa tidak enak sekaligus sakit hati. Tentu saja sakit hati. Bagaimana tidak? Karena ia telah mempunyai perasaan pada nya. Jika ia tidak memiliki perasaan padanya, kenapa harus Chinen yang ia pilih untuk berlatih kiss scene dengan nya?
“Aa- gomen” kata Chinen cepat, bagaimana pun ia merasa tidak enak juga dengan teman satu grup nya itu
“Iie, tak apa” jawab Inoo dengan memaksakan senyumnya
“Gomen, Inoo-chan.. aku tak bisa membantu mu lebih dari itu”
“Daijoubu. Arigatou” kali ini ia memasang senyum tulus nya. Setidaknya aku pernah merasakan bibir mu, katanya dalam hati
Seketika suasana di dalam kamar itu menjadi canggung, tak ada yang mengeluarkan suara satu pun diantara mereka.
Namun Chinen merasa tidak enak jika ia tidak berinisiatif untuk memulai percakapan kembali. Akhirnya ia menemukan topik untuk dijadikan pembicaraan..
“Ne, Inoo-chan.. apa isi yang ada di paperbag itu?” tanya Chinen untuk yang kedua kalinya, sambil menunjuk barang yang dimaksud yang berada di atas meja nya
“Oh itu.. baju pemberian Yamada. Aku tidak suka karena terlalu mencolok, jadi aku akan meninggalkan nya disini” jawabnya tanpa bersalah
“Hee..” Chinen pun terlihat berjalan menghampiri meja nya dan mengeluarkan baju yang dibawa oleh Inoo
“Kau pakai saja itu, aku tidak akan memakai nya” lagi, Inoo mengucapkan nya tanpa merasa bersalah
Untungnya Chinen tidak merasa cemburu atau semacam nya, karena ia sendiri tau kalau Ryosuke sering memberikan barang miliknya kepada orang lain. Contohnya, dirinya sendiri.
Berkat pertanyaan Chinen itu, akhirnya suasana didalam kamar itu sudah kembali normal, terdengar perbincangan dan tawaan dari mereka berdua.
***
“Ohayou” sapa Ryosuke kepada kekasihnya ketika ia baru tiba di ruang latihan nya
“Ohayou” Chinen menyapa balik dengan senyum ceria nya, walaupun sebenarnya, di dalam hatinya ia merasa gundah karena bagaimanapun juga, secara tidak langsung ia telah mengkhianati Ryosuke dengan berciuman dengan Inoo tanpa seizin nya dulu.
“Kau datang lebih dulu ternyata..” ujar Ryosuke membuka percakapan diantara mereka
“Uun.. begitulah”
“Nanti malam mau makan bersama?” ajak Ryosuke basa-basi. Tentu saja ia tau jawaban nya tanpa harus dijawab oleh Chinen.
“Di apartemen mu?” tanya Chinen yang dijawab dengan anggukan dari kekasihnya.
“Aku tunggu di apartemen ku jam 7, ne” Chinen dengan menyembunyikan rasa gundahnya, memberi jawaban ceria nya dengan tangan yang membentuk simbol ‘OK’
Sore hari nya, Ryosuke tampak sibuk sendiri di dapur apartemen nya. Dengan musik yang menemani nya, ia terlihat mencincang daging, memotong berbagai macam sayuran, lalu mendidihkan nya. Terkadang pun ia akan menyanyikan beberapa lirik sembari memasak untuk makan malam nya nanti bersama Chinen.
Berbagai bahan dan menu yang telah ia pikirkan sudah tampak semua di meja dapur. Es krim, buah dan beberapa minuman kaleng juga sudah tersedia didalam kulkasnya. Setelah 30 menit berlalu, semua hidangan sudah siap diatas meja makan. Ia pun mulai berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri nya sendiri. Dengan asiknya ia menggosok-gosok badan nya dibawah siraman air shower dan terkadang ia melantunkan beberapa lirik dari lagu milik Domoto Kouichi, senpai yang ia kagumi.
Tepat setelah ia selesai memakai baju dan menyisir rambutnya, seseorang memencet bel apartemen nya. Ia sudah menduga bahwa itu adalah kekasih chibi nya. Yap, benar saja. Ketika ia membuka pintu apartemen nya, sosok dengan rambut hitam klimis dan berbadan kecil berdiri dihadapan nya sambil memberinya senyum yang menampakkan deretan gigi rapihnya.
“Doumo~” ujar Chinen ceria
“Doumo janai” jawab Ryosuke dengan tertawa, “masuklah”
Chinen pun mulai memasuki apartemen nya dan mengganti sepatu nya dengan sendal khusus yang telah disediakan oleh Ryosuke. Sedangkan si pemilik menutup pintu apartemen nya.
“Ryosuke..” panggil sosok bertubuh yang lebih chibi dari nya sambil menoleh ke wajah mulus kekasihnya
“Nani?”
“Ano ne,” Chinen sudah tampak tertawa sebelum berbicara. Ryosuke heran dengan nya, namun tetap ada sedikit tawa juga yang muncul di wajahnya. “Apa kau selalu tetap memakai parfum walaupun di apartemen sendirian?” tanya nya sambil tertawa namun nada meledek terdengar dari intonasinya.
Ryosuke yang mendengar pertanyaan itu seketika ikut tertawa juga. Ia merasa malu namun seakan tidak terima juga dengan intonasi yang terdengar meledek dari mulut kekasihnya. Chinen sudah tidak bisa menahan pertanyaan nya lagi ketika sang kekasihnya itu ada disekitarnya dan wangi semerbak parfum nya itu langsung memasuki hidungnya. Namun walaupun begitu ia tetap menyukai wangi parfumnya, seakan ia sudah sangat hafal bagaimana campuran wangi tubuh Ryosuke dengan parfum miliknya.
“Tidak seperti itu, Chi” jelas Ryosuke masih dengan tawa nya. “Aku memakai parfum karena kau ingin kemari. Aku tidak ingin jika kau terlihat keren, sedangkan aku biasa aja karena aku hanya di apartemen sendiri. Maka dari itu, aku tetap berpakaian dan memakai parfum seperti ingin pergi” lanjutnya
“Wakatta wakatta” jawabnya dengan sedikit tawa yang masih menghiasi wajahnya. Ia terlihat berjalan kearah meja makan dan menarik salah satu kursi, lalu mendudukkan dirinya disitu. “Waah, makan malam nya sudah siap” ujarnya semangat
“Mau makan sekarang?” tanya Ryosuke yang ikut duduk di depan kursi kekasihnya
“Yoshh. Itadakimasu~” kata Chinen sambil mempertemukan kedua telapak tangan nya dan membungkuk sedikit. Ia pun langsung mengambil nasi dan beberapa masakan yang sudah dihidangkan oleh Ryosuke. “Uhm.. oishii~!” katanya lagi dengan mata berbinar-binar setelah memasukan satu suapan di mulutnya sambil melihat kearah Ryosuke.
“Ah~ Yokatta” ujarnya senang, karena sang kekasih menyukai nya. Ia pun mulai ikut memakan hidangan nya sendiri setelah mendapat respon dari Chinen.
Mereka berdua tetap terlihat saling bercakap-cakap walaupun sedang makan. Hal sekecil atau sepele pun kadang akan mengisi topik diantara perbincangan mereka. Saking asiknya mengobrol, mereka tidak menyadari bahwa makanan mereka sudah habis.
“Haa.. kenyangnya...” ujar Chinen sedikit berteriak sambil menyenderkan badan nya di kursi yang ia duduki
“Mau es krim buat penutup?” tawar Ryosuke kepada sang kekasih
“Boleh” satu jawaban yang singkat, namun tetap memiliki kesan bahwa ia akan menerimanya dengan senang hati
Ryosuke pun mulai berjalan kearah kulkasnya dan mengambil dua buah cup es krim yang telah dibeli nya tadi. “Hai, douzo” ujarnya sambil meletakkan salah satu cup es krim di hadapan Chinen
“Arigatou~”
Namun, bukannya duduk di kursi yang sebelumnya ia duduki, Ryosuke justru berjalan kearah ruang tv yang menyambung dengan ruang tamu dan mendudukkan dirinya di sofa depan tv.
Sosok yang memiliki tubuh lebih chibi ini pun menghampiri kekasihnya yang sedang menikmati es krim nya.
“Kau mau?” tanya Ryosuke menyodorkan es krim miliknya dengan rasa stroberi, sedangkan es krim milik Chinen rasa vanilla
“Uun..Oh, kau mau ini juga?” tanya Chinen balik. Ryosuke hanya memberi senyuman dan sedikit anggukan sebagai jawaban nya.
“Hai, aaaa..” ujar mereka berbarengan dan saling menyodorkan es krim nya masing-masing sambil membuka mulut mereka, siap menerima satu suapan dengan rasa yang berbeda.
Mereka tertawa setelah mendapat masing-masing suapan es krim nya. Hal kecil namun romantis bagi keduanya. Yaa, mereka memang suka bertukar makanan ataupun minuman seperti itu jika sedang menghabiskan waktu bersama.
“Ryosuke, boleh aku menginap disini?” tanya Chinen tiba-tiba
“Tentu saja boleh, kenapa tidak?” jawab si pemilik rambut blonde dengan senang hati. Karena kekasihnya ini sangat jarang menginap di apartemen nya dengan kemauan nya sendiri, dan dirinya lah yang selalu mengajaknya untuk menginap di tempat miliknya itu
“Yokatta, arigatou na” kata Chinen sambil tersenyum. Ya, sebenarnya tanpa harus ia meminta izin kepada sang pemilik apartemen itu pun tentu saja ia diperbolehkan untuk menginap.
Ketika mereka sudah berbaring ditempat tidur, Ryosuke sempat memberi ciuman selamat malam nya kepada Chinen tepat di dahi nya. Cukup lama ia memberi kecupan nya hingga membuat Chinen merasa nyaman, namun disisi lain, rasa bersalahnya kepada Ryosuke seketika muncul di benaknya.
Pemilik rambut hitam ini menatap dalam kearah mata kekasihnya dengan eskpresi yang tidak bisa didefinisikan oleh Ryosuke yang menatap balik kepadanya. Namun Ryosuke hanya memberi senyuman dan ucapan selamat malam kepadanya. “Oyasumi”
“Oyasumi” balas Chinen dengan senyum tipisnya
Mereka berdua pun mulai memejamkan matanya. Tetapi, sepertinya Chinen hanya sekedar menutup matanya saja. Setelah beberapa menit berlalu, ia mulai membuka mata nya kembali dan menatap wajah sejuk kekasihnya. Lagi, tanpa diketahui oleh Ryosuke, Chinen menampilkan ekspresi bersalahnya karena telah mencium Inoo tanpa seizin dan sepengetahuan nya. Ia merasa sudah mengkhianati kekasih tercinta nya ini secara tidak langsung.
Ia pun mulai menghadapkan wajahnya di depan tubuh Ryosuke, menelusupkan wajahnya disitu dan memeluknya dalam tidurnya. Gomenne, Ryosuke..
TBC~~
Silahkan dilanjut ke part 2 nya~>
DISINI