Title: Broken
Pairing: YutoYama
Genre: Angst (maybe)
Rating: PG
Yuto Nakajima. Ia adalah orang yang ku sukai sejak aku masuk kuliah. Ia adalah teman pertama ku, juga teman sebangku ku sejak hari pertama masuk kuliah. Ia tampan, baik, humoris, ah... ia terlihat sangat perfect.
Sepertinya aku suka dengan nya pada pandangan pertama ku. Terlebih ketika aku melihatnya menggunakan kacamata nya, ketampanan nya sangat bertambah dua kali lipat.
Sekarang kita berdua menjadi teman dekat, hingga kemana pun akan berdua. Ke kantin, ke perpustakaan, bahkan mengumpulkan tugas pun berdua. Terkadang pun kita akan menceritakan masalah pribadi kita masing-masing, walaupun aku merasa Yuto masih sedikit tertutup dengan ku. Tapi tak apa, aku tidak akan memaksanya.
Hingga akhir-akhir ini, aku merasa ada sedikit yang berubah dari Yuto. Tidak, bukan style rambut maupun pakaian nya. Aku hanya merasa ia sedikit menghindar dari ku? Ketika istirahat, ia sering untuk pergi terlebih dahulu dan seakan-akan tidak memperbolehkan ku untuk mengikutinya.
Itu tidak hanya terjadi satu ataupun dua kali, namun sudah lebih dari tiga kali. Dan setiap aku bertanya padanya, ia hanya menjawab itu bukan apa-apa. Karena aku tidak ingin memaksanya, jadi yasudah aku pun tidak terlalu memikirkan nya.
Aku dan Yuto juga saling berteman di twitter. Aku tidak melihat ia seperti mempunyai masalah, karena apa yang ia tulis pun tidak menandakan ada masalah.
Namun, ada satu tulisan terbarunya yang membuatku penasaran,
Everything has changed now
Hm? Apa nih?
Itulah yang pertama kali ada dibenakku. Seketika hatiku pun merasa tidak tenang. Dan seakan ada sinyal-sinyal yang muncul, aku pun melihat bio twitter miliknya.
▪20 ~ Thanks for loving me♡▪
Dan, ya memang benar.
Hatiku seakan ditusuk-tusuk oleh sesuatu yang sangat tajam. Sakit.
Sangat sakit.
Kenapa Yuto tidak memberitahu ku? Dan itukah alasan ia selalu pergi sendiri ketika istirahat? Aku harus menanyakan ini kepada Yuto.
Beberapa hari setelah itu, saat masih pagi, aku menariknya keluar kelas.
"Yuto, boleh aku tanya sesuatu?"
"Kau serius sekali, Yamachan. Ii yo, tanya saja"
"Apa kau baru saja berpacaran?", tanyaku dengan to the point.Aku perhatikan ada perubahan ekspresi pada wajah Yuto, sepertinya ia terkejut saat aku menanyakan hal ini.
Juga, entah kenapa intonasi ku ketika bertanya itu tidak sesuai dengan apa yang ku inginkan sebelumnya, aku ingin menanyakan nya dengan bercanda. Tetapi, apa yang baru saja terjadi terdengar sangat serius dan terlihat sekali aku sedang menginterogasi nya. Bodoh kau, Ryosuke.
Bagaimana ini...
Aku tidak ingin Yuto tau mengenai perasaan ku
"Ha? Apa yang kau bicarakan? Yama, kau tidak apa-apa, kan?", ia pura-pura tertawa garing menghindari pertanyaan ku.
"Dengan siapa?", masih, aku seperti tidak ingin kalah hingga ia benar-benar menjawab pertanyaan ku.
"Hahaha kau bicara apa sih? Aku tidak pacaran dengan siapapun"
"Kau tidak ingin memberitahu ku?" Ryosuke! You should have to stop your curiousness, or Yuto will know about your feelings for him
"Sepertinya kau ada salah makan pagi ini. Benar?" Yuto masih saja berpura-pura didepan ku, yang mana membuatku tidak mood dengan jawaban yang diberikan nya.
"Ah sudahlah", dan akhirnya aku pun meninggalkan Yuto sebelum mood ku tambah kacau.
Entah kenapa feeling ku benar-benar mengatakan bahwa Yuto baru saja berpacaran. Dan sepertinya memang iya. Sama seperti apa yang aku duga selama ini.
Ketika pulang kampus, Yuto pamit untuk ke parkiran sepeda terlebih dahulu, dan aku hanya mengiyakan saja. Karena memang mood ku belum begitu bagus.
Dan ketika aku sudah meninggalkan kelas, aku pun langsung menuju ke parkiran sepeda. Dari jauh, aku melihat Yuto sedang berbicara dengan teman nya yang bertubuh mungil -yang sudah duduk dengan santai nya disepeda Yuto. Chinen Yuri namanya. Dan yah, orangnya pun tepat seperti yang aku duga.
Saat melihat dari jauh, aku sangat ingin meledek Yuto dengan Chinen ini. Karena aku yakin, angka yang ada di bio twitter milik Yuto ini angka dimana mereka mulai berpacaran. Namun, lagi-lagi tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan tadi. Tiba-tiba aku merasa tidak mood.
Seakan aku tidak peduli dengan keberadaan mereka, aku langsung ke sepedaku dan mengambilnya. Ingin rasanya pergi dari situ secepat mungkin. Tetapi sayangnya Yuto memanggilku.
"Yama, kau ingin langsung pulang?", aku merasa Chinen ini ikut melihat punggung ku. Karena aku sudah terlanjur tidak mood untuk berbicara dengan Yuto, maka dari itu aku membelakangi nya dan tidak menoleh kearahnya sama sekali.
"Iya" jawabku singkat
"Kalau begitu aku akan kerumah mu setelah ini", kata Yuto masih dengan rasa tidak bersalahnya
"Gomen. Aku ingin istirahat hari ini" jawabku lagi yang langsung mengayuh pedal sepedaku, tanpa peduli sahutan-sahutan Yuto yang terlihat bingung akan sikap ku.
Dan tanpa disadari air mata ku terjatuh setelah meninggalkan Yuto dengan Chinen berdua.
Sebegitu menyakitkankah menyukai seseorang?
-End-
Finally done! Hahaha apaan ini. Bobrok banget ceritanya 😂
Selamat membaca kalo memang ada yang baca lol