Author : Jaesy +
deachanLength : 02B/07
Genre : Romance,Angst
Rate : PG-15 to NC-17
Disclaimer : The author of the fan-fiction does not, in any way, profit from the story and that all creative rights to the characters belong to TVXQ.
Pairing : Yun/Jae (YunHo and JaeJoong of TVXQ)
The memories kept floating in my mind....
Kegelapan dan kesunyian menyambut Yunho ketika dia membuka pintu apartemen yang dihuninya bersama Jaejoong dan ketiga sahabatnya selama 2 tahun terakhir.Sudah satu bulan sejak dia meninggalkan apartemen itu dan menunggui Jaejoong di rumah sakit. Lampu kecil menyala seiring Yunho melangkahkan kakinya kedalam. Matanya tiba-tiba terpaku pada lima pasang sandal yang masih berjajar rapi. Sebuah kenangan terlintas di kepalanya.
--Flashback--
“Yunho-yah, hari ini capek sekali!” keluh Jaejoong dengan manja, ia menyandarkan kepalanya di pundak Yunho sambil mencopot sepatunya, “Aku ingin cepat-cepat tidur!”
--end of flashback--
Yunho memicingkan mata sambil berusaha menghapus bayangan itu dari kepalanya. Acuh tak acuh, ia melepaskan sepatunya dan berjalan ke ruang tengah. Matanya kembali terpaku ke sofa besar yang memenuhi hampir seluruh ruang tengah apartemen itu. Ia terdiam.
--Flashback--
“Ah, Yunho-yah, kamu sudah datang?” tanya Jaejoong sambil tersenyum menoleh kearahnya dari sofa tempat ia biasa duduk. Tangannya menggenggam semangkok sereal.
--end of flashback--
Yunho menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya dengan keras. Dia harus berhenti memikirkan Jaejoong. Ia pun berjalan menuju kulkas untuk mengambil sebotol soju. Ia membuka pintu kulkas dengan kasar, tangannya dengan cepat meraih sebotol soju. Ia berbalik dan matanya terpaku menatap ruangan kosong di depannya. Dapur, tempat Jaejoong biasa berada.
--Flashback--
“Yunho-yah, hari ini aku masak sop sosis pedas kesukaan kamu!” kata Jaejoong dengan riang.
“Oh iya, aku pakai apron yang kamu kasih, gimana? Cantik kan?” sambil berputar dengan manja, Jaejoong memamerkan apron hitam pemberian Yunho.
--end of flashback--
Dengan marah, Yunho menenggak sojunya seolah berusaha menghapus bayangan Jaejoong yang menghantuinya. Botol soju dibanting dengan kasar ke atas meja dapur, dan ia pun berjalan ke arah kamar tidur untuk melepas penat.
Namun begitu ia membuka pintu kamarnya, ia masih dapat mencium aroma cologne yang biasa dipakai Jaejoong, buku novel yang belum selesai dibaca Jaejoong tergeletak rapi di meja kecil di samping tempat tidur, kacamata minus yang selalu dipakai Jaejoong saat membaca masih tersimpan rapi diatas buku novel itu, bahkan kamera Nikon yang biasa selalu dibawa Jaejoong masih tergeletak di atas kursi.
Ia disambut dengan beribu bayangan Jaejoong yang memenuhi kamar tidur yang dipakainya bersama dengan orang yang paling dicintainya itu. Ia masih bisa merasakan Jaejoong di setiap sudut kamar itu.
Jaejoong yang berhenti membaca novel kesukannya ketika Yunho naik ke tempat tidur . Wajah Jaejoong yang terlihat aneh ketika memakai masker. Jaejoong yang mengutak-utik kameranya. Jaejoong yang terbaring di tempat tidur dan tersenyum lembut ketika Yunho membelai rambutnya. Jaejoong yang tersipu malu ketika Yunho mengecup bibirnya. Jaejoong yang menyembunyikan wajahnya di lekuk leher Yunho saat tertidur.Jaejoong yang menghujani wajah Yunho dengan ciuman di pagi hari.Mata Jaejoong yang terpejam saat Yunho mencium tato di punggungnya. Jaejoong yang selalu menjadi hal terakhir yang dilihatnya sebelum tidur dan hal pertama yang dilihatnya saat pertama ia membuka mata di pagi hari.
Seolah terhipnotis Yunho terduduk diam di tepi tempat tidurnya. Matanya terpaku menatap fotonya dan Jaejoong dalam bingkai kayu.Yunho meraih foto itu dan dengan lembut ia membelai wajah Jaejoong yang sedang mencium pipinya dalam foto.
--Flashback--
“1..2..3..say cheeese”,sambil tersenyum riang Yunho mengarahkan kamera kearah dirinya dan Jaejoong.Wajah Yunho terkejut saat sebuah kecupan lembut mendarat di pipinya dan tanpa sadar tangannya menekan tombol OK.
Yunho tidak dapat melupakan wajah Jaejoong yang merona merah dan tersipu malu.Sambil tertawa kecil, Jaejoong berkata ,”Yunho yah,saranghae....”
--end of flasback--
Yunho menggenggam bingkai foto itu hingga buku-buku jarinya memutih. Berbagai macam pikiran berkecamuk di otaknya. Rasa marah,sedih,sesal memenuhinya membuat dadanya semakin sesak.Berbagai emosi yang ditekannya selama sebulan terakhir seolah membludak.Dengan kasar ia membanting frame foto itu, menarik seprai yang tertata rapi di tempat tidur, menyapu semua benda yang ada di meja kecil sehingga jatuh ke lantai.
Masih belum puas, Yunho membuka lemari bajunya dengan kasar. Matanya melihat baju-baju Jaejoong yang masih tergantung dengan rapi di sebelah bajunya. Dengan spontan tangannya menghamburkan baju-baju itu keluar dengan penuh amarah. Semua isi lemari berantakan dan baju-baju berserakan.Kemudian tangan Yunho meraih kemeja putih kesayangan Jaejoong yang masih tergantung rapi di lemari.Jari-jarinya mencengkeram kemeja itu dengan erat dan ia pun terduduk di lantai.
Seolah ingin mencari aroma khas Jaejoong yang tertinggal di baju itu, Yunho membenamkan wajahnya ke dalam kemeja sambil menangkupkan tangan. Dan detik itu pula semua tembok pertahanan yang dibangun Yunho runtuh. Yunho berteriak memangil nama Jaejoong. Air mata yang sejak sebulan lalu ditahannya akhirnya tumpah, untuk pertama kalinya sejak Jaejoong tidak sadarkan diri, Yunho pun menangis.
--------
“Jaejoong-aah mianhae..mianhae...mianhae..”,berulang-ulang Yunho mengucapkan kata-kata itu bak sebuah mantra. Lengannya memeluk erat kemeja putih kesayangan Jaejoong, badannya terbungkuk seolah menahan sakit yang datang bertubi-tubi. Tak sanggup menahan rasa sakit itu, Yunho pun meninju kaca lemari dengan keras. Berulang-ulang ia layangkan tinjunya,berulang-ulang pula kata maaf itu terucap dari mulutnya.Yunho tak memperdulikan tangannya yang kini berlumuran darah.
Lalu kotak sepatu itu terjatuh....