Author :
ChibiChick Length : 02/?
Genre : Romance,commedy
Rate : G
Disclaimer : We don’t owe TVXQ for the characters.All events are fiction only
Pairing : Yoochun/OC
A/N : Yeay!! chapter 2 is up now. What will happen when crazy girl met a handsome stranger? fufufufufu...enjoy
Ya Tuhan.
Aduh, aduh kaki gue lemes. Beneran.
Beneran, cowok imut ini emang beneran Micky YooChun. Serius. Micky YooChun yang personel TVXQ. Gue yakin seyain-yakinnya, kalau cowok ini nggak bohong. Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri. Ini tampang yang sama dengan yang ada di cover album-album yang gue punya, yang ada di poster di kamar temen gue, yang ada di video-video yang sering gue tonton.
Tanpa sadar gue mencengkeram kursi di depan gue erat-erat. Kaki gue lemes! Cowok itu berdiri dan memegang tangan gue.
“Nngg, are you okay? Sit down, please.”
Gue nurut aja duduk di depan dia. Setelah beberapa detik, otak gue baru bekerja.
“O MY GOD!” Gue melotot syok setengah mati, sampai cowok itu terkaget.
Oops. Untung gue nggak menjerit, Cuma berbisik lumayan kenceng aja (serius, suara gue nggak keluar).
God, miracle do happen! Gue mulai celingukan ke kanan-kiri. Waspada.
“Micky YooChun?? What are you doing here?” tanya gue setengah berbisik. Ini bahaya banget! Kalau sampai ada fans TVXQ atau anak-anak Cassiopeia yang mengenal cowok ini adalah Micky Yoochun, dia bisa diserang di tempat! Dan lebih parah lagi, gue bisa dibunuh di tempat!
“I’m having a coffee, and waiting for my friend,” jawab Micky sambil tersenyum.
Aduh, bukan itu maksud gue. Ya iyalah dia ngopi di Starbucks. Masa nyuci baju.
“No, I mean, w-what are you doing here, in Indonesia?” tanya gue lagi.
“Oh. TVXQ are going to have a photoshoot in Bali. We’re just visiting the Embassy here before our flight tomorrow,” jawab Micky sambil (masih) tersenyum. “Do you want autograph?”
YA ELAH.
“No.” Gue masih syok, nih. “Eh, I mean, yes! Yes, uhhmm... But, why are you here? Alone, I mean? Where’s the other?” Gue masih celingukan. Beneran deh, ini bahaya banget! “Do you realize that you could get caught by fans here?”
Micky ikut celingukan. “Uuhhmm... I thought, no one would see this corner,” katanya agak ragu. “Uhhmm, do people here know TVXQ?”
Gue masih berusaha menghilangkan syok gue. Ini orang polos atau sinting, sih?
“Well, I saw you in this corner, and I know TVXQ! And for your inormation, there are plenty of Korean girls like to hang around in this mall. And those girls are mainly TVXQ fans. And not only Korean girls, also Indonesians. Do you realize how dangerous your position right now?” Gue mulai nyerocos nggak berhenti. Bodo amat deh dia ngerti bahasa Inggris dengan baik atau nggak. Kebanyakan orang Korea sih bahasa Inggrisnya ancur banget. Tapi kalau dilihat dari omongan dia tadi sih, kayanya yang satu ini agak pinteran sedikit. Bahasa Inggrisnya. Kalau dia lebih pinter lagi, kayanya nggak mempertontonkan diri di depan umum kaya gini sih.
“Oh really?” Micky tersenyum lebih lebar. “Wow, nice to know that we have our fans here!”
Gue mulai panik. “Don’t you bring hat or something?”
Gue melihat dia mengeluarkan topi dari dalam tasnya.
“Do you want this hat-”
Gue mengambil topi itu dan cepat-cepat memakaikannya ke Micky. “No, I want you to put it on.”
Gue celingukan sekali lagi untuk memastikan nggak ada orang lain yang melihat.
“Look, are you planning to have a fanmeeting here or something? Because if there are fans knowing you here, this place could be packed in a minute, and you will have no chance to escape from those girls. Trust me.” Gue harus menyadarkan ini orang dari bahaya yang mengancam. “Seriously, where are the others?”
“Uhmm, I’m waiting for my assistant to get me here. He was an officer from the Korean Embassy, and he took me here so we could hang out a little. The other members are going around too, with their personal assistants. I’m waiting here.”
Ya ampun. Kasian banget sih. Mana LO nggak bertanggung jawab itu, tega-teganya dia meninggalkan seorang artis ngetop imut sendirian di tengah (bukan ding, pinggiran) mall yang rawan fans ini! Dan artis ngetop imut ini juga polos bener, mau aja ditinggal sendiran tanpa pengamanan. Kalau dia diculik gimana? Kalau seandainya gue fans berat TVXQ dan gue menculik dia, gimana?
Yah, untungnya gue bukan fans berat TVXQ. Dan gue nggak segila itu buat menculik seorang Micky YooChun. Kalau ketahuan polisi masih untung, paling-paling dipenjara. Lha kalau ketahuan ama fans berat TVXQ yang lain? Gue bisa dikuliti hidup-hidup. Kalau ketahuan oleh polisi yang ternyata fans berat TVXQ juga?? Huaaa bisa dikuliti hidup-hidup dalam penjara dong! Gue bergidik ngeri.
Udah lah, gue nggak mau tahu deh. Gue cukup minta tandatangan aja dan bukti foto buat dua orang temen gue yang memang fans TVXQ. Gue mengeluarkan buku notes dari tas gue.
“Okay. Can you please give me your autographs? For my friends. They are your fans.”
“Micky tersenyum lebar. “Sure.” Dia mulai mencoret-coret buku notes gue dengan tandatangannya. “What’s the name?”
“Cindy,” jawab gue. “Eh, no, I mean, The autographs are for my friend. Sassy and Ryan.” Gue cepat-cepat membalikkan buku gue ke halaman yang kosong. “Two, please. One for Sassy, one for Ryan.”
Deg-degan juga ngeliat artis lagi tanda tangan. Hehe.
Micky mencoretkan tandatangan di buku gue dan lalu menyerahkannya sambil tersenyum. “Here you go.”
Gue cek lagi, ternyata ada tiga halaman. Satu buat Cindy (yaitu gue), dan dua lainnya untuk Sassy dan Ryan. Nnngg, gue kan nggak minta. Tapi nggak apa-apa deh.
“Thank you.” Gue mengeluarkan handphone gue. “Do you mind if I take picture of you with me? For proof, that I actually met Micky Yoochun here, in Jakarta.”
Agak norak sih kedengerannya, tapi memang bener kok. Mana ada yang mau percaya kalau gue bilang ‘eh gue ketemu Micky YooChun lho di Senayan’ ? Paling nggak kalau ada fotonya kan gue bisa pamer ke Sassy dan Ryan. Mereka mungkin masih mau percaya.
YooChun mengangguk dan tersenyum, jadi gue mulai mendekatkan kepala gue ke sebelahnya dan mengambil pose dengan handphone gue. Aduh YooChun wangi banget... Hmm…
“Okay.”
Oh iya. Foto. Fokus dong, Cindy. Fokus.
Setelah beberapa kali jepret (dengan pose yang amat standar ya, peace sign.. cheese... Nggak mungkin foto dengan pose yang aneh-aneh dan mengancam keselamatan jiwa. Cukup dengan menunjukkan tampang YooChun sejelas mungkin), gue mulai membereskan buku gue dan memasukkan handphone kembali ke dalam saku. Whip cream di frappucino gue mulai mengempis. Gue hampir lupa kalau gue punya frappuccino.
“Okay then, YooChun, thank you for the autograph and photos. Don’t worry, I won’t take this out anywhere, no one would believe anyway. Have fun in Indonesia, be careful not to get caught by crazy fans..,” gue mau ngomong apa lagi, ya. Ya udahlah. “Say hi to other TVXQ guys. Bye.”
“Uhm, wait, are you leaving?”
Gue nggak jadi pergi. Tadi dia bilang apa? “What?”
“Are you leaving? I mean, don’t you want to see other members?” tanya YooChun. “They will be here. I just texted Junsu and he said he’ll be here soon. They are still somewhere.”
Gue cuma bisa meringis. “Oh, no, no. Thanks. Uhmmm,. That’s okay, I’m not TVXQ fans, anyway.” Dan gue nggak mau mengambil resiko dikerubuti dan mati diinjak-injak oleh cewek-cewek fans berat mereka nantinya.
“Where is your PA, anyway?” Personal assistant, maksud gue. Kok dari tadi nggak nongol-nongol sih.
YooChun tampak celingukan seperti gue.
“I don’t know, he said he wanted to go to the men’s room and buy something...”
Ya ampun. Ini orang beneran ditelantarkan ama LO (Liaison Officer)nya.
“Seriously, you want to wait here? You don’t mind if other fans mught recognize you, and come after you..?” Gue nggak yakin juga sih nanyanya.
YooChun tampak bingung.
“Hmmm.... Do you think there will be any fans found me here?” tanya YooChun balik.
Gue nggak ngerti deh, ini orang nggak percaya yah kalau banyak fans TVXQ di Jakarta?
“Yes,” jawab gue agak nggak sabar. “That’s why I’m leaving now, if fans found me here with you, they will scream and shoot me, maybe.”
Gue pergi aja deh.
“Wait!”
Aduh apa lagi sih. Tangan gue kok dipegangin?
“Uhmm... I think, uhhmm, where do you think it safe to wait for other members and my PA?” tanya YooChun. “Actually... I kinda get bored waiting alone here.”
Whaduh. Di mana ya? Bingung juga kalau disuruh cari ide ngumpetin YooChun. Di mall ini kan banyak cewek-cewek ABG berkeliaran. Untungnya sekarang masih pagi dan ini sudah bukan waktu liburan sekolah atau weekend, jadi nggak banyak juga sih. Tapi tetep aja, kalau yang satu tahu pasti akan datang sejuta yang lain.
“Where are you going?” tanya YooChun lagi.
Aduuhh. Masih bingung nih, kok nanya lagi sih.
Hmmm.
Gue masih mikir. Gue liat tampangnya yang lagi nunggu jawaban gue. Aduuuhh... imut bangeeettt!! Nggak tega juga sih ngebayangin dia bengong sendirian di Starbucks nungguin nggak jelas, sampai ketahuan ama fans-fans dia dan dikerubutin sendirian.
Hmmm.
“I’m going to.. hmmm...” Gimana ya. Gue agak gila karena pengaruh frappucino penuh gula ini, kayanya.
“Hmm... Do you want to wait your friends and your PA here?”
YooChun tampak agak berpikir.
“Well... I thought maybe you want to company me here for a while.. Or, if there is any other place you think better..”
Other place better? Ada sih...
“Uhmm, I’m going to take my car... And if you want, maybe you can wait in my car, until your friends come out and pick you up?”
Gue emang udah gila. Terima kasih Starbucks atas sumbangan gulanya. YooChun pasti akan memanggil sekuriti dan menuduh gue berusaha menculik dia sebentar lagi.
“Okay, let’s take your car.”
Ha?
“What?”
YooChun memandang gue. “You said you want to take your car. Okay, let’s wait in your car.”
Eh serius nih??
“Are you serious?”
“Yes.” YooChun tampak bingung. “Are you?”
Yaaaaaaaa.... serius juga sih! Ya Tuhan, kalau nanti gue tertangkap sekuriti dan dituduh berusaha menculik anak orang, tolong tambahkan kadar gulanya ke otak gue biar akting gilanya lebih meyakinkan.
Whatever, lah.
“Come on,” ajak gue. “My car is in the parking lot downstairs. Let’s get out of here.”