Title: Aku baik-baik saja
Author: Kiyatoshi
Genre: Angst
Type : Straight
Status : One Shot
Rating: PG
Casts: Kiya (Ki-chan) dan Sakurai Sho
Bahasa: Indonesia
Hari ini Sho mengajakku "friends date". Katanya dia ingin jalan jalan saja keluar tokyo, tapi bingung mengajak siapa. Jadi dia memutuskan untuk mengajakku. Kali ini dia mengajakku ke sekitar Kanagawa, selatan Tokyo.
Di sepanjang perjalanan dia menceritakan banyak hal, mulai dari teman-teman artis di tempatnya bekerja, tentang staff yang menyebalkan, dan banyak lagi. Aku suka mendengar ceritanya. Dia teman yang menyenangkan, perhatian, baik hati. Kalau kata orang dia sombong. Itu salah besar! Sho memang tidak suka berada di kerumunan orang banyak, bukan berarti dia sombong kan?
Malam pun tiba, kami berada di tempat kesukaannya, Yokohama. Kami memang berangkat sore hari, karena Sho ingin berada di Yokohama pada malam hari. Kami berada di sebuah bukit, Sho selalu mengajakku kesini. Katanya dia bisa merasakaan udara segar disini sambil melihat kemerlap cahaya yang berasal dari rumah warga di bawah.
Tapi sesampainya kami berada di bukit, Sho berhenti bercerita. Sho banyak melamun. Makanan yang kami beli tadi pun belum habis. Aku menatapnya sembunyi-sembunyi. Entah kenapa, ketika aku menatapnya malam ini, perasaan sedih mulai menyergapku, tapi kucoba abaikan. Lalu, aku tibatiba merasakan Sho sangat jauh padahal aku tepat berada disampingnya. Aneh.
Semilir angin mengembas tubuh kami berdua yang sedang duduk di cap mobil. Hembusan angin itu, menyadarkan Sho kalau Dia tidak sendiri.
"Hei, jangan menatapku seperti itu" aku tersadar dari lamunanku.
"Ah tidak.." Aku membuang muka.
"Apa kau sedang menyukai seorang lelaki?" Tanyanya tibatiba.
"Hm? Apa kau perlu mengetahui hal itu?"
"Terserah kau mau bicara atau tidak. Tapi aku ingin bercerita, aku hanya ingin bercerita ini padamu saja."
"Memangnya cerita apa? Sepertinya serius sekali?"
"Wanita" aku terkejut mendengarnya, saking terkjejutnya hampir saja aku terjatuh dari cap mobil.
"Tumben" kataku tak peduli. Sho hanya tersenyum bahagia.
"Aku mulai ceritanya ya?" Aku hanya mengangguk. Tapi hatiku rasanya tidak terima.
"Aku bertemu dengannya di lokasi syuting, dia warga sekitar yang kebetulan lewat dan tertarik untuk melihat jalannya syuting. Pertamanya aku tak peduli. Tapi melihat dia membawa buku novel yang sedang kucari-cari. Aku langsung menghampirinya, untung waktu itu hanya dia yang menonton, jadi tidak repot menanyakannya. Aku bertanya "dimana kau beli buku itu?", "di toko buku dekat kampusku." , "kampusmu dimana?" , "di Keio" , "Oh.." , "kau tak bisa membelinya lagi. Sisanya tinggal satu dan ini yang terkahir" , "eh? Benarkah? Kalau begitu aku telat membelinya. Bolehkah aku meminjam, atau kalo perlu aku beli punyamu". "aku beli dengan uangku sendiri, jangan memaksaku untuk menjualnya kepadamu." Aku diam disitu. Mungkin dia sudah puas melihat syutingnya, jadi dia meninggalkanku."
"Terus kenapa kau menceritakan wanita itu kepadaku?" Aku makin tidak peduli dengannya,
"Aku suka dengan ketidak peduliaannya denganku. Apalagi dia cantik. Terlihat sekali aura cerdasnya." Hatiku sakit mendengarnya.
"Kalau begitu kenapa kau tidak mencarinya ke Keio?" Bodoh! Kenapa aku harus mengatakan hal itu!!
"Nanti, lusa aku akan kesana" aku membuang nafas panjang-panjang.
"Oh begitu, semoga kau beruntung" kataku tersenyum....... Pahit.
Lusa kemudian..
Malamnya, Sho mengajakku lagi ke yokohama, ke tempat yang biasa. Kali ini, mukanya lebih murung dari dua hari yang lalu. Aku tak mau tanya kenapa, aku takut menyinggungnya.
"Ki chan" panggilan itu menyadarkanku.
"Ya?"
"Ingat tentang perempuan kemarin?"
"Tentu"
"Ternyata, dia sudah ada yang punya"
"Sabar ya"
"Hh, menyakitkan"
"ya, memang menyakitkan"
"Jangan berbicara seperti kau pernah merasakannya" keluhnya dengan sebal.
"Aku pernah merasakannya, dua hari yang lalu"
"Jadi kau benar benar, memiliki lelaki yang kau suka?"
"Bisa dibilang begitu.."
"Kau mau ceritakan padaku?" Aku mengangguk.
"Dia seorang yang terkenal sama seperti dirimu, aku menyukai pribadinya yang ramah, tegas, perhatian, dan senyumnya yang selalu membuatku yakin, kalau aku akan baik baik saja, jika bersamanya"
"Kau dekat dengan artis lain juga ya? Siapa siapa aku ingin tahu?" Tanyanya penasaran.
"Tidak"
"Lalu siapa? Yang aku tau kau cuman kenal aku dari kalangan artis"
"Memang dirimu.."
"Maksudnya?"
"Memang dirimu yang aku suka"
Sho menatapku terkejut. Aku hanya tersenyum hambar kepadanya.
"Terkejut?" Sho mengangguk. Dia masih tak bisa berkata apa-apa. Sho masih kebingungan untuk menentukan sikap selanjutnya.
"Aku memang mencintaimu, tapi bukan berarti aku bisa memaksamu untuk mencintaiku kan? Aku tak apa kok. Sungguh" aku mencoba tersenyum sekuatku.
"Jangan takut, untuk berteman denganku lagi. Aku tidak akan pernah merasa disakiti olehmu Sho. Sungguh. Tenang saja Sho, waktu akan membantuku melupakan perasaan ini.." Sho menatapku. Sepertinya beban pikiran yang ia pikirkan tadi sudah menguap. Aku tersenyum kepadanya.
"Terima kasih, telah menyukaiku.." Sho memelukku.
Malam itu. Menjadi akhir dari persahabatan kami. Aku tak kecewa. Aku tak marah. Aku pun tak menyalahkannya. Aku sudah bilang kepadanya, perasaan itu akan hilang dengan sendirinya, aku hanya butuh waktu.