---
Rumah ini akhirnya selesai juga. Akhirnya bisa ditempati. Desainnya biasa, warna cat dindingnya biasa, isi rumahnya biasa, tapi aku suka. Karena ada kau penghuninya yang membuat semuanya menjadi luarbiasa.
Apa rasa senangmu setara denganku?
xx
Daph.
**
Tentu.
Oh ya, terimakasih. Aku anggap itu pujian, Nona. Hm, maksudku Nyonya Dostoyevski.
D.
**
Tidakkah kau pikir kulkas ini terlihat aneh. Pintunya penuh stiker-stiker tempel yang entah kita kumpulkan darimana, ramai. Tapi saat membuka isinya, rasanya berbanding terbalik.
Telur
Susu
Sayur
Buah (terserah, kau saja yang pilih. Seleramu kan luarbiasa)
Eskrim, barang kali. Banyak rasa biar tidak bosan
Mungkin sosis, mentega, kornet, persediaan sarapan.
Mungkin sementara itu saja. Jika kau sibuk sampai lewat jam 3 aku akan ke supermarket sendiri. Buah bisa nanti, tunggu kau sempat ikut denganku. Bisa pinjam 2 dollar? Tempelkan saja di sebelah pesan ini dengan tempelan liberty.
Thx!
Oh ya, maaf aku berangkat duluan. Aku ingin menyelesaikan semua lebih cepat, biar kulkasnya punya isi lebih cepat juga.
xx
Daph.
**
Ini, 5 dollar. Sebelum kau kecewa, maaf, aku tidak bisa menemuimu. Sekalian titip majalahku. Hari ini kiriman majalahnya tidak datang. Aku lupa tanggal jatuh tempo langgananku habis. Terimakasih, Daph.
Tadi Eleanor menelpon. Lupa bawa ponsel lagi?
D.
**
Wah bertambah jadi 5 dollar~
Thx.
Iya aku lupa.
Kepalaku mendadak pusing juga sudah tiga hari ini. Kenapa ya? Posisi tidurku tidak salah 'kan? Kalau salah, ingatkan aku.
Aku ke supermarket dulu. Ada pizza di dalam kulkas untuk makan malam kalau kau pulang duluan.
xx
Daph.
**
Jangan buat aku khawatir.
Aku di kamar, mungkin tidur.
D.
**
Sekarang aku yang berangkat duluan ya.
Jangan lupa minum susunya. Kurasa takarannya cukup. Aku lupa kau suka manis atau tidak.
D.
**
Haha, susunya enak kok. Thx!
xx
Daph.
Oh ya, mungkin aku pulang malam. Aku ada di rumah Eleanor. Jika terlalu malam, Stanislov akan mengantarku pulang. Jangan khawatir.
**
Jika kau sudah pulang, Aku ada di kamar.
D.
**
Hari pertama ditinggal keluar kota. Semoga kau tidak bandel. Cuaca di luar sedang dingin-dinginnya. Pakai mantelmu, ok?
xx
Daph
**
Sayaaaaaaang.
Aku punya berita.
Cepat pulang.
xx
Daph
**
Katanya hari ini kau pulang? Aku ada di belakang, menyiram bunga atau mungkin sekarang sudah berjemur-jemur. Panas sore ini cukup hangat.
xx
Daph
Eh, aku masih punya utang bercerita...
Tagih! Ingat... Aku ini pelupa...
**
Maaf, aku berangkat duluan.
Susumu sudah siap di meja.
Merknya sesuai rekomendasi ibuku.
Semoga tidak membuatmu mual atau apa.
Jangan pulang malam lagi, omong-omong.
D.
**
Tidak apa-apa~ ibumu memang ibu yang hebaaaat~ pilihannya tidak membuatku mual sama sekali kok~
Thx~
Aku juga tidak akan pulang malam~ janji~
xx
Daph
**
Sayang, aku ada di kamar.
Temui aku segera.
xx
Daph
**
Baru kali ini kau pergi tanpa pesan.
Terimakasih susunya. Akhirnya kembali ke merk lama.
xx
Daph
Omong-omong, tadi aku mimisan.
**
Hari ini harus ke dokter.
Jangan lupa ponselmu. Aku akan menjemputmu di kantor.
D.
**
Maaf, ya.
xx
Daph
**
Yang penting itu kesehatanmu. Bukan yang lain. Semangatlah.
D.
**
Bodoh ya, aku rasa aku sangat membutuhkanmu kali ini. Amat sangat membutuhkanmu. Kau menolak untuk pergi, tapi aku malah memaksamu kesana dengan alasan profesionalitas dan aku disini bisa jaga diri. Ada Eleanor, kubilang. Menyesal setengah matiiiii. Sayang, cepat pulaaaaang.
(Bagian ini ada bekas sobekan; ya, Daph membuang satu paragraf awalnya yang itu)
Aku ada di rumah Eleanor. Untuk bercerita sebentar saja. Walau aku lebih berharap kau yang ada disini.
xx
Daph
**
Kunciku hilang. Makanya aku berangkat duluan. Usahakan pulang duluan juga. Nanti siapa yang membukakan pintu rumah untukku?
xx
Daph
**
Maaf lama. Seminggu kuncinya baru jadi, huh. Kuletakkan di konter biasa. Jangan lupa lagi. Sudah kuduplikat banyak-banyak sih. Jaga-jaga.
D.
**
Maaf, aku makin merepotkan.
xx
Daph
**
Lima dollar, aku titip apel.
D.
**
Aku beli lebih dari 5 dollar. Sekalian buat pie. Ada di dalam kulkas. Ambil saja semua~ aku sudah puas cicip-cicip.
xx
Daph
Omong-omong, rambutku rontok.
**
Sampai kau botak juga aku tetap menemanimu.
Kau tahu itu kan? :)
D.
**
Kemoterapi jam 10. Jangan pergi kerja dulu. Nanti aku jemput; aku sudah titip tugas dengan yang lain.
D.
**
Kemoterapi jam 1. Aku jemput.
D.
Ah ya, aku beli topi baru warna biru. Ada di mobil. Semoga kau suka.
**
Kemoterapi jam 10.
D.
**
Hai, halo.
Aku bosan kemoterapi...
Semenjak keguguran waktu itu, hidupku makin suram. Gelap. Dan--hanya kemoterapilah sepertinya satu-satunya cara untukku sembuh. Ruang kemoterapi dan bau-bau obat itu membuat otakku yang katanya rusak ini, makin terganggu. Semenjak kemoterapi, aku tidak bisa lagi menyirami bungaku. Berjemur di sore yang hangat. Semuanya. Seakan cahaya bahakn telah menolakku. Tega.
Topi biru ini jadi favoritku sekarang, hehe.
Maaf aku pergi bersama Eleanor jika kau mencariku. Aku tidak mau kemoterapi hari ini. Aku pergi ke penampungan wanita-wanita yang menderita sepertiku. Dari mereka ada yang berhasil sembuh. Walau sedikit. Katanya begitu. Makanya aku mau dengar ceritanya.
Aku tidak bawa ponsel. Bukan lupa. Sengaja, biar tidak dicari :b
Sayang kau selalu,
xx
Daph
**
Seorang wanita yang tubuhnya tidak lagi berbentuk, sedang bercengkrama dengan anaknya yang masih balita, memegangi tanganku sambil berkata, "jangan sia-siakan waktumu."
Bantu aku untuk tidak menyia-nyiakannya.
xx
Daph
**
Pasti.
D.
**
Tadi Adri telepon. Kenapa kau sekarang yang lupa bawa ponsel?
Aku di kamar. Istirahat lagi.
xx
Daph
Maaf tulisanku berantakan. Tanganku gemetar. Nampaknya mengigil.
**
Rumah ini kosong.
Tidak juga, semuanya masih disini. Cat kuning pasi di dinding, yang tertutup banyak pigura kita, ada juga bunga-bunga di halaman belakang. Walau bunga-bunganya mulai layu. Langit enggan membantuku menyiramnya. Masih ada kulkas ini juga sebagai perabotan yang menyimpan banyak memori.
Jadi yang kosong bukan rumah ini; tapi hatiku.
Bagaimana? Tidak sakit lagi kan? Aku benci melihatmu terus mengeluh. Semoga sisa waktumu yang kemarin sesuai harapan. Kau tidak sama sekali menyia-nyiakannya.
Kau berhasil membahagiakanku.
xx
D.
Posted via
m.livejournal.com.