[Fanfic] Pemotretan (AmuReia)

Nov 11, 2015 17:07


Title : Pemotretan
Cast : Nakamura Reia, Haniuda Amu (Johnny's Jr)
Genre : Fluff
Rating : PG-16
Summary : Seketika ruang pemotretan terasa seperti milik berdua

WARNING! Fanfic ini mengandung unsur Shounen-Ai dari awal hingga akhir
Don't like, don't read

==================================================================================


Pemuda yang baru saja turun dari mobil itu bergegas masuk ke dalam gedung bercat abu-abu yang berada di sudut jalan, tak menghiraukan supir pribadinya yang menanyakan waktu kepulangannya. Pemuda yang memakai jaket adidas itu menaikkan sedikit topi hitam miliknya untuk membuatnya bisa melihat lebih leluasa. Setelah mengangguk dan menyapa resepsionis, ia masuk ke dalam lift dan menekan tombol bernomor 5. Sesampainya di lantai lima, pemuda bersurai hitam itu bergegas masuk ke dalam sebuah ruangan.

“Ah, Haniuda-kun. Selamat pagi,”
“Selamat pagi, Amu!”
“Apa kau tidak sedikit lebih pagi, Amu?”

Beberapa sapaan spontan terlontar ketika melihat pemuda bernama Haniuda Amu memasuki ruang pemotretan. Amu hanya mengangguk dan tersenyum, sama sekali tak tertarik untuk menjawab beberapa pertanyaan yang terlontar, dan memilih untuk berjalan menuju ruang ganti dimana tertempel tulisan ‘Johnny’s Jr’ di pintu putihnya.

“Oha-“

Kalimat Amu terputus di tengah saat manik matanya menangkap sosok berkemeja merah yang tengah duduk di depan cermin sembari menata poninya yang cukup panjang. Gelang yang melingkar di lengannya kecil terlihat sangat bagus. Amu yang masih bergeming di pintu ruang ganti berani bersumpah bahwa ia melihat bunga-bunga muncul di sekeliling pemuda yang ada di depan cermin itu, serta cahaya di sekitarnya menjadi lebih putih dan membuatnya berkilau.

Keheningan dengan segala imajinasinya terus berlanjut, namun pemuda yang baru saja mengambil kalung dari dalam tas tampaknya menyadari sesuatu karena setelahnya ia berputar dan memandang Haniuda Amu yang masih terpaku di tempatnya. Samar-samar terlihat bahwa kening pemuda itu tengah berkerut.

“Kenapa di situ terus, Amu?” tanya pemuda berponi itu. Lamunan pemuda yang masih bergeming di pintu ruang ganti itu sontak buyar. Ia mendapati pemuda di depan cermin tengah menatapnya. Hal itu membuatnya menelan ludah dua kali.
“Tidak kenapa-kenapa,” jawab Amu sembari memperlihatkan ekspresi terbaiknya. Sok keren.

Amu melangkah masuk dan melempar tas hitam yang dibawanya ke atas sofa. Ia sedang berjalan menuju gantungan baju untuk memakai baju yang disediakan untuk pemotretan ketika sudut matanya menangkap gerakan pemuda yang tadi diperhatikannya tengah kesulitan memakai kalung.

“Ne, Reia, sini kubantu,” ucap Amu sembari berjalan menghampiri pemuda bernama Nakamura Reia. Reia menatap Amu lewat cermin ketika pengait kalung diambil alih oleh Amu. Beberapa detik kemudian, kalung berbentuk hati itu terpasang dengan cantik di leher Reia.
“Terima kasih,” ucap Reia seraya tersenyum manis dan matanya menyipit cantik. Pemuda yang biasa dipanggil tuan muda itu bersumpah bahwa sedang ada balapan di dalam jantungnya hingga akhirnya ia memeluk Reia dari belakang dengan alasan keselamatan.
“Ck, Amu, lepaskan,”
“Tidak mauu. Kamu terlalu cantik hari ini, tuan putri,” Amu terus memeluk kekasihnya, kini sembari memejamkan mata. Ia sudah bersemangat sejak menerima pemberitahuan bahwa ia akan melakukan pemotretan dengan Reia, berdua saja. Rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali mereka melakukan pemotretan berdua.

…… Tidak. Mereka tidak lama ini baru saja melakukan pemotretan berdua dengan tema pocky game. Malamnya Amu tidur sambil tersenyum karena berhasil mencium Reia setelah selesai pemotretan.

“Aw!” Pelukan Amu sontak terlepas setelah kekasihnya mencubit tangannya dengan keras.
“Kalau kubiarkan, kau pasti akan melakukan hal yang aneh-aneh lagi,” Reia menatap Amu melalui cermin, sekali lagi. Tatapannya tampak cukup berbahaya, mungkin menyadari bahwa mereka sedang berdua di ruang ganti. Suatu keadaan yang memungkinkan untuk Amu melakukan hal yang aneh pada Reia.
“Dasar putri galak,” pemuda yang suka menghabiskan liburannya di Bali itu mengerecutkan bibirnya.

Cklek

“Hei, Amu, Reia, sekarang waktu kalian,”

************************

Begitu melihat Amu dan Reia, sang fotografer langsung tersenyum cerah. Ia mengarahkan dua insan itu untuk duduk di atas sofa hijau. Reia mengambil bantal berwarna biru dengan bintang putih, sementara Amu mengambil bantal berwarna oranye dengan bintang putih. Reflek, Amu mendudukkan dirinya dekat dengan tuan putrinya.

Kilatan putih dari jepretan kamera terus menerus menerpa retina mata Reia. Senyuman manis terus tersungging di wajahnya, dengan Amu yang tampak bersemangat di sampingnya. Sesekali tangan kiri anak laki-laki keluarga Haniuda itu berusaha menggamit tangan kanan kekasihnya, namun Reia selalu menarik tangannya sebelum berhasil digenggam oleh Amu.

“Bagaimana kalau kalian saling menatap?” sang fotografer menurunkan kameranya. Dua insan yang tengah duduk di sofa hijau menatap fotografer sejenak, kemudian saling berpandangan.
“Ne, Reia,” panggil Amu, masih tetap memandang Reia dengan lembut.
“Hm?”
“Kamu cantik,”

Blush

Semburat merah samar-samar muncul di pipi putih pemuda yang ahli skateboard itu. Senyumnya mengembang, memperlihatkan sisi dirinya yang begitu manis. Melihat kekasihnya yang tampak semakin cantik tak ayal membuat Amu menjadi gemas. Ia mendekatkan dirinya pada Reia dan menyentuh sisi kepala Reia dengan dahinya. Reia hanya memejamkan mata sembari tersenyum, merasa nyaman dengan kehadiran Amu.

Ckrik

“Yosh! Bagus! Bagus! Ah, Haniuda, tolong berbaring di pangkuan Nakamura,”

Kedua mata Amu sontak berbinar setelah mendengar perintah sang fotografer. Ia tersenyum simpul sambil merebahkan badannya ke pangkuan Reia. Ia merebahkan kepalanya ke atas lengan Reia yang tengah berada di atas lengan kursi sementara tangan Reia yang lain berada di atas punggung sofa. Amu menghilangkan senyumnya dan memperlihatkan ekspresi kemenangan di wajahnya, tepat sebelum fotografer menekan tombol untuk memotret kedua Johnny’s Jr tersebut.

Pemuda pengoleksi senjata di kamarnya itu mengangkat kepalanya dan menyangganya dengan tangan kirinya. Sementara sang fotografer mencari pencahayaan yang pas, pemuda itu memilih untuk bermain dengan tangan putih kekasihnya yang berada di atas lengan kursi. Baru saja Amu menyentuh jemari putih itu, Reia langsung menarik tangannya.

Ckrik

“Yosh. Terima kasih atas kerja samanya hari ini!”
“Otsukaresama deshita!”
“Otsukaresama deshita!”

Sang fotografer berlalu sambil tersenyum senang. Para staf lainnya juga sibuk membereskan barang-barang mereka. Amu bangkit dari pangkuan Reia dengan mengerucutkan bibirnya. Ia masih ingin bermanja-manja dengan Reia, dan ini adalah salah satu kesempatannya. Tapi pemotretan telah berakhir dan ia harus pulang untuk kembali mempelajari bahasa inggris.

“Ne, Amu,”
“Hm?”

Chu

Amu mengerjap-erjapkan kedua matanya. Sedetik yang lalu ia yakin bahwa sesuatu yang lembut baru saja mengecup bibirnya. Para staf terlalu sibuk dengan urusan mereka sehingga tidak melihat apa yang baru saja terjadi. Amu menatap Reia yang duduk diam sambil memandang langit-langit, seakan-akan tertarik pada cicak yang baru saja melintas.

“Eh?”
“Permintaan maaf karena sudah mencubitmu di ruang ganti tadi,” ujar Reia lirih, masih memandang langit-langit walau sebenarnya tidak ada cicak lewat di sana. Amu mengerjap-erjapkan matanya kembali sebelum bangkit berdiri tegap.
“Mau kuantar pulang, tuan putri?” Amu membungkukkan badannya ala butler pada Reia. Sontak Reia bergegas pergi dari tempatnya berada.
“Aku tidak mau pulang denganmu,” pemuda manis yang selalu jaga image itu berjalan cepat menuju ruang ganti.
“Hee? Kenapa?”
“Bahaya. Ada di dalam mobilmu itu bahaya,”
“Tapi mereka merestui kok~ “
“Terserah! Pokoknya nggak mau!”

====================================THE END=======================================

Inspired by this photos. Thanks to Raras ,...... ah no. I just scrolling her timeline when I found her status which talking about Amureia being sweet. I looked for this pictures and when I found it .... it felt like the whole world was smiling to you xD











fanfic : fluff, fanfic : shounen-ai, fanfic, fanfiction, haniuda amu, nakamura reia, johnny's jr fanfiction, fanfic : one-shot, indonesian fanfiction, one-shot fanfic

Previous post Next post
Up