Title : “Me or ....”
Cast:
-Chinen Yuri(HSJ)
-Kawashima Umika
-Beberapa anak 3-D (MARIYA ADA DISINI!)
Rating : PG-13
Type : non-yaoi, one shot~
Genre : Romansu gagal!
Disclaimer : Seorang bernama Akiyama Hana mengaku hanya memiliki tulisan dan plot pada FF ini!
Warning: OOC, AU, GAJE, ABAL, TYPO, UMICHI ! !
A/N: AUTHOR AND UMIKA POV! Hoaaaammm ngantuk... #plaak
*~Me or ..... ?~*
Seorang gadis berperawakan mungil disertai wajah imutnya-yang dikenali sebagai Kawashima Umika, duduk termenung dibangku kelasnya dengan wajah lesu. Kedua bola mata bening itu, tak letih-letihnya menatap lurus kearah papan tulis berwarna putih pucat tersebut.
*UMIKA POV*
“Bencana! oh... umika, kenapa dia bisa mengetahuinya!” Ohgo Suzuka mendesah keras. Gadis itu menatap kearahku dengan pandangan iba.
“Hey... tenanglah suzuka~chan.” kali ini Mirai membuka suara. Bermaksud untuk menenangkan temannya tersebut, tapi yang ia dapat hanyalah tatapan tajam dari sang gadis.
“Umika, kau harus berhati-hati dengannya!” Mariya yang berada tepat disamping tempatku duduk, ikut menimpali.
“UMIKA! SESUATU YANG SANGAT BERHARGA ITU, HANYA KAU YANG MEMILIKINYA! DAN KAU TAHU APA ARTINYA??”
Glek.
Aku menelan ludah pahit.
Entah setan apa yang sedang merasuki sahabatku saat ini, tapi ia sungguh berhasil membuatku bergidik ngeri.
“Suzuka~chan hentikan! kau membuat Umika~chan takut!” seru Mirai tak senang. Tapi, lagi dan lagi Ohgo hanya menanggapinya dengan masa bodoh.
“Hhh... sepertinya benar juga apa yang dikatakan Suzuka.” Chielu-Hana Cindy Rachel- yang sedari tadi diam, tiba-tiba membuka suara. Keempat pasang mata itu menoleh kearahnya dengan pandangan bingung.
“... Menurut informasi yang kudapat dari Yuuto-”
“Are? Yuuto?” sergah Suzuka cepat, yang sedetik kemudian sukses membuatnya menjadi salang tingkah.
“Hmm... l-lanjutkan.”
Chielu kembali mengumpulkan kata demi kata pada ujung bibirnya.
“Tenang saja Suzuka, aku tidak memiliki hubungan khusus apapun dengan Nakajim-”
“Urusai! memangnya apa pedu-” merasa telah dipelototi oleh keempat temannya, Ohgo pun segera mengurungkan niatnya untuk kembali bercuap-cuap ria.
Chielu menarik nafas panjang. Sepertinya ia sudah malas melanjutkan perkataannya. Tapi, syukurlah Chielu masih bersimpati dengan apa yang sedang menimpaku saat ini.
“... Yuuto bilang, kalau ‘dia’ rela melakukan apa saja demi mendapatkan segala hal mengenai ‘sang idolanya’, yaitu...” mereka berempat beralih menatap kearahku dengan tatapan tajam.
“OHNO SATOSHI ! !”
BRAAAAAK~
Aku menggebrak meja dengan keras. Perkataan keempat sahabatku sewaktu istirahat tadi, berhasil membuatku merasa ingin ‘mati saja’, apalagi ditambah setelah itu ‘orang yang diomongkan’ pun datang menghampiriku, untuk mengajakku bertemu dikelas sehabis pulang sekolah.
Tapi sekarang....
“DIMANA DIA?”
Pandangan mataku tertuju pada sebuah jam berbentuk persegi panjang.
“Apa anak itu mengerjaiku heh?”
Dengan malas aku mengemas buku-buku pelajaran yang sedari tadi masih bertebaran diatas mejaku, lalu memasukkannya kembali kedalam tas sekolah.
Aku memutuskan untuk pulang. Aku tidak peduli pada orang itu. Sekali lagi kukatan, AKU TIDAK PEDULI!
TAP~ TAP~ TAP~
Hentakkan demi hentakkan yang ditimbulkan oleh sepatuku, seakan menggema dalam kosongannya bangunan megah ini. Berpacu semakin cepat, takkala dinginnya udara malam memanggilku untuk bergegas kembali keistana mungilku.
Karena kelasku berada dilantai dua, aku harus menuruni tangga terlebih dahulu untuk sampai kepintu gerbang.
Hampir saja aku berhasil menapakkan sebelah kakiku diatas anak tangga, kalau saja aku tidak mendengar suara seseorang yang memanggil namaku.
“Umika...”
Aku menoleh kearah sumber suara tersebut berasal, dan tanpa kusadari kaki kananku tidak berhasil berpijak diatas tangga...
BLAAAAS~
Aku jatuh.
“Gyaaaa...”
BRUSSS~
Sesuatu yang hanga t terasa menggenggam pergelangan tanganku dengan erat.
“Umika! Umika! apa kau dengar aku??”
Dengan perlahan aku membuka kedua kelopak mataku.
Ternyata dialah yang telah memegangi tanganku agar Aku tidak jatuh kebawah.
“C-Chinen... tolong aku... hiks.” tanpa kusadari buliran bening mengalir deras dari kedua bola mataku. Aku takut. Aku takut tak dapat melihat hari esok.
“Tenanglah... Aku akan segera mengangkatmu keatas...”
Pria bernama lengkap Chinen Yuri itu, dengan perlahan menaikkan tubuhku keatas. Walaupun kerangka badannya takkalah mungil dariku, tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan hidupku.
“Ichi... nii... sa- ”
Deg.
Padahal tinggal satu tarikkan lagi, maka aku dapat bernafas lega.
Tapi, diluar dugaan.... BENDA TERSEBUT KELUAR!
Chinen menghentikan gerakkannya.
Pandangan matanya tepat tertuju pada sebuah benda berkilau, yang sekarang sedang memberontak keluar dari saku tasku.
“I-itukan... p-patung mini replika(?) Ohno Satoshi yang terbuat dari berlian dan... HANYA ADA SATU DIDUNIA! AAAAAAA...” Pria berperawakan mungil itu menatap kearah patung tersebut dengan pandangan takjub. Bahkan taanpa berkedip sedikitpun.
Keringat dingin meluncur dari sudut keningku.
‘Petaka! ini petaka kami-sama!’.
“Yu-yuri!”
“Hwaaah suteki na.. Ohno-san kakkoi!!”
“C-chinen...”
“Hiyaaa... aku ingin memilikinya!!”
Terlambat sudah. Sisi fanboy Chinen kembali muncul. Aku jadi teringat dengan apa yang dikatakan oleh Chielu,
“... Yuuto bilang, kalau ‘dia’ rela melakukan apa saja demi mendapatkan segala hal mengenai ‘sang idolanya,...”
Sepertinya itu semua benar.
“Aku ingin memilikinya! aku harus memilikinya!” tiba-tiba saja genggamannya pada pergelangan tanganku mengendor.
‘Ini tidak bisa! ini tidak bisa!’
Aku menatap Chinen dengan sorot mata tajam.
“Haaaah...” kutarik nafas dalam-dalam.
“... CHINEN YURI! KAU PILIH KAWASHIMA UMIKA ATAU OHNO SATOSHI!”
Glek.
Seketika Pria itu tampak tak tenang. Bola matanya bergantian, menatap kearahku dan benda tersebut.
“AAAAAAHHHHH....” teriakkan frustasi Chinen terdengar mengalun keseluruh pelosok ruangan. Ia menutup matanya perlahan.
“... Gomen, sayonara~”
BLAAAAAMMMM~
*AUTHOR POV*
Tak~ Tak~ Tak~
Suara dentuman sebuah benda, menghiasi keterpurukkan seorang pria yang sedang duduk lesu ujung anak tangga terbawah.
“Kenapa... kenapa ini terjadi...”
“Arigatou na Chi~kun, kau sudah menyelamatkanku...” seorang gadis dengan wajah penuh penyesalan bersandar diujung anak tangga terbawah, yang berlawanan arah dengan sang pria.
“Hmm...”
“Gomen na Chi~kun...”
“Hmm...” Chinen kembali bergumam sekedarnya. Tangannya memegangi sisa pecahan patung, dengan air muka sedih-layaknya baru ditinggal mati oleh sang kekasih.
“Ne... Chi~kun,” gadis yang berperan sebagai adik dari ‘Haruma Miura’ dalam dorama ‘Bloody Monday’ itu, berucap sembari menunduk.
“... Sebagai tanda terimakasih dan permintaan maafku, bagaimana kalau aku memberikanmu sebuah hadiah.” Umika menggigit bibir bawahnya pelan.
“Hhh?”
Gadis manis itu berfikir sejenak.
“... K-kau pilih tiket konser Arashi atau men-”
CUP
1 menit
3 menit
Oh tidak! 5 MENIT!
Seketika wajah Umika berubah memerah bak sepiring kepiting rebus yang siap untuk disantap.
“Hmm... kurasa aku telah memilih pilihan yang tepat...” ucap Chinen disertai seringai tipis.
Chu
ARE? AGAIN?
*THE END*
HAHAHAHA
Sumpah! ni FF GAJE BIN ABAL SETENGAH MAMPUS!
Ceritanya NGGAK NYAMBUNG!
Mana akhirnya bikin darah tinggi lagi... XDDD
Akhir kata~
Minna.. give me a strawberry, please? =p