[Oneshot] Thunderstorm Night

Mar 04, 2013 14:11

Thunderstorm Night
Author: noe_sakamoto
Chapter: One Shot
Character: Tora and Shou, Yui of UNiTE
Genre: fluff
Rating: PG
A/N: berasal dari twitfic sesat di tengah malam xD

Seorang anak berusia lima tahun menatap kea rah jendela ruang tamu di apartemen keluarganya. Bocah itu menatap langit yang tampak mendung, dan seketika bibir si bocah mengerucut. Dia bukannya benci dengan cuaca yang mendung ataupun hujan yang kemungkinan terjadi setelahnya. Dia hanya benci dengan sahabat akrab mendung dan hujan. Saat itu, si bocah pun melompat menuju sofa, memeluk sebuah boneka macan, dan memejamkan matanya, menunggu ayahnya pulang dan juga menunggu ibunya selesai memasak makan malam.

Saat sang ayah pulang, si bocah langsung tersenyum, seolah lupa dengan perasaan kesalnya sebelumnya. Ia kemudian berlari menuju ke arah sang ayah yang tersenyum, dan menyambutnya dengan pelukan lebar, lalu membopong bocah itu di lengannya yang kuat.

“Okaeri papa!” ucapnya sambil memeluk leher sang papa.

“Sang papa tersenyum, dan mencium pipi si bocah seraya berkata, “Tadaima, Yui-kun. Hari ini Yui-kun jadi anak baik kan?”

Si bocah mengangguk, lalu memeluk sang papa dengan senang. Dari arah dapur, muncul seseorang membawa semangkuk sayur hangat, dan meletakkannya di meja makan. Setelah meletakkan mangkuk sayur di meja makan, pria cantik itu berjalan menuju ke arah kedua orang yang ia kasihi, lalu ia berkata,

“Okaeri Tora-yan. Makan malam sudah siap. Yui-kun ayo turun dulu. Kita makan malam bersama ya.” Ucap si pria cantik sambil mencium pipi si bocah.

Yui, tersenyum lebar dan memeluk sang mama, lalu ia berlari menuju kursi makannya. Shou, yang saat itu tengah membantu Tora untuk meletakkan barang-barang, tersenyum ketika ia melihat putra semata wayang mereka tampak bahagia. Ia pun meletakkan jas Tora di keranjang laundry, lalu menghidangkan makan malam untuk keluarga kecilnya tersebut.

Tora tersenyum dan sesekali tertawa saat Yui menceritakan pengalamannya di sekolah hari ini. Ketiganya saling bercanda, dan tertawa bersama hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tora menggendong Yui yang sedaritadi menguap sambil sesekali mengusap matanya. Pria itu kemudian menggantikan pakaian Yui dengan piyama bermotif kelinci, lalu ia pun membaringkan putranya itu di ranjang, dan sesekali mengelus rambut lembutnya.

“Tidur nyenyak ya Yui-kun, papa saying Yui-kun.”
Yui tersenyum saat sang papa berkata seperti itu. Setelah beberapa saat, Tora pun berhenti mengelus kepala Yui dikarenakan putranya itu telah tertidur. Dari balik pintu kamar, telah berdiri Shou yang saat itu membawa sepasang piyama, dan tersenyum saat Tora menghampirinya.

“Yui-kun sudah tidur?” Tanya Shou.

Tora mengangguk dan memeluk pinggang ramping istrinya lalu keduanya pun berjalan menuju kamar mereka. Selang beberapa saat setelah mereka tertidur, hujan pun mulai mengguyur Tokyo dan sekitarnya. Hujan deras masih mengguyur wilayah Tokyo dan sekitarnya dengan sangat gencar. Suara petir berkumandang, bertalu-talu dan terus saling bersahutan.

Yui meringkuk bersembunyi di dalam selimutnya. Kedua tangannya menutupi telinganya dari suara petir yang kencang itu.Ia terus meringkuk, ketakutan karena suara petir yang semakin menggelegar. Bocah itu kemudian menyembulkan kepalanya dari selimut, dan tampak wajahnya terlihat sembab, ketakutan dan hampir menangis. Perlahan, Yui pun  turun dari kasurnya, masih menutupi diri dengan selimutnya yang tebal tersebut, si bocah itu pun berjalan terseok-seok ke kamar yang terletak tak jauh dari kamarnya.

Ia memutar knop pintu kamar tersebut, lalu berjalan mendekat ke arah ranjang besar di tengah kamar yang gelap, di mana kedua orang tuanya tengah tertidur.

"Mama..." ucap Yui, sambil menggoyankan pelan tubuh Shou.

Shou yang kini terbangun, duduk di ranjangnya dan mengangkat Yui ke pangkuannya, sembari sesekali ia mengelus rambut Yui dengan lembut,

"Ada apa Yui-kun? Kamu kenapa menangis sayang?" Tanya sang mama, sembari mengelus rambut kecokelatan si bocah balita tersebut.

Yui menyandarkan kepalanya ke dada sang mama, lalu menggenggam erat piyama Shou.

"Takut... aku tidak suka suara petir ma... seram..."

Tora, yang saat itu juga terbangun, kini duduk di sebelah Shou dan mengelus pelan kepala putranya yang masih ketakutan dan memeluk Shou erat-erat.

"Yui-kun takut suara petir?" Tanya Tora, dan Yui pun mengangkat kepalanya, kemudian menatap papanya dan menganggukkan kepalanya.

"Ahh, begitu rupanya." Tora tersenyum dan mengecup pipi putranya tersebut. Yui kemudian beringsut memeluk tubuh papanya, dan membiarkan sang papa untuk mengelus rambutnya.

"Aku boleh tidur bersama mama papa tidak? Aku takut tidur sendiri, suara petirnya menyeramkan." Yui berbisik lirih, dan mengusap matanya yang kini menjadi semakin sulit untuk dibuka, dikarenakan Tora terus-menerus mengelus kepalanya.

"Tentu saja sayang, nah Torashi, sebaiknya kau agak bergeser ke sebelah, jadi Yui-kun bisa tidur di tengah." Shou tersenyum, dan menata sebuah bantal lagi untuk Yui dan disusul dengan Tora yang membaringkan tubuh mungil Yui di sebelahnya dan juga Shou.
Yui tersenyum, dan memeluk selimut kecilnya saat ia merasakan pelukan dari kedua orang tuanya itu.Sebelum ia terlelap sepenuhnya, ia merasakan kedua orang tuanya itu mencium pipinya dan berkata,

"Oyasuminasai, Yui-kun. Tidur yang nyenyak ya sayang."

Saat Yui telah terlelap sepenuhnya, Tora dan Shou menatap wajah tidur putra mereka. Senyuman mengembang di bibir mereka, saat mereka melihat wajah tidur Yui yang damai.Sebelum keduanya menyusul tidur, Tora dan Shou pun mengecup pipi Yui, dan memeluk putra mereka. Keduanya bertatapan dan saling tersenyum lalu berkata,

"Oyasuminasai."

Ketiga orang itu tertidur dengan lelap, saling berpelukan dan memberikan kehangatan dan juga kenyamanan satu sama lain. Bagi Tora dan Shou, kebahagian putra mereka adalah segalanya, keduanya membuka mata sejenak, saling bertatapan dan tersenyum. Senyuman manis mengembang di bibir Shou, dan senyuman penuh kebahagiaan terpancar dari wajah Tora. Keduanya kemudian menatap Yui, dan tersenyum amat lembut, dan memberi kecupan lagi di pipi bocah itu. Shou menatap Tora, dan mengaitkan jemarinya di jemari Tora, lalu berkata

“Oyasuminasa Tora-yan, tidur yang nyenyak ya. Aku menyayangimu.”

Tora tersenyum lembut, dan membelai kepala Shou. Saat melihat istri dan anaknya terlelap, Tora mengambil ponselnya sejenak lalu ia pun memotret kedua orang yang sangat ia sayangi tersebut. Pria itu kemudian meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menarik selimutnya, dan memeluk Shou juga Yui lalu berbisik pelan, sebelum akhirnya ia memejamkan matanya.

“Oyasuminasai, Shou-yan, Yui-kun. Aku menyayangi kalian.”

FIN

one shot, unite, tora x shou, fanfic, alice nine, yui

Previous post Next post
Up