Cerita ini tentang seorang perempuan berkerudung yang melanjutkan sekolahnya di luar negeri. Disanalah dia berjuang untuk menemukan cita-citanya dan menemukan takdirnya.
HALLO NEGERI SAKURA
Oleh : Iris Pink
Akhirnya Mika sampai pada tempat tujuannya. Berita bahagia datang dari temannya Mizuki yang akhirnya mencapai impiannya yaitu menikah, dan Sekarang dia sampai di bandara Narita. Dia melihat-lihat dimana keberadaan Mizuki . Dia melihat ada papan tertuliskan namanya dan ternyata orang itu adalah Mizuki. Dia berjalan lebih cepat dan berlari ke arah temannya. Mereka saling melepas rindu. Dia sangat senang bisa bertemu lagi dengan teman baiknya.
“ Sudah lama tak bertemu. Aku rindu padamu” kata Mizuki dengan senyum bahagia.
“ Aku juga. Selamat atas pernikahanmu” kata Mika.
“ Maaf aku mendahuluimu” kata Mizuki.
“ Tak apa. Sekarang kita mau kemana dulu?” kata Mika.
“ kita ke apartemen aku saja dulu. Ayo! “ kata Mizuki.
Dia masih teringat saat dia pertama kali kesini. Saat itu dia belum tau apa-apa tentang tempat ini. Mizuki lah yang menjadi teman pertamanya dan mengajaknya bermain-main. Mereka mengunjungi tempat perbelanjaan, game center, karaoke bersama, dan banyak hal. Dia menceritakan semua hal tentangnya mulai dari idol favoritnya, dan begitu pula Mizuki.
Akhirnya Dia telah sampai di apartemen Mizuki. Dia akan melanjutkan Sarjananya disini. Dia sangat senang karena bisa bertemu temannya. Temannya mengatakan bahwa besok dia akan memperkenalkan calon suaminya. Mereka berdua sangat bahagia.
Besok paginya, bunyi gemuruh keras terdengar karena mereka sedang bersiap-siap. Mizuki ada janji di cafe dengan calon suaminya. Sesampainya mereka di cafe tersebut mereka duduk dan menunggu di dalam. Mereka berdua sudah memesan kopi.
Tak lama kemudian, datanglah calon suami Mizuki. Mizuki memperkenalkan nya kepada Mika. Calon suaminya bernama Rei.
Dia sangat senang saat melihat temannya tertawa dengan riang dengan Rei. Dia bersyukur temannya mendapatkan impiannya. Setelah berbincang-berbincang, Mizuki memutuskan untuk pergi ke tempat yang Mika sukai yaitu Gundam Cafe. Mika suka dengan tempat itu karena idolnya sering pergi ke tempat ini.
Disana mereka melihat gundam dan minum di cafenya. Minumannya pun dibuat gambar gundam. Semua sangat menajubkan bagi Mika. Mereka melanjutkan untuk melihat-lihat kembali. Saat berjalan tak sengaja Mika menabrak seseorang. Dia langsung meminta maaf dan menunduk. Dia terus mengatakan sumimasen. Dia tercengang saat dia menegakkan kepalanya. Dia ternyata menabrak seorang cowok. Cowok itu memakai kemeja biru dan sepatu kets. Dia sudah memaafkannya. Mika mengucapkan arigatou gozaimasu berulang-ulang. Cowok itu lalu pergi.
Hari demi hari berlalu, waktu bermain sudah habis. Saatnya Mika harus serius dengan pendidikannya dan belajar dengan tekun. Mizuki mengantarkan dia sampai ke Universitas karena dia belum terlalu mengerti dengan arah jalan.
Akhirnya dia sampai di kelasnya. Jantungnya berdetak kencang karena dia tak sabar untuk belajar. Dia memilih tempat duduk yang di tengah-tengah. Ruangan kelasnya begitu bagus. Dia sangat senang dan bahagia. Dia menatap ruangan kelasnya dengan penuh senyuman.
Saat perkuliahan akan dimulai. Tiba-tiba ada seseorang mahasiswa yang membuka pintu. Mahasiswa itu meminta maaf kepada dosen atas keterlambatannya. Dia mengambil duduk di sebelah Mika. Mika seperti pernah melihatnya, tapi ia tidak bisa mengingatnya.
Dia terheran ada apa dengan mahasiswa itu. Mahasiswa itu seperti orang kebingungan. Tiba-tiba mahasiswa itu menepuk bahunya dan ternyata pensilnya hilang. Dia ingin meminta pinjaman.
“ Ah, kamu bukannya yang kemaren?” katanya .
“ Kamu yang di Gundam Cafe itu? Aku minta maaf atas kesalahanku kmrn.” Kata Mika.
“ Tidak apa-apa. Maaf, aku tidak sopan namaku Hongo Kanata.” katanya.
“ Namaku Mika. Salam kenal.” Kata Mika.
Mereka saling berbicara dalam bahasa Jepang. Sebenarnya Mika masih susah namun berkat Mizuki, dia sudah lumayan lancar.
Saat pulang Mizuki menjemputnya. Mizuki bersama calon suaminya. Mereka menunggunya di mobil. Hongo menemani dia sampai ke pintu gerbang. Mizuki menghampirinya. Dia melihat Hongo seperti pernah melihatnya. Dia menyadari orang ini yang di Gundam Cafe kemaren. Mika memperkenalkan Hongo kepadanya.
Mereka berdua saling menunduk. Mika melambaikan tangan dan mengucapkan terimakasih kepada Hongo. Dia pulang bersama Mizuki. Malamnya, saat dia sedang membaca buku, Mizuki datang membawa buah yang sudah dia potong. Mizuki mengatakan agar berhati-hati dengan Hongo. Dia khawatir akan terjadi hal yang tidak diinginkan kepada Mika. Dunia itu tak seindah yang dipikirkan.
Besoknya, Mika bertemu lagi dengan Hongo san. Cowok itu sangat pintar saat belajar. Dia mengajarkan berbagai hal kepadanya. Dia sangat terbantu oleh Hongo san. Bahasa Jepang itu terkadang membuat dirinya bingung.
Dia masih belum terlalu mengetahui tentang Hongo san. Perlahan-lahan Dia mulai akrab dengan teman-teman sekelasnya. Dia mulai membuka dirinya kepada mereka.
Mereka berasal dari berbagai macam latar belakang keluarga. Namun menurut dirinya mereka sangat unik. Apalagi dengan temannya Anri. Anri sangat senang tertawa dan membuat humor.
Setiap malam, Dia berjuang keras dan tekun belajar. Dia tidak pantang menyerah untuk belajar. Walaupun pelajaran itu tidak gampang, dia akan mengulangnya berkali-kali sampai dia mengerti.
Mizuki sering mengajak dia jalan-jalan seperti ke kuil-kuil, atau tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumya. Dia mengenal lebih dalam budaya Jepang karena Mizuki.
Tempat yang paling Dia senangi adalah Ikebokuro. Disana banyak komik-komik yang dia sukai. Dia sangat menyukai anime dan komik. Dia mengetahui Ikebokuro dari anime Durarara. Sejak menonton itu dia sangat ingin ke tempat ini.
Perlahan-lahan Dia semakin menguasai mata pelajarannya. Berkat ketekunannya, Dosen pun memujinya. Dosen sangat senang oleh kerja kerasnya.
Hari demi hari berlalu, Hongo san mulai terbuka kepada dirinya. Dia diceritakan bagaimana keluarganya, hal-hal yang lucu, bahkan masa kecilnya.
Saat dia pulang, tiba-tiba Mizuki menanyakan sesuatu yang membuatnya terkejut. Temannya menanyakan sesuatu yang membuatnya bingung.
“ Bagaimana perkembangan Hongo san? “ Tanya Mizuki.
“ Ya begitulah.” Kata Mika.
“ Pasti ada sesuatu ya. Emang dia orang seperti apa?” Tanya Mizuki lagi.
“ Mmm..dia pemalu, hobinya main billiard, tidak suka sayur” Kata Mika.
“ Wow…ternyata…” Canda Mizuki.
Temannya tidak henti-hentinya menggoda dirinya. Mukanya menjadi sangat merah. Mizuki senang menjahili temannya itu.
Hongo san bertanya sesuatu kepada dirinya. Cowok itu bertanya mengapa dia selalu memakai kain penutup itu. Dia pun menjelaskan bahwa ini adalah Jelbab. Agamanya mengajarkan untuk menutup aurat dan tidak boleh menyentuh lelaki kecuali sudah muhrimnya.
Dia menjelaskan sangat detail sampai cowok itu terkagum atas jawabannya. Cowok itu baru mengerti. Dia terkesan dengan jawaban Mika karena bahasanya sangat sopan dan menarik.
Malam hari, Mika mempersiapkan barang-barang untuk education tour. Besok akan ada education tour selama seminggu. Dia tak sabar untuk bersenang-senang dengan temannya.
Keesokan harinya, Dia dan teman-temannya banyak berfoto-foto. Bersama teman sangat mengasyikkan untuknya. Disaat yang lain sedang bersenang-senang. Dia melihat Hongo duduk sendirian dan menatap tempat ini seperti ada sesuatu. Dia pun menghampirinya dan duduk di sebelahnya dengan memakai jarak.
“Kamu sedang memikirkan apa? Kok bengong?.” Tanya Mika.
“ Di tempat ini aku bersama orangtuaku dan adikku pernah bermain “ Kata Hongo
“ Oo, kenapa bersedih? Ada apa? Kalau tidak mau diceritakan juga tidak papa. Aku tidak memaksa.” Kata Mika dengan tersenyum.
“Ibuku sudah meninggal saat aku sma. Karena itu, tempat ini penuh kenangan bagiku.” Hongo san berkata.
Tiba-tiba, Anri datang dan mengatakan bahwa dia telah memfoto mereka berdua. Anri menjahili Mika sama seperti Mizuki. Lagi lagi, Mika bermuka merah. Hongo san terdiam seribu bahasa dan malu.
Semuanya lelah, saatnya pergi ke penginapan untuk beristirahat. Sesampainya di penginapan mereka diberikan kunci kamar. Satu kamar berisi 2 orang.
Sesampainya di kamar, Mika diajak temannya untuk ke Onsen. Dia agak ragu untuk pergi. Dia mengatakan kepada temannya bahwa dia ingin beristirahat di kamar. Dia sebenarnya takut dengan onsen. Di onsen itu semua perempuan berkumpul. Dia hanya merasa geli. Dia sering melihat di anime, dan onsen itu sangat menggelikan baginya.
Dia memutuskan untuk mandi saja di kamar. Setelah itu dia keluar kamar untuk jalan-jalan mencari hiburan. Dia bosan berada di dalam kamar. Di luar ternyata teman-temanya sedang bermain billiard. Hongo juga sedang bermain dengan mereka. Dia menghampiri mereka.
“ Hei, Mika. Kok gak ke onsen sama yang lain?.” Tanya Rin temannya.
“ Itu karena aku males aja.” Balas Mika dengan tertawa.
“ Kalian senang sekali main billiard ya.” Kata Mika.
“ Ya… mau ikut main?.” Tanya Hongo.
“ Tidak. Aku tidak pandai main billiard.” Kata Mika.
“ Kami ajarkan.” Kata Hongo.
Dia mencoba main billiard untuk pertama kalinya. Walaupun sudah mencoba berkali-kali, main billiard tidak gampang. Dia dan temannya tertawa riang. Datanglah teman-temannya dari Onsen. Mereka tampak segar setelah dari onsen. Anri menyapanya dan yang lain dengan suara riang. Anri dan Rin selalu bertengkar seperti biasa. Dia dan yang lain sudah terbiasa akan hal itu.
Keesokan harinya, perjalanan pun dilanjutkan. Mereka mengunjungi restoran-restoran untuk mencicipi makanan khas. Mika sangat kenyang karena makan terlalu banyak, begitu pula dengan yang lainnya.
Setelah seminggu, akhirnya mereka kembali lagi. Sesampainya di apartement Mizuki, Mizuki memeluk Mika sangat erat dan mengatakan okaeri. Mika menceritakan semua petualangannya kemaren bersama teman-temannya. Dia menceritakannya dengan penuh semangat sehingga temannya sampai tertawa.
Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah setahun dia menuntut pendidikan di Negeri Sakura. Dia sangat bahagia berada di Negeri Sakura ini. Di negeri ini dia mulai mengerti arti perjuangan sampai perngorbanan.
Akhirnya kuliah selesai, Dia sangat mengantuk dari pagi hari tadi. Mizuki hari ini sibuk. Dia sangat lapar, dia berencana untuk ke mini market. Sesampainya di gerbang, dia bertemu dengan teman-temannya.
“ Hei, hati-hati pulang. Belakangan ini aku dengar ada lelaki aneh di stasiun. Perempuan itu tidak baik sering pulang jam segini.” Kata Anri.
“ Oi, kamu juga perempuan lho. Sok sok menasehati.” Kata Rin.
“ Sudah-sudah jangan bertengkar. Terimakasih kekhawatirannya Anri chan.” Kata Mika.
Anri menyarankan Hongo untuk mengantarkan dia pulang, karena motor lebih aman. Hongo memakaikan helm kepadanya. Dia punya pengalaman buruk dengan motor, sehingga dia jarang menaiki motor. Hongo menemaninya ke mini market.
Sesampainya di pintu luar apartemen. Dia berterimakasih karena sudah mengantarkannya pulang. Mizuki pulang sangat larut, namun dia masih belajar. Mika tidak ternggangu akan hal itu.
Mizuki meminta maaf karena pulang larut. Dia menceritakan perkataan Anri tadi. Temannya juga setuju. Dia juga mendengar berita itu. Dia juga khawatir kepada Mika. Mika sering pulang sore sehingga harus berhati-hati.
Hari demi hari berganti, tak terasa perjalanan Mika sebentar lagi akan berakhir. Dia akan memulai cerita baru lagi.
Saat dia ingin membeli minum di jidouhanbaiki di kampus. Tak sengaja dia melihat Anri dan Hongo sedang berbicara serius. Dia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat.
“ Hongo san, aku ingin bertanya sesuatu padamu, tapi kamu harus jujur.” Kata Anri.
“ Mmmm.. memang apa yang ingin ditanyakan. Jadi takut.” Kata Hongo sambil tertawa.
“ Apa pendapatmu tentang Mika?.” Tanya Anri.
“ Dia jujur, ceria, semangat, kadang marah dan mengambek. Saat dia marah dia kelihatan sangat imut.” Kata Hongo dengan tersenyum.
“ Sudah kukira pasti begitu jawabanmu. Aku sudah mengetahui kamu suka padanya kan. Jujur saja, tidak usah bohong.” Kata Anri.
“ Mmmm…memang. Ada masalah dengan itu.” Kata Hongo.
“ Tapi dia itu agama Islam. Kamu yakin? “ Kata Anri.
“ Aku yakin.. Jika harus masuk Islam demi dirinya aku rela. Setelah mendengar tentang Islam dari dia. Islam sangat menarik bagiku.” Kata Hongo.
“ Kamu benar-benar sudah gila.” Kata Anri dengan tersenyum.
Dia sangat terkejut mendengar percakapan tersebut. Perasaannya saat ini beragam dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dia tidak menyangka hal ini bisa terjadi.
Dia menceritakan semua pada Mizuki. Dia berharap temannya bisa menemukan nasehat yang membuat hatinya tenang. Saat ini dia tidak mampu untuk memutuskan tindakannya.
Di satu sisi dia merasa bahagia, di satu sisi dia tidak yakin Hongo mampu menyakinkan orangtuanya. Temannya yang mendengar semua ceritanya hanya berkata ikuti saja kata hatimu. Jawaban itu membuat dirinya semakin bingung.
Keesokan harinya saat dia ke Universitas, dia tidak bisa menatap Hongo. Dia sangat malu menatap mukanya. Mukanya sangat merah saat menatap cowok itu.
Keesokan harinya, Mizuki mengajak dirinya jalan-jalan ke Disneyland. Temannya juga mengajak suaminya. Mizuki dan Mika sudah bersiap-siap dari pagi untuk pergi ke Disneyland.
Mereka pergi menggunakan mobil yang dikendarai suami Mizuki. Sesampainya disana, membayar tiket lalu masuk. Tiba-tiba Mika terkejut, Mizuki juga mengajak Hongo.
Dia tidak tahu bahwa Mizuki juga mengajak Hongo. Dia terdiam seribu bahasa. Dia dan yang lain sangat menikmati wahana-wahananya. Dia terkadang merasa canggung, walaupun dia berusaha tidak menampakkannya. Mizuki tahu muka Mika sangat merah. Saat sedang menunggu antrian, Mizuki sangat riang. Mika mengatakan bahwa dia lapar. Mizuki hanya tertawa. Mizuki meminta tolong untuk menemani Mika makan, karena dia ingin sekali naik wahana ini.
Hongo menemani Mika makan. Cowok itu bingung akan makan dimana dan menanyakan kepadanya. Jantungnya berdetak sangat kencang. Cowok itu bingung dengan sikapnya. Akhir-akhir ini sikapnya aneh. Akhirnya Hongo menanyakan langsung kepadanya. Dia terus saja berbohong dan berkata tidak ada apa-apa kepada cowok itu.
Tiba-tiba cowok itu menanyakan sesuatu yang membuatku dirinya terdiam. Hongo menanyakan apakah Mika membencinya. Mika tidak bisa bohong sehingga dia bingung mau berkata apa.
Akhirnya dia mengatakan bahwa dia tidak membenci Hongo. Dia menjawab dengan terbata-bata. Pertanyaan selanjutnya lebih membuat dirinya tercengang. Cowok itu menanyakan apakah Mika mau menikah dengannya. Seketika waktu seperti berhenti. Jantungnya berdetak semakin kencang.
Dia terdiam sejenak untuk menjawabnya. Beberapa lama kemudian, dia mengangguk. Dia mengajukan satu syarat Hongo. Dia mengajukan syarat apakah Hongo sanggup untuk masuk Islam dan menyakinkan orangtuanya. Cowok itu mengganguk dan menyatakan dirinya siap untuk itu. Mereka berdua tersenyum. Cowok itu mengatakan jangan memanggilnya Hongo san, panggil saja Kanata. Dia malu-malu mengucapkan nama itu, karena di Jepang memanggil nama belakang menandakan hubungan sudah akrab. Cowok itu tersenyum melihatnya. Dia terlihat manis dan lucu saat mencoba untuk mengatakan nama itu.
Tiba-tiba perutnya bunyi. Dia lupa bahwa dia lapar. Hongo tersenyum dan tertawa. Sebelum semua terwujudkan, masalah kelaparan ini harus dibereskan. Cowok itu tertawa sangat keras dan membuatnya malu. Cowok itu sangat senang melihat Mika marah. Baginya Mika sangat lucu dan manis saat marah.
Beberapa bulan kemudian, Hongo menepati janjinya. Dia menjadi muallaf dan menyakinkan orangtua Mika untuk menikahi dirinya. Walaupun butuh waktu yang cukup lama untuk meyakinkan keluarga Mika. Namun cowok itu tidak menyerah, karena dia yakin jika dia berusaha pasti bisa.
Hongo telah memilih jalan ini. Dia tahu dari pertama ini memang sulit, tapi dia sudah mempersiapkan dirinya. Tidak ada yang mudah di dunia ini.
Kabar bahagia datang dari Mizuki. Dia telah melahirkan anak pertamanya. Anak pertamanya adalah perempuan, anaknya cantik mirip sekali dengannya. Mika sering mengunjungi Mizuki. Mizuki selalu mendoakan agar temannya juga semoga cepat mendapatkan anak juga. Dia mengatakan itu di depan Hongo. Lagi-lagi, Mizuki memang tidak berubah selalu menjahili Mika. Dia bersyukur Mizuki tidak berubah sama sekali.
Dan kabar lainnya Anri dan Rin akhirnya memutuskan untuk menikah. Mereka seperti anjing dan kucing. Semuanya bingung entah apa yang membuat mereka memutuskan untuk menikah. Setelah menikah mereka berubah menjadi rukun, walaupun terkadang suka bertengkar seperti biasa. Hal itu yang membuat menarik dari mereka.
Mika sangat bahagia. Ini bukan akhir perjalanannya. Dia menutup lembaran lama dan lembaran baru. Dia akan membuka lembaran itu dengan keluarga barunya. Dia tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini. Yang dia tahu takdir bisa diubah ke yang baik, bila kita merubahnya ke jalan yang baik.
Perjalanan baru dimulai kembali, tetapi perjalanan lama tidak akan dilupakan. Baginya perjalanan lama adalah kenangan terindah. Dia dapat bertemu dengan teman-teman barunya, pengorbanannya, perjuangannya, dan dapat bertemu dengan takdirnya. Walaupun banyak jalan yang harus ditempuh untuk meyakinkan orangtuanya. Semua itu berhasil berkat perjuangan.
Semua akan berjalan baik jika kita berjuang. Hidup itu penuh perjuangan. Berjuanglah untuk mendapatkan hidup yang baik.
THE END