I'm in Bandung! We're preparing our presentation for the ICYS, it's really interesting about the pentatonic scale in Sundanese (Western Java) music. It had never been standardised, unlike the A - 440 hz, so basically that's what we're doing
(
Read more... )
Comments 2
(The comment has been removed)
Masalah gw bukan hanya sama dia sih, tapi sama semua guru fisika yang pernah gw temuin di Al-Izhar, nggak pernah ada yang cocok aja. Dan terus gw ketemu anak-anak yang ikut karantina untuk olimpiade fisika, cara mereka menyikapi mata pelajarannya tuh beda banget, ampe gw mikir "gila, mereka aja masih sma, kalo gw kuliah fisika di luar negeri berarti paling nggak gw harus ada di standar mereka dong". Dan fisika tuh nggak susah!
Gw pernah diceritain dosen pembimbing gw di Satyawacana, dia kuliah di Jepang, terus lanjut Jerman. Di Jepang dia kerja dari jam 8 ampe jam 2 sore di lab, serius dan nggak ngobrol - pekerjaannya selesai. Di Jerman dia kerja, sama juga dari jam 8 ampe jam 2 sore, sambil ketawa-ketawa, sambil becanda ama temen-temennya, eh pekerjaannya selesai juga. Ngerti kan? Maksudnya meski hasilnya sama, tapi metode yang di Jerman lebih efektif.
Nah, yang gw rasa di AIPL tuh kayak Jepang, sementara di Karawaci itu udah level
Reply
(The comment has been removed)
Hahaha! Kalo guru gw malah terlalu phlegmatis, nggak ada kharisma.
Reply
Leave a comment