[ff] Your White Wings (Chapter 6)

Nov 26, 2020 13:19


Tittle : Your White Wings
Chapter : 6
Author : ritchuuki
Rating : PG
Pairing : Sakuraiba, Sakumoto (Brothership)
Genre : AU, Angst, Family Drama
Language : Indonesian

Summary :
Waktu yang mengalir tanpa henti... ada satu jiwa yang ingin diselamatkan...


"Dan, karena itu kamu nggak akan menembaknya?"
Jun melotot, Nino mengatakan itu dengan suara yang keras di tengah sesi pemotretan membuat semua orang sekejap melirik dua model yang sedang menunggu giliran masing-masing di ujung ruang studio. Jun lalu segera membungkuk pada semua orang.
"Kukira kau tipe yang akan terus meng-attack apapun yang terjadi," bisik seorang cowok mungil.
"Mungkin aku begitu," bela MatsuJun. "Tapi kali ini walaupun aku tak mau, aku sadar bahwa aku sangat shock, dia bahkan sama sekali tak pernah melihatku lebih dari sekedar tetangga yang jadi teman."
"Maksudmu?" Seorang pemuda yang dari tadi menjadi lawan bicara Jun itu memegang botol minuman sambil berdiri. Ninomiya Kazunari, model yang terkenal untuk fasion-fasion lucu unisex seumuran Jun. Satu sekolah tapi beda kelas, sifatnya sangat pedas dibandingkan penampilannya.
"Minggu lalu dia tidur di rumahku. Berdua saja denganku, dan hanya aku yang tak bisa tidur."
Nino yang tadinya meneguk air dari botol di tangannya hampir saja tersedak. "Karena itu kah minggu lalu kau dimarahi manajermu karena muka plus kantung mata itu?!"
"Ya, itu salahku sih, sudah sengaja diberi satu hari off pemotretan untuk audisi besoknya tapi aku tak bisa tidur dan wajahku jadi kacau."
Nino masih saja tertawa. "Terus-terus? Kau tidak mencuri ciumnya pada saat tidur kan?" tanya Nino menggoda Jun.
"Tidak lah. Aku tak akan berlaku tak punya sopan seperti itu."
"Tapi kau memperhatikannya semalaman."
"Itu aku tak bisa menyangkal. Aku menyukainya. Pertama kali aku menyukai seseorang dan orang itu tak berpikir hal yang sama. Saat aku ingin memaksakan kesempatanku... Aku takut dia jadi membenciku. Karena aku seperti tak menghormati perasaannya."
"Ini benar-benar mengagetkan bahwa kau bisa begini. Sejak aku mengenalmu, kupikir kau orang yang tak terlalu memikirkan perasaan pasangan."
"Mungkin aku kelihatan begitu, tapi tidak."
"Iya juga sih..." Nino seperti paham.
Nino dan Jun berkenalan sebenarnya belum begitu lama, tapi tipe seperti Nino bagi Matsumoto Jun sangatlah asik dijadikan sebagai teman. Karena mereka bisa cocok dengan sifat apa-adanya dalam diri masing-masing.
"Jun, kupikir kau tak perlu menahan diri. Kurasa, kau cukup seperti kau yang biasa saja." Itu yang cowok itu katakan sebelum dia berjalan menuju spot pemotretan setelah dipanggil sang fotografer.
Jun berpikir Nino benar. Karenanya sepulang kerja, dia mengirim LINE pada Aiba-chan. Mengajak bertemu.
30 menit setelah itu, ada panggilan dari Aiba. "Nani?" tanya pemuda tinggi itu dari sebrang telepon. Jun menelan air ludahnya, dia sudah yakin.
"Aiba-chan. Hari ini nanti selesai jam berapa?"
"Oh... Aku biasa selesai jam 1 dari sini, Gomen. Kenapa? Kau mau aku belikan makanan?"
"Bukan..."
"Eh lalu apa? Ah aku tahu. Pasti mengenai ajakanku ke rumah sakit besok. Kau ada jadwal pemotretan mendadak?"
"Bukan itu," ujar Jun.
"Lalu?"
"Ada yang ingin kubicarakan."
"Besok sebelum berangkat sekolah... Ngga bisa ya? Sangat penting?" hampir tanpa jeda, Aiba meneruskan. "Jangan bilang kau menemukan ayahmu!? Kau ingin aku menemani menemuinya?"
Jun tahu Aiba berpikir bahwa dirinya ingin berbicara hal yang serius, tapi pasti salah paham lagi. "Bukan tentang ayahku."
"Kau ingin kita bertemu di luar?"
"Ya. Kalau bisa."
"...Baiklah. Kurasa aku bisa meminta temanku menggantikanku baito di hari sabtu besok lusa."
Jun tau bahwa Aiba sangat memperioritaskan temannya, dia sedikit merasa bersalah. "Oke. Sabtu nanti kutunggu di taman dekat rumah."
"Oke. Kau bisa mengirimiku LINE nanti. Oke aku cabut dulu."
"Bye."
Setelah telepone tertutup, Jun sedikit berdebar karena tak yakin yang dia lakukan adalah benar.
~o~
Buku yang dipegangnya terjatuh. Sho baru sadar kalo dia melamun hampir selama satu jam. Bukan berarti ada yang sedang dipikirkan. Seperti biasanya.
Dia kadang hanya memandangi langit-langit kamar. Atau luar jendela, memperhatikan apa yang bagi orang lain tak akan dipahami. Tapi satu keberuntungan Sho adalah menemukan orang itu. Memperhatikan orang-orang di taman tak pernah membuatnya bosan, itulah sebagaimana dia menemukan pemuda yang kerja di toko bunga yang sering mengantar bunga ke rumah sakit ini.
Sho melirik bunga yang sudah beberapa hari tapi masih saja segar. Tanpa sadar dia tersenyum.
"Isogai. Ada apa?" tanya Sho setelah melihat Isogai datang. "Ah kau mau menyuruhku tidur? Baik-baik."
"Saya senang kalau Tuan muda menjadi penurut begini."
"Aku bukannya selalu penurut?" Sho lalu tertawa. Isogai membantu Sho mengatur tinggi ranjang tidur Sho supaya datar, dan menyelimuti tuan muda yang setiap candanya selalu membuat dia sangat senang.
"Baiklah. Tuan muda, selamat tidur."
"Selamat tidur, Isogai."
Isogai membungkuk sebelum pamit.
"Isogai." Sho memanggil sekali lagi.
"Ya, Sho botchan."
"Terima kasih ya."
"Haik?"
"Untuk selama ini, terima kasih ya."
Isogai menggelengkan kepalanya. Dia hanya membungkuk sekali lagi dan meninggalkan pandangan Sho.
~O~

!fanfic, *aiba masaki, fandom : arashi, *ohno satoshi, *ninomiya kazunari, *matsumoto jun, *sakurai sho

Previous post Next post
Up