Title : love ...
Ratting : PG 15
Genre : YAOI, fluffy, family
Disclamer: im not own those chara
Artist : Vidoll
Part : 4/ on going
warning : typo, indonesian
Prolog :
“Happy new year…. And.. sayounara….”
Dan lusa adalah hari terakhir di tahun ini…..
“Shun?” panggil Rametan lihat Shun yang buka matanya perlahan
“….ibu? ini… a…aduuh… rumah sakit?” Tanya Shun saat lihat sekelilingnya yang berbeda
Rametan mengangguk, wajahnya Nampak senang lihat Shun bangun
“Ojui mana bu?”
“eh… et….to… Juichi…”
“Ojui marah dengan Shun?”
“tidak… tidak…. Tadi malam dia menginap di sini, hanya saja… dia bilang dia ada urusan”
“tapi Ojui tidak marahkan pada Shun?”
“tidak sayang….”
“yokatta… ehehehehe.. ini hari apa bu?”
“kamis.. kenapa sayang?”
“…. Shun tidur lama ya…. Satu.. dua hari?”
Rametan tersenyum, usap lembut rambut Shun… matanya Nampak berkaca kaca
“ibu kenapa? Aaduuh….. dada Shun sakit bu…”
“tulang rusukmu patah, gegar kepala ringan, lecet juga memar di seluruh tubuh…. Kau berharap apa Shun?” Tanya Rametan lembut
“….. tidak separah yang sebelumnya”
“kenapa Shun? Kenapa kau tidak mau melawan Juichi?”
“kenapa? Karena Ojui kakak Shun…. Shun tidak mau melawan Ojui .. ehehehehehe”
Rametan hanya diam… itu juga jawaban yang ia dapatkan tahun lalu….
Jawaban yang akan selalu Shun katakana…..
…….
“ini minumanmu Jui… eh? Kau menggambar apa?” Tanya Tero
“aku” wajah Jui Nampak kusut
“kau? Yang memegang pisau itu? Kenapa?”
“….. aku… akan… membunuh adikku…… itu…” Jui tak lanjutkan kalimatnya
“kenapa Jui? Apa yang terjadi? Kau datang hari ini dengan tubuh penuh perban… dan sekarang kau bilang kau membunuh adikmu?”
Jui angkat wajahnya, ia menatap Tero …. Terlihat wajah seorang yang ingin menangis….
“dia bilang… semua akan baik baik saja.. dan ayo lakukan yang terbaik… tapi tetap saja… setiap ada celah, dia biarkan aku menghajarnya…. Dia pikir itu tidak akan sakit? Dan… aku benar benar mengirimnya ke rumah sakit….. lagi…..”
“kalian berkelahi?”
“iya…. Sesuai dengan perintah ayah, kami harus saling beradu… siapa yang lebih pantas jadi pemimpin kelompok nanti.. Shun selalu bilang dia tidak ingin, tapi ayah tetap memaksanya… dan hal terburuk dari semua itu, aku harus bertarung dengan dia”
“Shun mengalah?”
“mengalah? Kau bercanda… dia bahkan tidak menyerangku sama sekali… dia hanya bertahan dan.. kalah”
“itu….” Seorang yang sapa Tero buat keduanya terdiam
“Tero” Giru datang dengan mantel hitamnya
“Gi…ru… oh hai… sedang jalan jalan?” sapa Tero balik
“iya… dan it…tu……” Giru ikut terdiam lihat Jui yang balik tubuhnya cari tahu siapa yang sapa Tero
“Ju…ichi? Kenapa dia disini.. dan dia kenapa? Menangis? Eh? Ada apa? …” kepala Giru dipenuhi banyak pertanyaan
“ oh iya… Giru, ini Juichi.. dia… “
“ah.. iya…aku dia siapa ehehheheh”
“dia siapa Tero?” Tanya Jui dingin
“ini teman lamaku… ehehehehehe aku sering ceritakan?”
“oh…iya…..” Jui kembali pada kertas gambarnya
“….. a..a.no. . kalau begitu aku permisi, aku ada acara … sampai jumpa” pamit Giru buru buru
“what the…. Dan Giru adalah teman Tero…. Tidak bisa ya hidupku jadi lebih buruk?” Tanya Jui pada dirinya sendiri
Giru percepat langkahnya walau masih banyak hal yang ada untuk ia tanyakan…. Sementara Tero kembali coba hibur Jui….
Tepat sebelum Giru masuk ke dalam kamarnya, Karyu memanggilnya
“kakakmu mau bicara.. ehehhehe” ucap Karyu
“oh.. iya” Giru lalu ikuti langkah Karyu
Segera mereka berdua masuk ke ruangan besar itu
“Kirito-san?” panggil Karyu
“hai… masuk” jawab Kirito datar
“ada apa?” Tanya Giru sambil ia duduk di sofa
“ini profile orang yang mungkin akan jadi korbanmu nanti”
“eehmpp…. Shun…..suke…..?” napas Giru memberat
“iya… anak bungsu dari Kisaki-san… dia masih di rumah sakit sampai hari ini… sepertinya dia mengalami kecelakaan atau entah apa…. Itu akan jadi lebih mudah bukan?”
Giru coba atur napasnya, namun detak jantungnya makin cepat
“dia anak manis sih…. Aku sempat bertanya toilet pada anak itu sewaktu kami datang ke rumahnya… dia masih menyebutkan namanya untuk kata ganti aku ehehheheh” ucap Karyu sambil tertawa
“Cuma kau orang yang mungkin membunuhnya, dan lagi kau tidak datang bersama kami juga jarang ada yang tahu tentangmu… itu akan akan membuatmu mudah menyelinap…”
“ja…..di… aku nanti.. harus membunuh dia?”
“iya, kenapa? Kau tidak bisa?”
Giru terdiam, sedikit suara tertahan di tenggorokkannya
“Giruo!”
“hanya membunuh diakan? Tidak masalah” Giru beranjak dari sofanya, “aku tidak akan mempermalukan kelompok yang membesarkanku…..”
“baguslah kalau begitu” ucap datar Kirito
Giru tak ucapkan apa apa lagi, ia segera pergi dari ruangan itu dan kembali ke kamarnya
“………. Shun menelepon?” Giru sadar dengan dering ponsel dalam tasnya
“Senseei…” panggi; Shun dengan suara berat
“su…aramu kenapa? “
“oh.. tidak… shun baru sakit sensei… shun di rumah sakit, tapi tidak tahu dimana.. dan sekarang tidak ada yang menemani”
“aaah? Sakit? Kau sakit apa?”
“… sensei kenapa? Sepertinya sensei juga sakit?”
“tid…dak … tidak apa apa… hanya mimpi buruk”
“ooh.. sensei… shun ingin makan masakan sensei lagi” tawa kecil terdengar dari seberang telepon
“…. Kau kapan keluar rumah sakit?”
“tidak tahu, heeh…. Tapi mungkin minggu depan “
“ka..kalau begitu, nanti kau beritahu aku saja kap..an kau keluar… “
“baik ehehehhe.. sensei mau tidur lagi?”
“iya….”
“kalau begitu selamat malam sensei… hmpf”
Dan Shun menutup teleponnya… sementara Giru hanya memandang kosong tumpukkan buku milik Shun diatas mejanya…..
Malam ini…. Malam terakhir kami…. Sebelum kami bisa melihat matahari pagi…. Jika mata ini terbuka nanti….
Jun dan Iori duduk di sisi lain tempat tidur Shun,
“dibunuh? Shun?” Tanya balik shun
“iya…. Itu yang kami tahu…. Kau jadi sasaran mereka” jawab Iori
“kenapa harus Shun? Kenapa tidak Iori?”
“…. Kenapa Iori? Dan bukan Jun… haa…. Kami juga tidak tahu… yang pasti Kisaki-san meminta kami menemanimu… karena… kami tidak tahu siapa yang mungkin melakukan itu”
“hmmm… ya.. kalau Shun mati…. Sepertinya itu lebih baik.. setidaknya, Ojui tidak perlu bersama Shun dan Shun tidak akan merepotkan kalian juga ehehhehe”
“Shun… berhentilah bercanda… kau bisa benar benar terbunuh” ucap Jun dengan nada sedikit tinggi
“shun juga serius”
“orang yang akan membunuhmu itu adik dari Kirito-san, tidak banyak informasi soal dia, ada yang bilang dia selama ini ada di luar negeri dan pulang sesekali, tapi setiap pulang…. banyak nyawa hilang ditangannya apalagi musuh musuh kakaknya” terang Iori
“…. Orang jahat….. Shun tidak suka dia, tapi…… kalau dia benar bisa buat Shun tidak merepotkan orang lain,… Shun tidka keberatan ehhehehehhe”
Tawa polos itu buat keduany diam, mereka tahu jika Shun tidak sesiap itu untuk mati.. namun….
…….
Sementara itu, Giru sibuk ganti bajunya…
“kau mau pakai pistol atau pedang?” Tanya seseorang dari belakang Giru
“….. pistol” jawab datar Giru
“ini, kau masih ingat cara menggunakkannya kan?”
“Kohta-senpai…. Kau pikir aku siapa? Hmpf…. Ini hanya pistol yang biasa aku mainkan dan sasaranku… hanya seorang anak kecil…..”
“baguslah kalau memang siap… aku duluan, akan kuberi tahu kau secepatnya”
“ya” Giru letakkan pistolnya dan kembali kancingkan kemejanya
“ya… aku siap…. Benar benar siap…. Gomen ne…. shun…..” ucap Giru dalam hatinya
Jarum jam tunjukkan pergantian hari , suara riuh kembang api mulai terdengar…
Shun masih tertidur lelap saat seseorang buka pintu kamarnya…
“eempp… siapa?” Shun berbangun dengar suara langkah seseorang yang dekati ranjangnya
Ia tak menjawab dan hanya berdiri
“…eh… itu apa? Kenapa…..eett…..o?”
Ia tetap tak menjawab dan perlahan dekati Shun….
“kenapa disini?” Tanya Shun polos
Dan orang itu tetap tak menjawab
“itu…kan? Eh….. “’
………..
Giru rebahkan tubuhnya di atas ranjangnya, wajahnya nampak kusut…. Ia tutup matanya sesaat
“Giru-kun, boleh aku masuk?” Tanya Karyu dari luar pintu
“masuklah” jawab datar Giru
“Giru-kun.. omedetou” ucap Karyu sambil tersenyum dan tutup pintu
“ha? Omedetou untuk apa? Aku hanya selesaikan tugasku seperti biasa” Giru bangun dari ranjangnya
Karyu hanya tersenyum
Giru menghela napasnya panjang, dan lalu kembali rebahkan tubuhnya lagi
“aku lega… benar benar lega…… karyu-kun….. aku tidak perlu membunuh anak itu… haaaah” sebuah senyum kecil muncul
“ehehhehe.. dan karena itu aku bilang omedetou.. kalau hanya jadi dept collector itu tidak penting, tapi syukurlah kau tidak perlu membunuh dia”
“iya… aku sangat bersyukur”
“hmpf… dia anak yang baik… kasihan kalau harus bertemu dengan kakak Giru yang dingin ini” canda Karyu
“…. Ngomong ngomong… aku hampir setiap hari bertemu anak itu “
“eh?”
“dia muridku…tapi.. jangan bilang pada kakak …”
Karyu terdiam dengan raut muka terkejut
“ada apa karyu-kun?”
“ja…jadi… kau mengajar anak Kisaki-san?”
“iya.. tapi aku juga tidak tahu ahahhahhahaha….. dan mereka juga tidak tahu….”
“jadi semisal pertemuan tadi gagal, kau akan membunuh muridmu sendiri?”
Giru diam sesesaat
“mungkin… aku tidak yakin…..”
“aa.. ya.. yasudahlah kalau begitu, itu tidak penting ehhehhhehehe.. oh iya, selamat tahun baru ya” ucap Karyu lagi
“iya”
Karyu lalu keluar dan biarkan Giru kembali pejamkan matanya
“kalau aku harus membunuhmu… aku akan mati bersamamu Shun….”
………….
Dan kembali lagi ke kamar gelap itu….
“hidupkan lampunya bodoh” ucap seseorang yang dekati Shun
“ooh…. “ Shun segera hidupkan saklar lampu di atasnya “Ojui … memakai jumper kuda?” Shun terlihat kaget juga ingin tertawa
“ssstttt….. mantelku basah kena beer, dan temanku memberikan aku ini jangan tertawa”
“tapi.. tapi.. tapi Shun mau itu…..”
“ini punya temanku”
“Ojui minta saja, lalu berikan pada Shun”
“tidak mau”
“hee… pelit….”
“diam dan kembali tidur”
“Ojui datang kesini untuk menyelamatkan Shun ya?”
“….. petemuannya sukses dan tidak akan ada yang membunuhmu”
“memang tadi ada apa?”
“…. Dua orang itu hanya saling berpandangan dan lalu mengeluarkan pedang mereka hingga berbenturan…. Kupikir aku akan benar benar ikut dalam pertarungan bodoh itu… tapi tidak… sebelum kami semua melangkah kedua orang itu tertawa…. Dan ya… pesta dimulai”
“ojui ikut?”
“tidak… aku pergi, aku ada acara lain”
“ooohh.. begitu ehehehheheh”
“…Shun, aku mau bertanya.. tapi kau harus jawab”
“i…iya..?”
“kau dan Giruo-sensei…. Apa hubungan kalian?”
“…. Murid dan guru…”’ jawab Shun ragu
“hanya itu?”
Shun gigit bibirnya
“Shun” panggil Jui
“ka…kami….. kami tidak ada hubungan apa apa lagi. Tapi sensei dan Shun…..”
“apa?”
“itu……. Kami….”
“lovers?”
Shun hanya mengangguk
“ooh… ya sudah, aku hanya mau bertanya itu”
“Ojui tidak marah?”
“tidak” Jui rebahkan tubuhnya di sofa
“benar?”
“tidur atau aku akan marah”
“ba..baik…. … Ojui.. terima kasih”
Jui tak membalas, ia hanya diam dan mulai tidur…
To be continue….