I Can't Make You Love Me

Jan 03, 2014 16:18


Title : I Can't Make You Love Me

Author : sutradarabukan

Genre : Angst/ Romance

Rated : M

Lyrics : I Can't Make You Love Me - Adele
A/N : Permulaan dari I don't have a heart
[Karena aku tidak dapat membuatmu mencintaiku jika memang adanya begitu. Tapi untuk sekali ini saja, bisakah kamu menggenggam tanganku dan memberikan ku kebohongan bahwa kamu mencintaiku?]

Turn down the lights
Turn down the bed
Turn down these voices inside my head
Lay down with me, tell me no lies

"Byunghun, kemarilah." Panggilku pada seorang pria kurus yang termenung diam di meja kerjanya. Bahkan bulanpun sudah lelah untuk berpijar, bagaimana bisa ia tetap tahan terus bekerja dan bukannya rebah disisiku untuk tidur?

"Sebentar, laporan ini akan selesai sebentar lagi-"

"Lee Byunghun." Tekanku, kulihat ia berhenti mengetik diatas laptopnya, sebelum akhirnya ia mematikan laptop itu dan akhirnya berjalan mendekati ranjang dimana aku berbaring.
"Kesini.." Ucapku sambil menepuk tempat kosong disisiku.

"Tidak usah, aku tidur di sofa saja." Ucapnya setelah meletakkan kacamata kerjanya disamping meja kecil dekat ranjang.
Sebelum sempat ia beranjak aku meraih pergelangannya, menahannya untuk beranjak lebih jauh.

"Malam ini saja, tidak bisakah kamu memperlakukanku selayaknya seorang suami?" Memang benar, ini sudah bulan kedua aku dan Byunghun resmi terikat dalam hubungan pernikahan. Pernikahan yang didasarkan oleh bisnis namun berujung cinta. Well, untuknya mungkin ini masih bisnis. Tapi setelah mengetahui bahwa pria yang memohon bantuan keluargaku adalah Lee Byunghun, pria yang selalu kucintai diam diam sedari SMA, aku tidak dapat membendung perasaanku lagi saat aku menyadari kesempatan yang terbuka lebar didepan mataku. Tiada kata kata di dunia ini yang dapat mengungkapkan betapa bahagianya aku saat aku akhirnya dapat berkata;

"Ya, aku akan setia pada Lee Byunghun baik suka maupun duka" Di pelataran.

Hari itu adalah hari dimana mimpiku menjadi nyata.

Di hari yang sama pula mimpi Byunghun hancur lebur menjadi serpihan kecil.

"Kamu pikir aku akan melulu menurutimu hanya karena perusahaan ayahku hampir bangkrut dan butuh topangan perusahan keluargamu? Begitukah pikirmu, Chunji?" Aku tersadar dari lamunku dan pria yang kucintai selama 5 tahun dalam sunyi itu menatapku dengan api di matanya. Ia menatapku seolah aku adalah hal paling menggelikan di semesta ini.

"Aku pergi." Katanya sambil menghentakkan genggaman tanganku dari pergelangan tangannya.

Punggungnya bahkan terlihat penuh amarah. Tentu saja ia patut untuk marah atas segala ketidakadilan yang terjadi pada dirinya. Tentu saja ia punya hak untuk merasa jijik pada ku yang memanfaatkan kesulitan keluarganya demi perasaanku pribadi?

"Jika kau melangkahkan kakimu dari kamar ini, maka aku akan membatalkan kontrak kerja sama antara perusahaan ayahmu denganku." Aku pantas mendapatkan lemparan buah busuk akan kekejianku. Aku pantas mendapatkan tamparan atas ketamakanku.

Tapi salahkah aku jika hatiku tamak akan cinta yang kutahu tidak akan pernah menjadi milikku?
"Kemarilah..." Kataku sambil menepuk ranjang dimana seharusnya Byunghun berbaring sedari tadi, tapi ia masih terpaku di pintu kamar dengan tangan mengepal karena kesal.

Lee Byunghun yang kukenal memang selalu teguh pada pendiriannya, salah satu hal mengapa aku jatuh cinta padanya, dan aku tahu betul ia tidak memiliki muka untuk berbalik dan menuruti perintahku. Jadi kuputuskan untuk beranjak dan melingkarkan tanganku di pinggangnya dari belakang. Tubuhnya hanya diam membeku meski tanganku berusaha untuk menggapai dadanya-hatinya. Ia masih saja membeku.

"Hanya malam ini saja, tidak bisakah kamu berbohong, bahwa kamu pun juga mencintaiku?" Lirihku sambil membalikkan tubuhnya hingga kini wajahnya tepat berada di depan mataku.

Matanya tidak berkedip saat aku menempelkan bibirku diujung bibirnya. Ia masih membeku.

Hatiku meleleh dan ia masih tetap membeku.

"Kumohon, malam ini saja. Genggam aku seolah kamu mencintaiku." Bisikku di bibirnya.

Aku menarik tangan kurusnya, menggiringnya ke ranjang sebelum menjatuhkan diriku diatasnya terlebih dahulu.

Aku yang kini melucuti pakaian tidurku karena perasaan berkobar di dalam dada ini, terlihat begitu nistakah dimatamu, Byunghun?

"Sentuh aku, Byunghun-ah..."

Aku hampir berteriak kegirangan saat akhirnya dia bergerak untuk menyentuh dahiku sebelum mendaratkan bibirnya diatas leherku.

"Lagi- ahh.. Byunghun-ah.." Desahku saat bibirnya terus turun dan turun, aku mengambil tangannya untuk menyentuhku di-dimanapun- semuanya- aku ingin merasakan ujung jemarinya menandai setiap inci tubuhku.

"Byung-" Aku amat bodoh untuk berpikir dia melakukan ini semua atas dasar keinginannya sendiri, matanya yang dingin dan gelap memberitahukan aku semunya.

Menjijikkan, menjijikkan.

Seolah aku dapat mendengarnya mengumpat dalam isi kepalanya, aku menutup mataku rapat rapat sehingga aku tidak dapat melihat wajahnya yang penuh kebencian.

Aku menutup mataku rapat rapat dan hanya fokus pada kehangatan disekujur tubuhku oleh sentuhan dari pria yang selalu aku cintai dalam nyata maupun mimpi.

"Byunghun-ah, cintai aku lagi.. Lagi..." Aku menjadi tamak, karena kamu membuatku menggila akan cinta yang tidak berbalas ini. Tadinya kupikir akan cukup jika aku mencintaimu dari jauh, tapi ternyata aku ingin lebih.

Kupikir akan cukup setelah memilikimu dalam pernikahan yang akan melindungimu dari wanita manapun di dunia ini yang hendak meminangmu. Tapi setelah itu aku jadi ingin tubuhmu.

"Byunghun-ah!" Aku berteriak kenikmatan saat kurasakan tangannya diatas nipple ku.

Sesungguhnya.. Aku takut, aku takut Byunghun. Aku takut kamu akan semakin membenciku.

Karena setelah memiliki tubuhmu- "Ah- aku- aku-- Ahhh!"

Aku jadi ingin hatimu.

Kata orang jika kamu benar benar mencintai seseorang kamu akan melakukan apa saja untuk orang yang kamu cintai bahagia. Tapi kenapa tidak dengan cintaku?
Cintaku egois, cintaku hanya ingin kamu, setiap detil dirimu.

Cintaku tamak akan kamu.

Hal yang amat miris mengingat tak seujung kukupun kamu menginginkan aku.

"Sekarang? Bisakah aku pergi?" Suaramu dingin dan aku tidak dapat membohongi diriku lagi meski dengan mata terpejam. Aku membuka mataku dan melihat mu menangis, aku merasakan sesuatu di dalam dadaku teriris perih. Byunghun, air matamu, apakah itu karena aku?

"Byunghun-ah aku minta maaf, aku-"

"Jangan meminta maaf jika kamu tidak menyesal." Ucapmu sebelum berbalik dan duduk memunggungiku di atas ranjang. Aku merasa malu, karena memang benar aku tidak menyesal.

Bagaimana bisa aku menyesal akan kamu jika kamulah arti dari hidupku sendiri, Byunghun?

"Byunghun-ah.. Aku mencintaimu.. Aku mencintaimu!" Aku memeluk tubuh pria yang kucintai itu erat erat dari belakang, menempelkan jantungku ketubuhnya hanya agar dia tahu bahwa setiap debaran memanggil namanya.

"Aku tahu." Ia merespon, tangan menyeka airmatanya sendiri. "Aku tahu dan maaf-"

"Hush." Aku membungkam mulutnya dengan tanganku. Menolak untuk mendengar lanjutannya karena aku tahu- sangat tahu bahwa ia tidak mencintaiku, mungkin tidak akan pernah.

"Beritahu aku Byunghun, jika aku berubah, jika aku menjadi Chunji yang lebih baik, jika kamu bertemu aku terlebih dahulu sebelum gadis itu, mungkinkah, mungkinkah kamu akan mencintaiku?" Tanyaku.

Ia terlihat bingung, matanya yang sipit membelalak kaget. "Chunji aku-"

Kali ini aku membungkamnya dengan kecupan, keras dan nyata, tepat di bibirnya.

"Kenapa kamu selalu menahanku untuk menyelesaikan kalimatku?" Byunghun mendorong tubuhku dengan gusar. Tangannya di bahu telanjangku terasa kuat dan kasar, tapi aku suka itu. Aku suka setiap detil dirinya.

"Karena aku tidak dapat membuatmu mencintaiku jika memang adanya begitu." Jawabku sambil meletakkan tanganku diatas tangannya dibahuku. "Tapi untuk sekali ini saja, bisakah kamu menggenggam tanganku dan memberikan ku kebohongan bahwa kamu mencintaiku?" Pintaku dengan lirih, aku tidak sadar bahwa airmataku jatuh saat aku mengatakannya.

Aku menangis, seorang Lee Chanhee, menangis dengan malangnya di hadapan suaminya sendiri yang tidak akan pernah mencintainya kembali. Betapa miris bukan?

"Chanhee..." Tapi saat kurasakan sentuhan lembut tangan kurusnya menyapu airmataku, segala luka dan perih itu hilang tersapu perasaan riang karena untuk pertama kalinya Byunghun memanggil namaku seolah dia-

"Aku mencintaimu. Aku mencintaimu karena itu jangan menangis." Ucapnya dengan senyum kecil di wajah tampannya.

Jika aku tidak tahu perasaannya sesungguhnya, mungkin aku akan percaya akan kebohongan itu. Tapi kebohongan hanyalah kebohongan.

Tidak peduli betapa inginnya aku untuk mempercayai kebohongan itu menjadi nyata, mereka akan tetap menjadi kebohongan dan akan terus begitu selamanya.

"Terima kasih, terima kasih Byunghun-ah..." Aku terisak dan Byunghun terus menggenggam tanganku sambil menontonku menangisi diriku sendiri sepanjang malam.

Ia membaringkanku dan menyelimuti hingga aku jatuh tertidur.

Sayup sayup aku merasakan deru nafasnya dipipiku, bibirnya menyapu tulang pipiku sebelum kudengar ia berbisik;

"Maaf."

Andai ia tahu bukan maaf yang kuinginkan, tapi aku tidak bisa meminta lebih kan? Meskipun cintaku egois dan penuh akan ketamakan untuk memilikinya, aku masih sadar betul bahwa aku tidak akan bisa membuat hatinya merasakan sesuatu yang tidak dirasakannya.

Aku tahu betul, bahwa selamanya aku tidak akan memiliki hatinya.

Tapi untuk kali ini saja, memilikinya tidur di sisiku dengan nyenyaknya, aku berbohong pada diriku bahwa suatu saat, saat Byunghun membalas cintaku akan datang.

Suatu saat, jika aku sabar menunggu.

"Byunghun-ah... Jika kebohongan rasanya manis, bolehkan selamanya aku hanya hidup dari kebohongan saja? Boleh kah aku?"

Cintaku egois dan tamak.

Hatiku bodoh dan naif.

Tapi bukankah semua hati yang mencintai begitu?

Cause I can't make you love me when you don't
When you don't

I'll close my eyes, 'cos then I don't see
The love you don't feel when you're holdin me
Mornin will come and I'll do what's right
Just give me till then to give up this fight
And I will give up this fight.

Cause I can't make you love me if you don't
You can't make your heart feel something that it won't

Here in the dark, in these final hours
I will lay down my heart and I will feel the power
But you won't, no you won't
Cause I can't make you love me when you don't
When you don't

END



angst, oneshot, romance, l.joe/chunji, teen top

Previous post Next post
Up