Title : Lover (Living In Hell)
Author :
sutradarabukanGenre : Incest, Vampire!AU, Romance
Pairing : Onew/Taemin, mention of Onew/Key
Rated : PG17
Aku mencintaimu..
Cintaku lebih besar dari semesta ini..
Aku mengasihimu melebihi hati manapun di dunia ini..
Aku lah satu satunya kekasih yang pantas mendampingi kamu..
Cuma aku..
“Taemin..”
“Hmm…” kamu menggeliat lembut di balik selimut tebal berwarna kuning, warna fave mu bukan?
“Bangunlah…” Bisikku lalu membelai tengkukmu lembut, daerah sensitive di tubuhmu bukan, kekasih?
“Aaah~ geliii!” Katamu sambil menahan tawa dengan menggigit bibir bawahmu, cantik..
Cantik..
Kamu lebih cantik dari bias cahaya pelangi..
“Ayo bangun! Bukankah kamu harus pergi sekolah?” Kataku sambil menusuk nusuk pipimu yang mulus.
Wajahmu lebih halus dari sentuhan debur ombak..
“EMM~ poppo!!” Pintamu manja,matamu masih terpejam rapat rapat. Padahal ingin aku menatap ke dalamnya, ke dalam bola matamu yang berwarna cokelat muda seperti milik ibumu..
Aku tersenyum, mendekatkan tubuhku padamu dan mengecupkan cinta di dahimu..
“Aiiiish… disiniiiii?” Katamu lagi kali ini menunjuk bibir manismu, ah.. Apakah kamu tidak tahu bahwa aku sudah menahan diri untuk tidak mengecupnya saat kamu terlelap tadi?
CHU!
“Sudah! Sekarang lekas mandi!!” Aku segera membuka selimutmu dan berkacak pinggang di depanku. Kulihat kamu meregangkan tubuh dan lalu menguap lebar.
Aku memutuskan untuk ke dapur saja, membuatkan sesuatu untuk mengisi perut kecilmu.
Tapi lalu tangan kecilmu menyusup dari belakang dan memelukku lembut.
“Aku menyayangimu, amat teramat menyayangimu… Appa…” Bisikmu merdu, nafas hangatmu menghapus punggungku lembut.
Aku merasa ingin sekali berbalik dan memelukmu, memperangkapmu dalam lengan lengan kekarku dan menahanmu di atas ranjang seharian.. Aku sangat ingin kekasih, sungguh..
“Ya.. Appa tahu..”
Aku tahu akan perasaanmu kekasihku yang mungil, akupun sama denganmu. Menyayangimu, mencintaimu..
Tapi kekasih, pantang untukku mengucapkan kata kata itu..
Karena kembali pada kenyataan pahit yang ada.
Satu kenyataan yang ingin kuhapus namun garisnya terlalu nyata untuk disentuh..
Satu kenyataan bahwa dirimu yang tiap hari kudekap dalam pelukan sepanjang malam, kukecup dalam cinta kala pagi menjelang..
Adalah seorang kekasih yang merupakan satu satunya orang yang tidak boleh kucintai di sepanjang semesta ini..
Satu kenyataan bahwa kamu, Lee Taemin, namja berumur 18 tahun di dunia manusia, adalah anak dari seorang Kim Key Bum dan Lee Jinki.
Dan kenyataan itu menunjukkan jelas, bahwa Lee Jinki adalah..
Aku..
***
“Appa! Aku akan pulang cepat jadi kita bisa memasak barbeque bersama nanti malam!!” Katamu riang sambil melahap roti isi mu di meja makan sementara aku bersembunyi di bawah selimut.
Melindungi kulit sensitifku yang bermusuhan pada sinar sang matahari.
“Appa!! Ingat jangan mencoba menjemputku lagi!! Aku tidak mau melihat appa terbakar sinar matahari karena aku!!” Kamu mengancam dengan wajah yang sangat menggemaskan, sungguh.. Aku ingin memelukmu lama lama di dalam selimutku ini, Taeminnie..
“Appaaaaaaaa!!! Dengar tidak sih??”
“Ya.. Ya… lagipula kenapa? Bukankah semua temanmu dijemput oleh sang ayah ketika pulang sekolah?”
Bola mata mu berputar, itu artinya kamu sudah sangat kesal ya kan kekasih?
“Ya! Itu memang yang dilakukan para ayah.. Tapi para ayah temanku bukan vampire!!”
Aku terkekeh, miris mendengar jenisku disebut dari bibir manismu itu kekasih.
Aku ingin sekali lupa tentang itu.
Tentang perbedaan diantara aku dan orang orang di sekitarku.
Aku adalah makhluk kegelapan…
Sang musuh makhluk cahaya, ibumu sendiri..
Kim Ki Bum..
Key, betapa aku merindukanmu..
Sudah berapa ratus tahun sejak kamu pergi dari dunia dengan menitipkan satu anak hasil dari cinta terlarang kita?
Cinta terlarang antara aku, vampire, sang makhluk kegelapan, denganmu, penyihir, sang makhluk cahaya..
Saat itu kita masih terlalu muda dan begitu berani mengambil risiko untuk menikah. Dan yang dari sana lah kita memiliki Taemin, yang karenanya juga kamu pergi..
Musnah bersama cahaya cahaya senja saat sore itu..
Karena itu lah selamanya aku akan membenci cahaya.
Karena di dalamnya aku kehilangan yang tercinta, Key…
“Appa.. Appa teringat umma lagi? Eum?” Tangan mungil itu entah sejak kapan sudah mengelus lembut pipiku,
Aku mendongak dan mendapati wajah cantik itu diatasku, matanya yang sendu menerobos ke dalam diriku.
“Tidak.” Bantahku.
“Bohong.. Appa cuma meneteskan airmata jika teringat akan umma. Ya kan?” Lihat, caramu menatapku mengingatkan aku akan ibumu yang cantik itu. Kalian berdua begitu mirip..
“Hmm.. Bukan apa apa. Kamu pergilah.. Appa akan tidur..” Aku membalikkan tubuhku, menutup diri dengan selimut sampai ke kepala.
Aku ingin tidur, jika saja aku bisa tidur untuk selamanya dan menyusul dirimu, Key..
“Ya.. Selamat tidur, appa..”
KRIEEEEEEEET! BRUK!
Suaranya yang lembut terdengar disusul suara derit kotak peti mati yang kutiduri. Gelap sudah kembali hadir.
Gelap, satu satunya yang bisa membuat jiwaku tenang..
Gelap, bersamanya aku akan meninggalkan cahaya..
Gelap..
Dan gelap..
***
“Yeobo~ Jika anak ini perempuan.. Kamu ingin memberinya nama apa?”
Seorang namja cantik dengan tudung putih transparan di kepalanya emnoleh padaku, mata kucingnya menatapku lekat lekat.
“Aku tidak ada ide.”
“Eum.. Karena kamu bermarga Lee.. maka namanya.. Lee Taeyeon!! Haha.. Bagaimana?” Bibirnya yang tipis tersenyum lebar.
“Nama yang bagus.. Taeyeon.. Aku suka itu.”
“Tapi bagaimana jika dia laki laki?” Kali ini tubuhnya bersender di dadaku. Harum chamomile dan rerumputan di pagi hari menyeruak jelas dan masuk ke penciumanku..
“Ta.. Lee Taemin!! Bagaimana?”
Mata kucingnya mencari cari mataku, tangannya membawa tanganku ke perutnya yang sedikit membesar karena seorang calon bayi di dalamnya.
Dia seorang penyihir, harusnya dia tahu tentang jenis kelamin anak kami, harusnya dia juga sudah tahu..
“Ya! Nama yang sangat bagus! Lee Taemiiiin! Ah betapa menyenangkannya jika dia namja saja! Haha..”
Harusnya dia sudah tahu juga bukan?
“Jinki.. Taemin-Anak kita-”
Harusnya dia tahu bahwa dia akan mengalami itu semua..
“KEEEEEEEEEEY!! KEEEEY! JAWAB AKU!!! KEEEEY!! JANGAN PERGiIII!!!!”
Harusnya sebagai penyihir dia tahu bahwa dengan melahirkan Taemin kedunia artinya adalah akhir baginya..
Harusnya kamu tahu itu kan Key?
Tapi kenapa kamu tidak memberitahukan aku dan malah pergi meninggalkan aku dan seorang anak laki laki yang cantik seperti dirimu?
Harusnya kamu juga tahu, saat ini aku..
Mencintainya..
Cinta yang tidak seharusnya dimiliki seorang ayah kepada anak kandungnya sendiri..
Harusnya, kamu tahu..
***
Saat itu malam menampakkan bulan purnama sembari aku merebahkan diri diatas rumput halaman rumahku..
Di sampingku tertidur seorang namja cantik yang lebih berkilau dari cahaya purnama diatas sana..
Wajahnya begitu damai dan tenang tertidur berbantalkan dadaku..
Dan aku hanya bisa terpaku menatapnya dan mengacuhkan indahnya bulan bertemankan bintang diatas sana..
Aku terpaku pada kecantikan di dalam pelukku..
“Cantik…” Bisikku sambil mengusap pipinya lembut.
Entah dengar atau tidak dia tersenyum..
“Appa…” Bisiknya.
Hatiku dibanjiri perasaan yang sangat hangat.
Kekasih kecilku yang cantik, yang kucintai melebihi apapun yang bernafas di semesta alam ini..
Kekasih mungilku yang lucu, yang kukagumi melebihi benda angkasa indah manapun di seluruh galaxy..
“Taemin.. Taemin..” Namanya seperti mantera yang menentramkan jiwa..
“Hmm..” Lenguh nafasnya seperti candu yang terus hadir di tiap helaan nafasnya..
Aku terlalu mencintai kekasih ku ini, aku mencintai dia, melebihi diriku sendiri..
Jika untuknya seorang, aku rela menyiksa diri untuk terus bertahan hidup di dunia fana ini..
Jika untuknya seorang, aku akan rela menahan rindu yang bernanah di dalam dada ini..
Rindu yang telah tertoreh entah sejak kapan semenjak cahaya melenyapkan sang pasangan takdirku itu pergi..
“Appa…”
Bagaimana bisa aku pergi jika kamu begitu rapuh?
Bagaimana bisa aku meraih bahagia menyusul kepergian sang makhluk cahaya ku tercinta jika dengannya kamu akan terluka, Taeminnie?
“Sssh… Tidurlah.. Appa disini.. Appa tidak akan pergi kemanapun Taeminnie.. Appa janji..”
“Eum, Appa.”
Malam itu terasa panjang seperti biasa.
Aku terjaga sepanjang malam dengan kekasih mungilku di pelukku sekali lagi..
Dan seperti malam malam biasanya..
Aku masih tersiksa karena rindu..
Rindu akan kekasih jiwa yang sudah lama pergi.
Tapi malam itu berbeda..
Untuk pertama kalinya aku mengerti arti hadir kekasih mungilku ini..
Jika mungkin Key masih disini, apakah aku akan sama bahagia nya dengan aku yang sekarang?
[“Appa! Ada pelangiii!!]
[“Appa.. aku mencintaimu.. melebihi apapun di dunia ini..”]
[“Appa.. aku berangkat sekolah dulu! Chu~”]
Apakah aku bisa bahagia tanpa namja mungil dalam pelukku ini?
Apakah bisa aku hidup tanpa dia?
“Appa? Appa tumben tidak membangunkan aku?”
“Ah mian, appa tertidur..”
“Appa tidur? Di kala malam? Bagaimana bisa-“
Aku membungkam pertanyaannya dalam kecupan yang berlumur dosa tepat di bibirnya. Meninggalkan kami berdua hampir kehabisan nafas karenanya.
Aroma tubuhnya menusuk indra penciumanku, aku menggila-tanpa sadar aku menyentuhnya seperti aku menyentuh seorang kekasih.
Tapi saat itu, dimataku Taemin bukanlah anak lak-lakiku yang kusayangi, melainkan seorang kekasih yang selama ini meredam perih di hatiku karena kehilangan kekasih jiwaku, Kibum.
“A.. appa??!” Wajahnya memerah saat aku menatapnya dengan intens, aku berusaha keras untuk menahan diriku untuk tidak melakukan hal yang lebih jauh. Tapi kini hatiku amat meluap-luap, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak mengatakan-
“Aku mencintaimu, aku pun juga mencintaimu, Taemin-ah…”
Mungkin jiwaku terlalu sepinya akan kehadiran seorang kekasih, atau mungkin juga-aku hanya seorang vampire tua yang jatuh cinta pada anaknya sendiri.
Benar memang tanpa Key, hidupku adalah neraka.
Tapi mungkin jika di hidupku tiada seorang Lee Taemin.
Pastinya hidupku akan terasa lebih menyeramkan daripada neraka.
LOVER (LIVING IN THE HELL) END