Title: Takdir
Pairing: YamaChii
Genre: Angst, Supernatural(?)
A/N: Fanfic super-super-pendek ini terinspirasi dari komik yg saya baca waktu SD. Judulnya lupa-_-
Yamada POV
Aku dan kekasihku, Yuri, berdiri di pinggir jalan.
Kami berdua menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah.
Kami akan menyebrang jalan.
Kami juga berpegangan tangan. Erat.
Saat lampu lalu lintas menjadi warna merah, semua kendaraan terhenti, kami berdua berjalan menyebrangi jalan.
Baru beberapa meter menyebrangi jalan, aku merasakan sesuatu benda berbahan besi menabrak kami dengan keras.
Aku tidak mengetahui benda apa yang menabrak kami, karena sebelum aku mengetahuinya, semuanya menjadi gelap.
0o0o0o0
Aku duduk di atas tempat tidur di kamar sebuah rumah sakit.
Dokter memberitahuku, ada sebuah mobil yang menabrak kami.
Pengendara mobil itu sedang mabuk, jadi tidak bisa mengendalikan mobilnya.
Dan dokter juga memberitahuku, aku selamat, tetapi yuri tidak.
Setetes airmata mengalir turun dari mataku.
Bagaimana aku harus meneruskan hidupku tanpa yuri?
Seandainya, aku bisa menukar takdir, aku ingin yuri tetap hidup.
Biarkan saja aku yang mati.
Aku tidak ingin merasakan perasaan ini.
Perasaan sedih.
Perasaan kesepian.
Jika aku menukar takdir, maka yuri yang akan merasakan perasaan ini.
Egois. Ya, aku egois.
Aku lalu memejamkan mata.
Dan merasakan suasana disekitarku perlahan berubah.
Dari sepi, perlahan-lahan menjadi ramai.
Dan aku juga merasakan, seseorang memegang tanganku.
Aku membuka mata, dan melihat ke sebelahku.
Itu yuri.
Dan aku melihat ke sekelilingku, ini jalan tempat aku dan yuri terpisah karena takdir.
Aku menyadari, ini saat-saat sebelum aku dan yuri tertabrak mobil itu.
Aku berencana membawa yuri lari dari tempat itu, tetapi sebuah suara menghentikan rencanaku itu.
"Yamada, kau berjanji menukar hidupmu dengan chinen. Tepati janjimu, atau perjanjian ini batal"
Aku melihat lagi ke arah yuri, yang sedang memandang lurus kedepan.
Lalu aku melepaskan tanganku dari genggaman tangan yuri.
Ini membuat yuri langsung melihat ke arahku.
"Ada apa, ryosuke?"
"Aku mencintaimu" ucapku sambil mencium bibir yuri.
Ciuman terakhir.
Lalu, aku pun berlari menyebrangi jalan karena lampu lalu lintas sudah berwarna merah.
Aku menutup mataku.
Dan benda itu menabrakku, tepat saat yuri memanggil namaku.
"RYOSUKE!!"