Title: Seandainya..
Pairings: YabuNoo, MatsuKei
Genre: Angst
Summary: Disaat rindu tak dapat ditahan lagi <-- Mau ngakak nulis kayak begini =A=
A/N: Ini fanfic matsukei pertama saya :3
"Kei!" Kohei tiba-tiba saja melompat ke punggung Inoo.
Inoo yang terkejut karena tindakan Kohei itu, mencoba menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Lalu Inoo memegang kedua paha Kohei, dan menahan agar tubuh Kohei tidak terjatuh ke bawah.
Kohei mengeratkan pelukannya di leher Inoo.
Dia tertawa gembira sambil melingkarkan kedua kakinya di pinggang Inoo.
Tawa Kohei terdengar indah di telinga Inoo.
Inoo tidak dapat menahan untuk tidak tersenyum karena mendengar tawa Kohei.
"Siap!?" Tanya Inoo dan Kohei mengangguk.
"Lariiii" Teriak Inoo yang mulai berlari.
Kohei yang berada dibelakang punggung Inoo tersenyum lebar.
Dia lalu menutup matanya, menikmati hembusan angin di bukit itu yang mengenai wajahnya.
Inoo membuka matanya.
Dia memimpikan tentang kejadian itu lagi, kejadian sehari sebelum Kohei keluar dari JE.
Saat Kohei memberitahu dia tentang keputusannya tersebut.
Inoo merasakan udara hangat mengenai lehernya.
Dia melihat ke samping, ada Yabu-kekasihnya- sedang tertidur sambil menyembunyikan wajahnya di leher Inoo.
Inoo memindahkan tangan Yabu yang memeluk pinggangnya ke samping.
Lalu, Inoo bangun dan duduk di pinggiran kasurnya.
Dia melihat ke arah jam dinding.
Ternyata masih pukul 3 malam.
Inoo perlahan bangun dari tempat tidurnya, dan berjalan ke arah balkon kamarnya.
Saat di balkon, Inoo menutup matanya.
Angin malam yang dingin menusuk tubuhnya yang malam itu hanya menggunakan celana pendek selutut.
Kenapa dia harus memimpikan Kohei lagi?
Disaat dia sudah bisa melupakan Kohei dan mulai menyukai Yabu.
Rasa sesak memenuhi dada Inoo.
Mimpi itu membuat rindunya terhadap Kohei bangkit lagi.
5 tahun sudah dia tidak pernah bertemu dengan Kohei lagi.
Inoo tidak dapat menahan rindu yang membuat sesak di dadanya semakin menjadi-jadi.
Inoo menunduk dan menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Lalu dia menangis.
Dia tau, hanya dengan menangis dia dapat mengurangi sesak didadanya.
"Kohei.." Inoo berbisik lemah, bahkan hampir tidak terdengar.
Rasanya dia ingin berteriak memanggil nama Kohei.
Tetapi dia tidak bisa.
Suaranya seakan tidak dapat keluar.
Inoo lalu menghapus airmatanya dan berjalan masuk ke kamar.
Mengambil jaket yang berada di lemarinya.
Dia memakai jaketnya sambil berjalan keluar dari rumah JUMP.
Seandainya saja, dulu dia mengikuti jejak Kohei, mungkin dia masih bersama Kohei sampai sekarang.
Seandainya..
Inoo berlari secepat yang dia bisa ke arah bukit yang berjarak 500 km dari rumah JUMP.
Tempat dia sering bermain bersama Kohei.
Dia merasa dia harus datang sekarang juga ke bukit itu.
Bukit itu seperti memanggil dia untuk datang kesana.
Inoo pernah mendengar tentang gosip tentang penghuni bukit itu.
Tapi, rasa takut Inoo hilang, dia terus berjalan tanpa rasa takut ke atas bukit itu.
Sesampainya dibukit itu, Inoo melihat seseorang yang menggunakan kaos berwarna putih, berdiri menghadap ke arah kota.
Inoo mengenal orang itu.
Itu Kohei.
Tanpa berpikir panjang, Inoo berlari ke arah Kohei dengan penglihatan yang agak kabur, karena matanya sudah tertutupi air mata.
Kohei membalikkan badannya, dan membuka tangannya lebar-lebar.
Menyambut Inoo yang berlari ke arahnya.
"Kohei.." Inoo memeluk leher Kohei dan menangis di bahu Kohei.
"Aku merindukanmu, Kohei.."
"Aku juga Kei.."
"Aku mencintaimu.."
"Aku juga mencintaimu.. Sejak dulu, saat pertama kali kita bertemu"
Tangis Inoo semakin kencang mendengar ucapan Kohei.
Kohei hanya mengeratkan pelukannya ke Inoo.
Inoo pun merasakan matanya semakin berat.
Dan tidak lama kemudian, dia tertidur.
~0~0~0~
Sinar matahari memaksa Inoo untuk membuka matanya.
Saat dia membuka matanya, dengan refleks dia menutup matanya dengan punggung tangannya karena sinar matahari yang menyilaukan penglihatannya.
Inoo melihat sekelilingnya, dia masih ada di bukit.
Dan Kohei tidak ada disekitarnya.
Inoo merasa sedikit kecewa.
Lalu dia teringat dengan Yabu dan member JUMP lainnya.
Mereka pasti khawatir denganku, begitu pikir Inoo.
Dia pun berlari pulang, kembali ke rumah JUMP.
Sesampainya di rumah JUMP, semua member ternyata sudah berkumpul di ruang tamu.
Sepertinya mereka semua terlihat sangat khawatir.
"Inoo-chan dari mana saja!?" Tanya Chinen dengan nada khawatir.
"Aku...Dari luar" Jawab Inoo dengan gugup.
"Aku juga tau kalau kamu dari luar, Inoo-chan" Kata Takaki dan Inoo hanya meresponnya dengan tawa gugup.
"Inoo-chan, tadi keluarga Kohei menelpon kesini" Inoo tertegun mendengar Daiki menyebut nama Kohei.
"Kata mereka, Kohei....Meninggal" Inoo terkejut mendengar kata terakhir Daiki.
"Jangan bercanda, Daiki. Kemarin malam aku bertemu dengan Kohei" Inoo berjalan ke arah tangga.
Dia ingin ke kamarnya.
"Tapi Inoo-chan, Kohei meninggal kemarin malam, jam 2. Dia menjadi korban tabrak lari"
Inoo langsung membeku.
Kepalanya mulai terasa berat.
Dan beberapa detik kemudian.......Semuanya gelap.
Note: Aneh nggak? Maksa nggak? =_=
Silahkan komen tentang fanfic ini, saya butuh komen kalian .-.