Title: Saikou no Musuko(?)
Pairing: Suzuki Daichi/Ihara Hayato
Genre: Romance
Rating: G
Summary: Daichi menemukan sebuah vas yang ternyata milik keluarga Ihara.
A/N: Gabungan cerita Risou no Musuko sama Saikou no Jinsei XD Daichi=Yamada. Hayato=Nancy -_-
Ini saya jadiin 2 part. Atau 3. Atau 4. Kita liat nanti saja-_- Semoga males saya hilang XD
Dan judulnya asal-asalan, Saikou no Musuko artinya apa ya? u_u
Pagi itu, Daichi dan ibunya membersihkan gudang dirumah mereka.
Mungkin sudah 10 tahun mereka tidak pernah membersihkan gudang mereka, makanya gudang mereka terlihat seperti gudang(?)-_-
Karena fungsi gudang memanglah menjadi gudang(?)-_-
BRRAAAKK!
Daichi tidak sengaja menyenggol lemari kecil di dekatnya, sehingga lemari itu terjatuh. Terjatuh ke bawah(?) *iyalah-_-*
Sehingga benda-benda di dalam lemari itu pun terbawa keluar dari lemari.
Isi lemari itu hanyalah barang-barang plastik yang sudah tidak terpakai lagi, seperti mainan-mainan Daichi sewaktu kecil.
Tetapi, ada satu barang yang menarik perhatian Daichi, karena benda itu satu-satunya yang bukan barang berbahan plastik di lemari itu.
Sebuah vas kecil berwarna putih, terbuat dari keramik.
"Kaa-chan, vas ini masih bagus, kenapa disimpan di gudang?" Tanya Daichi.
Ibunya langsung menoleh ke arahnya, dan melihat vas yang dipegang oleh Daichi.
"Eh? Itu vas kita?" Tanya ibunya, yang langsung mengambil vas itu dari tangan anaknya dan langsung mengamati vas itu.
Beberapa saat kemudian dia terkejut.
"Ini bukan vas kita! T-tapi, ini milik......."
"Milik siapa?"
"Milik..........."
"Siapa sih?"
"Milik..........."
"KAA-CHAN! Jangan membuatku penasaran seperti itu!"
"Siapa yang mau membuat kamu penasaran? Kaa-chan tidak tau nama pemilik vas ini, yang jelas ini milik funeral service yang menangani pemakaman ayahmu."
Daichi langsung terdiam saat mendengar penjelasan ibunya.
"J-jadi, vas ini biasa dipakai untuk upacara pemakaman?"
Daichi dan ibunya langsung saling tatap.
"Kaa-chan, jangan-jangan di vas itu banyak arwah-arwah yang bersembunyi......"
Tidak sampai 5 detik, ibu dan anak itu langsung meletakkan vas itu dilantai dan bersujud di depan vas itu.
Mereka takut dengan 'penunggu' vas itu, makanya mereka bersujud ke vas itu.
"Maafkan kami.. Maafkan kami.. Maafkan kami.."
"Tolong jangan ganggu kami.."
"Vas, kalau kamu pernah mengambil uang kami, tolong kembalikan.." Ucap Daichi dan ibunya langsung mencubitnya karena sudah berani melecehkan vas itu(?)
"Kamu kira tuyul! Suka nyuri uang?!"
"Yahh, kan siapa tau isinya tuyul, kaa-chan-_-"
"Ah kamu benar juga ya, mungkin saja kita tidak kaya-kaya karena tuyul itu yang mengambilnya!"
"Ah, kaa-chan, satu-satunya cara adalah mengembalikan vas ini ke pemiliknya!"
"Ide bagus, Daichi! Siapa tau setelah kita mengembalikannya, perekonomian keluarga kita akan lancar!"
Daichi hanya tersenyum-senyum, senang karena ibunya menyetujui rencananya.
~0~0~0~0~0~"Kaa-chan, apa kamu masih ingat dengan rumah orang yang mengurusi pemakaman ayah?" Daichi berjalan di sebelah ibunya yang sedang melirik ke arah kiri dan kanan, mengingat-ingat dimana rumah pemilik funeral service itu.
"Kaa-chan agak lupa. Seingat kaa-chan, rumah orang itu ada.......pintunya(?)"
"....."
"Kenapa kamu tidak ketawa!? Tadi kaa-chan lagi ngelawak!"
"....."
Ibunya yang kesal karena Daichi tidak menanggapi lawakan garingnya, langsung berjalan cepat meninggalkan Daichi di belakang.
"Kaa-chaaa~n, tunggu!"
Daichi pun berlari ke arah ibunya, dan memegang tangan ibunya.
"Kaa-chan, jangan marah padaku :("
"Daichi! Itu dia!" Daichi yang sedang memohon ampun dari ibunya, langsung menoleh ke arah yang ditunjuk oleh ibunya.
Disana berdiri sebuah bangunan sederhana dengan sebuah papan yang bertuliskan "Ihara Funeral Service".
"Ini dia yang kita cari! Ayo kita masuk, Daichi. Dan mengembalikan vas ini ke mereka" Ibunya menarik dirinya untuk masuk ke dalam rumah itu.
"Permisi! Ihara-san?" Suzuki Umi-Ibu Daichi- dengan sedikit berteriak memanggil nama pemilik rumah itu.
Tapi bukan sahutan yang mereka terima, malah sebuah suara piring pecah dan teriakan..... "HAYATO! KAMU MAU KEMANA HAA!?"
Umi dan Daichi saling tatap, ekspresi ngeri tergambar jelas dimuka mereka.
"HAAAAYAAAATOOOOOO!!!!!"
Daichi langsung memeluk lengan ibunya saat suara menggelegar terdengar lagi.
Lalu terdengar suara derap kaki yang sedang berlari ke arah mereka. Daichi dapat melihat seseorang berlari ke arah mereka.
Seorang pria dengan wajah cantik dan tinggi pas-pasan.
Orang itu melihat ke arah Daichi juga.
Mereka berdua pun saling tatap.
Sepertinya, mereka berdua telah saling terhipnotis dengan keindahan muka orang yang mereka tatap.
Daichi merasakan sekitarnya berjalan lebih lambat.
Begitu juga dengan pria itu, yang merasakan sama dengan apa yang dirasakan Daichi.
Pria itu terus berlari (dengan slow motion di pandangan Daichi, kayak di drama-drama gitu hehe-_-).
Dan............. Gdubrak!! Pria itu jatuh ke lantai karena tersandung.
"Kena kau hayatoooo!!!" Seorang pria yang jauh lebih tinggi langsung menangkap orang yang diyakini Daichi bernama Hayato itu.
"Nii-chan, sakit. Tolong lepaskan aku.."
"Tidak! Sampai kamu mengembalikan uang yang kamu ambil!"
Hayato meronta-ronta, untuk melepaskan diri dari kakaknya.
Masato-kakak Hayato- melihat ke arah Daichi dan ibunya.
"Kalian siapa?" tanya Masato.
"Aku-" Belum selesai Daichi menjawab, Hayato memotong perkataannya.
"Dia pacarku. Dia yang menyuruhku mengambil uang itu."
Masato melepaskan pegangannya pada Hayato, dan berjalan ke arah Daichi dan ibunya yang sedang menatap Hayato dengan tatapan tidak kebingungan.
Masato langsung menarik kerah baju Daichi.
"Jadi kamu yang mempengaruhi Hayato agar mencuri uang kami!?" Teriak Masato tepat di depan wajah Daichi, sehingga Daichi dapat merasakan beberapa tetesan dari muncratan Masato mendarat di wajah mulusnya-_-
"A-aku t-tidak mengenal dia..."
"Maksudmu!?"
"Aku bukan pacar dia..."
Masato menoleh ke belakang, ingin memberitahu Hayato bahwa Daichi berkata tidak mengenalnya.
"Haya-eh!? Dia kemana!?" Masato tidak menemukan Hayato di belakangnya.
"D-dia keluar" Ujar Suzuki Umi sambil menunjuk ke arah pintu.
Masato melepaskan cengkramannya dari kerah baju Daichi,"Sial! Aku kena tipu dia lagi!"
"Jadi, kamu siapa? Ada apa ke rumah kami?" Tanya Masato dengan ketus ke arah Daichi, mood nya menjadi rusak karena Hayato.
"Kami hanya ingin mengantarkan ini.." Umi memberikan sebuah bungkusan kain berwarna putih itu dengan hati-hati.
"Ini apa?" Tanya Masato sambil membuka bungkusan itu.
"Ini vas milik kelurga Ihara. Dulu, kami pernah menggunakan jasa ihara funeral service ini. Dan, vasnya ketinggalan di rumah kami."
Masato melihat di vas itu terdapat ukiran nama keluarganya.
Dia lalu mengucapkan terimakasih, dan meminta maaf karena kejadian tadi.
~0~0~0~0~0~Setelah berada diluar, Umi pun langsung menasehati anaknya.
"Daichi, jangan sampai kamu seperti anak tadi.."
Daichi hanya diam mendengarkan ucapan ibunya.
"Dia berani mencuri uang keluarganya sendiri. Daichi, kamu tidak akan mencuri uang kaa-chan kan?"
"Memangnya kaa-chan punya uang yang bisa aku curi?"
"Kalau kaa-chan punya uang, kaa-chan tidak akan meminta kamu buat membelikan sebuah rumah.." Umi membuat ekspresi sedih, untuk menarik simpati anaknya.
"Tenang kaa-chan, aku akan membelikan kamu rumah!"
Umi tersenyum lebar mendengar ucapan Daichi.
"Eh, omong-omong, anak tadi kebalikan dari dirimu, Daichi. Dia berwajah malaikat tapi kelakuannya seperti iblis.."
"Jadi, maksud kaa-chan aku berwajah iblis?=w="
"Heheee~"
"Kaa-chan tegaaa D:"
~0~0~0~0~0~Malam itu, Daichi dan ibunya bergandengan tangan berjalan ke arah rumah mereka.
Saat di jalan gang rumah mereka, mereka melihat seseorang yang sedang berjalan tertatih.
Dan saat orang itu jatuh, Daichi dan ibunya dengan refleks langsung berlari ke arahnya.
Daichi dan Umi terkejut saat melihat wajah orang itu.
Ternyata, dia adalah Hayato, anak pemilik funeral service yang mereka datangi tadi.
"Cepat Daichi, bantu dia, bawa dia ke rumah kita.." Ucap Umi dengan panik, saat menyadari wajah babak belur Hayato.
Daichi menuruti ucapan ibunya, dia pun membawa Hayato ke rumahnya.
Saat di rumah Daichi...
"Aduh! Sa-sakit.." Hayato meringis kesakitan saat Daichi mencoba mengobati luka di wajahnya.
Umi pun menghampiri Hayato, dan memberikan bubur buatannya ke Hayato.
"Ini bubur buatmu, kamu belum makan malam kan?"
Hayato mengangguk menjawab pertanyaan Umi.
"Namamu....Hayato kan?"
Hayato mengangguk lagi, dia mulai memakan bubur yang diberikan oleh Umi.
Umi tersenyum memandang Hayato. Dia lebih cantik dari Daichi, begitu pikir Umi.
Dan juga lebih cute dari Daichi, tambah Umi.
Daichi menyadari bahwa ibunya sedang memperhatikan Hayato.
Karena iri, dia pun menggebrak meja yang sekarang sedang mereka tempati.
Umi dan Hayato melihat ke arah Daichi.
"Kaa-chan! Aku juuga mau bubur!"
"Tapi, Daichi, kaa-chan hanya membuat 1 porsi saja. Itupun untuk Hayato.."
"Tapi kaa-chan, aku mau bubur!"
Hayato pun langsung memberikan buburnya ke Daichi.
"Kalau kamu mau, kamu bisa mengambil bubur ini.."
Tetapi, Umi langsung melarangnya.
"Jangan, Hayato. Makan saja buburnya, itu buat kamu. Daichi sudah sering makan bubur ini kok.."
Setelah berkata seperti itu, Umi pun menatap Daichi dan memelototinya.
Daichi hanya cemberut melihat kelakuan ibunya.
"Apa malam ini aku boleh menginap disini? Soalnya, aku takut untuk pulang kerumah. Nii-chan pasti sangat marah padaku.." Tanya Hayato.
Umi langsung mengiyakannya, "Nanti kamu tidur di kamar Daichi saja!"
"He!? Tapi kaa-chan-"
"Tidak ada tapi-tapian, malam ini kamu sekamar dengan Hayato.."
Cemberut Daiki semakin parah.
~0~0~0~0~0~