Pairing : GacktXHyde
Aku melangkahkan kaki dengan tergesa, beberapa menit lagi pelajaran Seni akan dimulai. Lorong-lorong sekolah sudah mulai terlihat sepi. Entah sanksi apa yang akan diberikan Yoshiki-sensei jika aku benar-benar terlambat masuk.
BRUKKK!!!
“Auchhh!!”
Tubuh kecilku menabrak sosok pria yang berjalan berlawanan arah denganku. Tubuhku terjatuh beserta buku2 yang kubawa.
“ Hyde ma’afkan aku…kau tidak apa-apa?”
Tetsuya mengulurkan tangannya, membantuku berdiri.
“…..tidak apa-apa, aku yang terlalu terburu-buru. “
Dengan segera kubereskan buku-bukuku, Tetsuya pun ikut membantu.
“ Hyde-kun …”
“Huh ?”
“ Istirahat nanti----”
“ Kau sudah terlambat Chibi Hycchan~ !!”
Kalimat Tetsuya terhenti . Tiba-tiba Gackt meraih lenganku dan menariknya paksa.
“Sakittt~ Apa yang kau lakukan. Lepaskan aku.”
“Kau hanya membuang waktu disini. Cepat masuk!”
Aku tak bisa berkutik saat tangan besarnya menyeretku menuju ruangan kelas. Tetsuya hanya bisa melihatku yang mulai menjauhinya.
“Aku bisa jalan sendiri. Lepaskan tanganku. Gackt~”
“Dengar ya. Langkah kakimu itu setengah langkah kakiku. Bagaimana jika kau kugendong ? Pasti akan lebih cepat nanti. ”
Senyum licik terukir jelas di sudut bibirnya.
“ Bo, bodoh…. Siapa yang mauuu ?!”
“Kenapa? Jawabanmu itu akan semakin menyusahkanmu, Hyde.”
Gackt selalu melakukan hal yang tak terduga untuk bisa mempermalukanku. Kini tanpa ragu ia membuktikan kata-katanya.
“ Ga, Gackt… Apa yang kau lakukan? Turunkan aku. !!!!”
Gackt mengangkat tubuhku kemudian menggendongnya seperti seorang pangeran kepada sang putri.
Aku terus mengibaskan kakiku agar ia menurunkanku. Kesal, malu..semua campur aduk menjadi satu. Aku tidak akan mema’afkannya jika ada yang melihatku seperti ini. Ini sungguh memalukan.
“Ini hanya akan memperburuk keadaan, Hyde. Tenanglah dan kita akan sampai tepat pada waktunya.”
Gackt tersenyum, baru kali ini aku melihat senyumnya yang seperti itu. Selama ini yang ia perlihatkan hanyalah senyum licik yang selalu terkembang jika ia telah berhasil menggangguku. Tapi kini senyuman itu sukses membuat jantungku berdetak kencang. Membuatku berhenti sesaat sebelum senyuman itu mulai hilang dari bibirnya. Perasaan yang sangat aneh.
Arggghhh…tidak. Kenapa aku jadi ingat kejadian semalam !!!??? Bibir itu…berani-beraninya bibir itu menodaiku. Apa kau tahu kalau kau sudah mencuri ciuman pertamaku ?! Kau benar-benar sakit, Gackt !!
“Ne Hycchan.. Kalau sekarang kau memakai kostum maid pasti akan lebih menyenangkan.”
DEG!!!
“ Kau ini sangat menyebalkan !!!”
Lagi-lagi aku memukul-mukul tubuh besarnya. Meskipun nampaknya tidak begitu berarti baginya. Ia tetap tersenyum nakal tanpa mengalihkan matanya padaku.
Tidak.. Jangan menatapku seperti itu lagi. Kau membuat detak jantung jadi tak stabil.
“ Cepat turunkan aku ! Kau dengar !! Cepat turunkan aku, Gackt!!”
“Hei… Apa yang kalian lakukan ?“
Sebuah suara mengejutkan kami. Yoshiki sensei sudah berdiri tepat di depan pintu kelas, lebih tepatnya di hadapan kami. Terlihat jelas amarah di matanya.
“Ah… Sensei. Ohaiyo. Lihat ini, aku baru saja menangkap salah satu murid yang berencana bolos dari pelajaran Seni. Heheheh.”
“…………………”
++++++++
Kakiku lemas, sepertinya sudah tidak sanggup lagi menopang tubuhku yang terasa sangat berat. Sekali lagi, aku mengawali hariku dengan keusilan si bodoh itu. Yoshiki sensei lebih mempercayai Gackt, padahal Seni adalah pelajaran yang paling kusukai.
Aku kembali merutuk diriku, entah apa yang terjadi padaku. Kata-kata yang ingin kukeluarkan selalu tercekat di tenggorokanku. Dan semua yang ingin kukeluarkan tertahan dalam kepalaku. Alhasil, setiap orang pasti berpikir aku pemurung. Ya, tidak heran jika aku tidak mempunyai banyak teman. Apalagi dengan kehidupanku yang selalu berpindah-pindah karena pekerjaan ayahku.
Setiap kali aku gagal membuktikan keberadaanku, ingin rasanya aku pergi ke suatu tempat yang jauh dimana tak ada seorangpun yang mengenalku. Untuk kemudian aku mencoba untuk kembali menemukan seseorang teman, atau seseorang yang selalu ada untukku. Namun sekali lagi aku gagal.
Kuhela nafas panjang. Kusandarkan tubuhku di depan pintu gudang atap sekolah. Ya, atap sekolah adalah tempat favoritku. Tempat yang paling sempurna untuk menghilangkan kejenuhan. Kau bisa beristirahat ditemani dengan sejuknya semilir angin. Saat kau menatap langit, hatimu akan terasa lapang. Ketika kau membayangkan orang yang kau rindukan berada di bawah langit yang sama membuat jarak menjadi tak berarti.
Tanpa sadar hembusan angin membuatku sedikit terlelap, namun aku masih bisa merasakan keadaan disekelilingku. Terlebih saat sebuah jemari membelai pipiku. Sebuah sentuhan yang spontan membuat mataku terbuka.
“Tetsuya …??”
“…Gomen ne. Tadi ada sesuatu diwajahmu, tak kusangka itu justru membuatmu terbangun.”
“Daijoubu…Aku hanya kaget tadi.”
“Entah kenapa aku ingin makan siang denganmu. Makanya aku mencarimu di kelas, tapi ternyata kau tidak ada.”
“Sou ka. Tapi akhirnya kau bisa menemukanku ne.”
“Ya, seseorang melihatmu menuju kesini…”
Tetsuya terdiam, tatapannya mulai berbeda. Aku sedikit tidak suka dengan cara ia menatapku saat ini.
“Huh? Kenapa Tetsuya ?”
“Tak ada yang bisa kulakukan untukmu… Meskipun aku tahu kau diperlakukan buruk oleh Gackt, tapi aku tak bisa melakukan apapun…”
“Ah…don’t worry about that. I’m okay.”
Jemari Tetsuya menyentuh pipiku.
“Mulai sekarang si brengsek Gackt itu tidak akan bisa menyakitimu lagi. “
Suasana berubah menjadi aneh saat kata-kata itu terlontar dari mulut Tetsuya. Kenapa kau bicara seperti itu Tetsuya ?
BRUKK!!
Sebuah botol air mineral mendarat tepat di atas kepala Tetsuya.
“Oh, ma’af. Tanganku licin tadi….. Kau tidak apa-apa, T.E.T.S.U.Y.A ?”
Tiba-tiba Gackt muncul dari atap gudang.
“Ga, Gackt ?! Sejak kapan kau berada disitu? “
Gackt tidak menggubris pertanyaanku. Ia langsung turun mendekati Tetsuya, mendorong tubuhku untuk berada dibelakangnya. Kini aku, Gackt dan Tetsuya berada dalam satu garis lurus Mata tajam Gackt menatap sang ketua OSIS lekat-lekat.
“ Kau mengganggu tidur siangku… Memangnya apa yang bisa kau lakukan untuknya, brengsek ??”
Kalimatnya penuh dengan nada penekanan. Aku yakin amarahnya akan meledak beberapa saat lagi.
“Gackt, tunggu sebentar…”
Kutarik kedua lengan Gackt dari belakang. Aku benar-benar panik.
“Kemampuanmu mencuri dengar pembicaraan cukup baik ya.”
“Tentu saja. Bahkan aku bisa melihat bagaimana kau mencuri kesempatan saat ia tertidur. Jika saja Hyde tidak segera terbangun, mungkin aku yang akan membangunkanmu…dengan tinjuku!”
Apa maksud perkataan Gackt..?
“Kau mengada-ada, Gackt. Apa kau mencari-cari alasan untuk membuat masalah denganku?”
“Kau yang ingin membuat masalah denganku. Bukankah sejak awal sudah kuperingatkan padamu, jangan lagi datang ke tempat itu. Melihatmu membuatku muak !”
BRRUAKK!!
Sebuah pukulan menghantam cukup keras hingga membuat Tetsuya tersungkur ke lantai.
“Gackt!!! Apa yang kau lakukan ?! Hentikan!”
Aku berlari ke arah Tetsuya. Terlihat darah segar mulai mengalir dari sudut bibirnya.
“Kau keterlaluan Gackt! Kenapa kau memukul Tetsuya!?...”
Gackt terdiam menatapku. Dengan satu tarikan ia berhasil menarik lenganku. Kini wajah kami hanya berjarak beberapa senti.
Detak jantungku kembali memburu, ia mencoba mengatur nafasnya. Dapat kurasakan hembusan nafasnya yang sudah mulai stabil.
Apa ia juga akan memukulku ?
" Hyde...Kau juga... Kau ini sangat merepotkan. Kau sama sekali tidak tahu apa-apa. Jadi kau tidak usah mengatakan apapun apalagi membentakku!!!"
PLAKKK!!!
"Kau pikir semua orang harus menuruti kata-katamu. Aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap aroganmu itu. Aku benci..."
_to be continued_