Fanart from Twitter
Sekitar seminggu yang lalu, di timeline Twitterku beredar sebuah cerita menarik dari masa sekolahnya Bobo.
Disebutkan bahwa saat sekolah dulu, Bobo paling menyukai pelajaran Olahraga. Tidak ada pelajaran lainnya yang dia minati. Nilai pelajarannya pun hanya bagus di Olahraga saja.
Suatu hari, ada seorang guru mata pelajaran lain yang bermaksud untuk meminjam jam mata pelajaran Olahraga. Murid-murid di kelasnya hanya diam tidak berkomentar. Tapi Bobo mengangkat tangannya dan bertanya,
"Laoshi! Apa maksudnya dengan meminjam jam pelajaran Olahraga? Apakah akan dikembalikan?"
Aku yang membaca cerita tersebut hanya bisa tepuk jidat dan geleng-geleng kepala sendiri.
Ternyata anak itu sudah dari kecilnya bisa mengutarakan pendapatnya secara to the point. Meskipun bisa dibilang bahwa itu bukan pendapat, tetapi menurutku, pertanyaannya yang terdengar polos itu sudah menyiratkan keberatannya.
Aku kagum dengannya yang berani menyuarakan pendapatnya terhadap orang dewasa.
Berbeda jauh bila dibandingkan denganku. Sampai sekarang pun, kalau ada pertanyaan atau pendapat yang ingin aku sampaikan pada rekan kerja atau klien, aku akan mensimulasikannya dahulu di kepalaku.
Kalimat yang seperti apa yang sebaiknya aku gunakan.
Kalimat yang bagaimana yang dapat mereka mudah pahami tanpa aku menyinggung mereka.
Meski usiaku 4 tahun diatasnya, tapi aku selalu kagum dan takjub dengan caranya dia belajar, bekerja, berpikir, bertindak, dan perlakuannya terhadap orang-orang di sekitarnya.
Meski aku tahu bahwa usia tidak ada hubungannya dengan sikap dewasa. Tapi dia benar-benar lebih dewasa dari usianya.
Aku juga tahu, bahwa sikap dewasanya muncul dan terlatih melalui segala peristiwa yang dialami sejak dia mulai meniti karirnya.
Aku benar-benar kagum! Aku banyak belajar dari dia. Dan masih akan terus belajar dari dia, serta mengamati perkembangannya dari jauh. Dari negara yang berbeda.