TITLE : LOVING TO BE LOVED
AUTHOR :
sutradarabukan GENRE : ROMANCE / WHUMP
RATE : PG17
PAIRING : JOON X ONEW X KEY X JONGHYUN X JINO
A/N : ini FFnya ganti ganti POV. tolong dicerna, dengan usus yang baik hehe
§ Hanya ada satu satunya aku di dunia ini, namun impianku adalah menjadi satu satunya dunia bagi seseorang - JJ
“Antara aku dan Jonghyun hyung…err, kami bukan sahabat, melainkan sepasang kekasih..”
Kata kata itu terus terngiang di kepala.
Aku tak bisa mengusirnya pergi.
Seperti mencoba menghapus ukir di atas batu..
Berapa kali pun aku mencoba menghapusnya, itu tak akan pernah berhasil..
Pada akhirnya tangan yang menghapusnya akan terluka..
Pada akhirnya, aku terluka..
Pada akhirnya, hanya aku yang terluka..
“Jinki, apa yang kamu lakukan di depan teras begitu? Masuk sudah gerimis!” Suara menyebalkan yang amat kucintai itu berteriak.
Tubuh ini sudah membeku, berpalingpun aku tak sanggup.
“Jinki, jagiya...” Bahkan sentuhan lembut tangannya di bahuku pun terasa seperti duri yang menusuk nusuk tubuhku.
PLAK!
“Ji... Jinki.. ??!” Matanya menatapku nanar, mata indah bak pualam, aku bisa lihat indahnya, tapi tak pernah berhasil masuk ke dalamnya.
“Jinki, kamu kenapa sih? Kamu sakit?” tak usah berpura pura seolah dirimu peduli akan diriku.
Apa sih arti seorang aku dimatamu?
Bukan…
Aku tak pernah ada disana.
Karena matamu, sibuk menatap kekasihmu, si kim Jonghyun itu.
“Tidak apa-apa.” Harusnya bibir ini terkunci rapat rapat untuk orang sepertimu.
Tapi..
Aku tak pernah bisa.
Mengunci rapat rapat diriku untukmu.
Aku tak pernah bisa..
“Loh?? Jinki!! Kamu mau kemana? Jinkiii~!”
Meskipun aku berlari pergi menjauh darimu, bahkan aku masih terus memikirkanmu.
Karena tiap hela nafasku, aku mencintaimu..
Karena tiap detik hidupku, aku mencintaimu..
Karena seluruh diriku, memujamu..
PIK PIK~
Jemariku menekan nekan touchscreen ponsel ku, mencari cari nama yang dapat menemaniku saat ini.
“luna? Membosankan.. sunny? Menggelikan.. Uee? Dia sibuk.. Joon...”
PIIIII~ PIIII~
Terangkat!!
“Halo?”
“..” apa yang harus kukatakan?
“Halo??”
“Err.. Joon-ah..”
“Onew!!”
“Ya, sibukkah?”
“Huh? ANIYO! EOPSSEOYO!! Waeyo??!” Mendengar suara nya yang lucu membuat bibirku menarik segaris senyuman.
“Temani aku ke club.. Ninety ninety five.. Bisa?”
Aku benar benar penat dan tak tahu harus kemana lagi.
“Ah kamu serius ingin kesana? Beberapa waktu lalu kamu menolaknya dan...”
“Bisa atau tidak?”
“Ah! Bisa bisa!! Aku menjemputmu??”
Benar, aku sudah memilih orang yang benar.
“Tidak usah.. Kita bertemu di dalam saja, itupun jika... Kamu menemukan aku..”
Aku akan tak terlihat, ah tidak, aku selalu tak terlihat.
Karena dia, tak pernah melihatku, orang itu, orang yang kucintai melebihi nyawaku sendiri itu.
“Aku pasti menemukanmu!! Pasti!!”
Aku membuang nafas, dan menarik senyum tipis.
“Onew!!”
“Ya?”
“...”
Hening, untuk apa sih dia memanggilku?
“Aku senang kamu meneleponku.. Sampai jumpa!!”
Dunia ini tidak adil..
Sementara orang lain mati matian mencintai seseorang, cintanya tak bersambut..
Dunia ini sungguh tidak adil.
Karena hati yang saling mencinta, tak pernah saling bertemu dengan tepat..
§ Kamu tak akan pernah bisa menggantikan posisi seseorang, karena setiap orang itu terbuat dari detail detail indah yang spesifik - Before Sunset
Temaram lampu club dan dentuman musik hampir saja membuat kesadaranku luntur.
Aku mencoba mengedarkan mataku sembari membelah lautan manusia hina yang dengan asiknya meliuk liukkan tubuh, berdansa intim.
“Aish.. Kemana sih dia?” Aku berjinjit untuk mencoba melihat lebih jelas.
Tapi orang orang ini terus saja berlonjak lonjak menghalangiku..
Kakiku membawaku ke bar, aku memutuskan untuk bertanya pada seseorang.
Ah, tapi tidak.
Aku harus menemukannya sendiri.
Aku sudah berjanji.
“Tidak usah.. Kita bertemu di dalam saja, itupun jika... Kamu menemukan aku..”
Entah kenapa suaranya tak terdengar seperti Onew yang kukenal.
Suaranya terdengar begitu kesepian dan sedih.
Apakah sesuatu terjadi padanya?
“Hahahaha!! Oppa akan mentraktir kalian semuaaaa! Hahah!!” Tiba tiba saja telinga ini menangkap suaranya, suara halusnya itu.
“ONEW!!!”
“KYAAAA~! LEE JOOOOON!!!”
“Ck! Aish!! Apa yang kamu lakukan??!!”
Dia terlihat kacau.
Dengan kemeja putihnya yang kusut dan beberapa bekas lipstick gadis gadis di sekelilingnya diatasnya.
Dia berbau alkohol saat merangkulku.
“Aaaah~ Joonieeee!! Hahaha! Kamu menemukan aku~” Katanya sambil bergelayut di leherku, yang disambut teriakan histeris para gadis gadis itu.
Beberapa mereka mengambil foto kami, aku berusaha menutupi wajah kami dengan blazer yang kukenakan.
“Permisi!! Permisi!!!” Segera saja kupapah Onew menuju pintu keluar, beberapa gadis tadi berteriak kecewa.
Cepat cepat kubuka pintu mobilku untuknya, menyenderkannya ke kursi samping kemudi, memasangkannya sit belt...
GREP~
Tangannya memegangi tanganku yang sedang memasang sit belt di pinggangnya.
Matanya, memandangku, tajam.
Lalu dia tersenyum.
“Kamu menemukanku!” Katanya riang.
Entah kenapa mendengarnya membuatku sedih, seolah dia tersesat. Dia kehilangan dirinya sendiri.
“ya Onew, aku menemukanmu..” Bisikku lembut sambil membelai lembut kepalanya.
Rambut cokelat nya halus dan lembut, jemariku yang kasar nampak tak pantas untuk menyentuhnya berlama lama.
Namun dia memegangi tanganku yang sedang membelai rambutnya.
Dia tertawa.
Tertawa keras keras.
Lalu tawanya berubah menjadi isakan kecil.
Dan kemudian dia meraung, menangis sambil memegangi tanganku.
“Dia.. Ukh... Dia.. Membelai kepala Jonghyun...” Ucapnya di tengah isakannya.
Aku tersentak.
Dia?
Jonghyun?
“Hush... Jangan menangis…”
Bukannya berhenti, tangisnya makin kencang saja, tanganku diremasnya kuat kuat.
“Aku lelah... Aku lelah...” Paraunya.
Sungguh pilu, mendengar tangisnya membuat relung jiwa ini seolah merasa sakitnya.
Padahal aku tak tahu apa yang terjadi padanya.
Tapi seolah aku mengerti rasanya. Aku mengerti.
“Beristirahatlah, jika lelah.. Kamu sudah berusaha, Onew” Aku membelai kepalanya lagi,
Dia masih menangis, menggigit bibir bawahnya.
Aku tak bisa menahan diri untuk menariknya ke dalam pelukku. Dia terlihat begitu rapuh.
Sendirian.
Aku benci itu.
Karena itu, aku tak akan biarkan dia merasakan rasa itu.
“Ada aku.. Ada aku disisimu mulai sekarang...” Bisikku.
Isaknya sedikit mereda.
Lalu tangannya balas memelukku.
“Dia menyakitiku..” Katanya.
Aku mengangguk, membelai belakang kepalanya.
“Karena itu, biarkan posisinya terganti olehku. Aku akan melakukannya lebih baik. Aku akan menjagamu. Aku tak akan membiarkanmu terluka. Aku akan melakukannya lebih baik Onew, aku janji..”
Dia terdiam.
Lalu melepas pelukan kami.
Dia terlihat gamang.
“Bisakah? Apakah aku bisa....”
Sebelum dia lanjutkan lagi desisan menyakitkan dari bibir indahnya, buru buru kubungkam bibirnya dengan bibirku.
Rasa alkohol terasa pekat.
Tapi kurasa yang memabukkan bukan alkohol itu sendiri, melainkan tekstur lembut bibir tebalnya yang beradu dengan bibirku.
Dia begitu, memabukkan..
“Bisa... Aku akan membantumu… Melupakannya.”
Dan kemudian aku menginjak pedal gas, dan beranjak pergi membawanya ke satu tempat dimana dia akan bisa melupakan aku.
Dimana hanya ada aku dan dia.
Dimana dimatanya hanya ada aku.
Dia akan segera melupakan -entahlah orang brengsek itu- dan mencintaiku..
Kelak..
Aku akan mengganti posisi orang itu.
Untuk merajai hatinya.
§ Hanya karena tak peduli, bukan berarti aku tak mendengar. - The Simpsons
Suara isakan Key menjadi jadi.
Aku tak bisa memusatkan konsentrasiku pada lirik lagu yang sedang ku gugah.
Bukan karena isakan itu sendiri.
Melainkan karena isakan itu tak teruntukkan aku.
“Aku tak mengerti bagaimana bisa dia tega melakukan ini padaku!! Ukh.. maksudku, kami baik baik saja kemarin!! Dan paginya?! Aku mendapati berita Jinki dan Joon yang berpelukan di klub!! Ukh!”
Ya, aku lihat berita itu tadi pagi di televisi.
Mereka menyebutkan bahwa pola pergaulan artis korea jaman sekarang sudah liar, dan menampilkan beberapa foto sang leader boyband dimana aku bernaung.
Sungguh ucapan selamat pagi yang indah dari sang dubu Lee Jinki yang sekarang malah tak nampak batang hidungnya.
“Kamu tahu kan bahwa Joon itu player!! Lihat bagaimana dia menggoda Jiyeon dan Hyosung!! Sekarang dia mengincar hubby ku! ANDWAEEE~ ANDWAEEEEEEEEEEEE!!!!!”
Aku berdecak, bangkit dari kursiku.
“JONGHYUN!! DENGARKAN AKU, CERITAKU BELUM...”
Marahnya terhenti saat kulempar handuk kecil ke wajahnya.
Matanya yang basah mengerjap.
Tangannya memegangi handuk yang baru saja kuberikan.
“Lap wajah jelekmu itu, dan ganti bajumu. Kita cari si bodoh itu..”
Seketika wajahnya berubah menjadi riang.
Sebegitu senangnya kah dirimu akan bertemu dengan namja bodoh yang ceroboh itu?
Bolehkah sebersit bahagia muncul, bahwa tawamu hadir karena kita akan pergi berdua?
Bolehkah aku berharap...
“HYUUUUNG~ AKU IKUUUUTTT!!” Tiba tiba saja seseorang bergelayut di lenganku.
Aku mendelik kaget saat mendapati sosok mungil yang seperti permen karet ini, menempel kemanapun aku berada.
“Hyaaa! Jino, sudah berapa kali kukatakan! Jangan datang ke dorm kami tanpa mengetuk pintu!!!” aku berusaha melepaskan lenganku dari cengkramannya.
Tapi seperti yang kubilang tadi, dia adalah permen karet.
“Aaaah hyung~ Masa pelit sekali sama pacar sendiri! Jahat~~” rengeknya.
Key tertawa kecil.
Aku menoleh pada Key dan buru buru melepaskan diri dari namja menyebalkan ini.
“SUDAH KUBILANG, AKU MEMILIKI ORANG YANG KUSUKAI!!” Teriakku lantang.
Jino terdiam, begitu pun suara tawa Key.
“Ma.. maaf..” Aku merasa bersalah saat melihat wajah shock Jino.
Dengan cepat dia tersenyum lebar.
“Meskipun begitu kamu pun tahu kan siapa orang yang kusukai? Hehe! Kajja kajja! Kita cari Onew hyung!!” Tanpa mengindahkan perkataanku tahu tahu dia sudah menarikku keluar.
Disusul Key kemudian, aku berusaha berjalan disisi Key.
Membuka pintu mobil saat kemudian kudengar suaranya berkata.
“Kalian akan menjadi pasangan yang menarik.”
Bagaimana jika kita saja yang menjadi pasangan menarik? Huh?
Aku menutup pintu mobil seolah tak mendengar apapun.
Aku sangat ahli bersikap seolah tak terjadi apa apa.
Aku tak bisa berbuat apa apa soal Jino yang mengambil duduk disamping kemudi.
Aku menarik persneling dan menginjak gas.
Dan memulai perjalanan untuk menemukan orang yang dicintai oleh orang yang kucintai.
Miris..
Tapi ini nyata..
§ Hanya saat aku bersamamu, pikiranku tak lagi milikku - Star Wars
Aku selalu berada disisinya.
“Key, apakah kamu sudah lapar?”
Tapi bahkan diujung gelap matanya pun tak ada setitik aku.
“Ah, belum. Jino, apakah kamu sudah lapar?”
“Ah, sedikit.. Aku belum sarapan tadi pagi..” Aku memegangi perut sambil memandangi wajahnya yang serius menyetir sedari tadi.
Dia berdecak.
“Salahmu sendiri, aku tak memintamu untuk mengikuti aku.” Katanya dingin.
Ah bagaimana bisa orang sekejam seperti ini bisa meluluh lantakkan hatiku?
Hanya dengan mendengar gerutuannya saja sudah membuatku berdebar setengah mati.
“Hyung~ Ayolah belikan aku satu kue saja! Ayooooo~” Aku menarik narik ujung kemejanya.
“Aish!! Lepaskan atau kamu kuusir keluar!”
Aku tertawa.
“Ayolah hyung~ Aku lapar!!” Aku menarik narik lengannya.
Dia makin gusar.
“Aish! Hentikan Jino, kamu menggangguku menyetir!!”
“Jjong, mampir saja ke mini market terdekat, kasihan kan Jino..” Suara Key hyung mendukungku dari kursi belakang.
Jonghyun hyung mengintip melalui kaca spion, aku tahu matanya tertujukan siapa.
Aku yang paling tahu..
Tentangmu, tentang dirimu yang menyukai namja cantik yang selamanya tak akan bisa kutandingi itu.
Aku yang paling tahu..
“JONGHYUN HYUNG!! AWAS!!!”
Habisnya, seluruh pikiranku berisikan tentangmu.
Seolah kamu adalah aku
Seolah aku adalah kamu..
“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!”
Meskipun untukmu dialah segalamu.
Meskipun untukmu dialah angkasamu.
Tapi kamu adalah semestaku..
BRUAAAAKK!!!
§ Ketiadaanmu memberikan petunjuk yang amat nyata, betapa rapuh jiwaku dalam kesendirian. - Ungu Violet
“Ugh...” Aku menggeliat saat matahari menusuk ujung mataku.
Aku meregang saat mendapati aku tak sendirian..
“Joon??!”
Dia menggeliat, lalu membuka sebelah matanya, memandangku.
Dia tersenyum.
“Selamat pagi, matahari..”
Aku mengerjap, memukul kepalanya.
“Apa sih yang ada di otak kosongmu ini hah?”
Dia tertawa, lalu memelukku.
“Kamu.. isinya kamu seorang, Onew..”
Entah kenapa wajahku memanas.
Dia sangat lembut dan tahu bagaimana menyenangkan aku.
Aku teringat akan malam hebat yang kami lalui semalam.
Aku tak pernah merasakan dicintai seperti itu sebelumnya.
Dia menyentuhku bukan dengan tubuhnya, tapi dengan seluruh hatinya.
NYUT~
Sebersit rasa bersalah menghantuiku.
“Key..” gumamku dan menyibak selimut yang menutupi tubuhku telanjangku.
Aku meringis saat merasakan perasaan sakit yang aneh di bagian belakangku.
“auch!!” ringisku.
Joon segera melempar selimut dan menghampiriku dengan wajah panik.
“ADA APA??!” katanya sambil memegangi bahuku.
Aku menatap wajahnya dengan marah lalu memukul kepalanya lagi.
“Ini gara gara kamu! Ugh..tubuhku..” Aku berjalan terseok seok menuju kamar mandi, menahan rasa nyeri yang meradangku.
BLAM!!
Aku bersender di atas closet dan rasa sakit itu makin meradang saja.
“Uh.. apa ini yang dirasakan Key saat pertama kali kami melakukannya?” sebersit rasa bersalah timbul.
Ternyata dia tak hanya menyakitiku saja.
Tapi aku pun sering menyakitinya.
“Key.. Sedang apakah dirimu sekarang?” Tanyaku pada cermin, yang terpantul adalah wajah bodoh seorang namja, yang sialnya adalah seorang aku.
Aku terkenang masa masa segalanya terlihat mudah.
Aku jatuh cinta padanya, dia pun begitu.
Dulu semuanya sesederhana itu.
Sebelum Jonghyun datang diantara cinta sederhana kami.
Sebelum Key mengumbar pada dunia bahwa kekasihnya bukan aku melainkan si dino itu.
Sebelum aku berakhir diatas ranjang bersama namja yang tak kucintai sama sekali.
“Sebelum kekacauan ini terjadi Key, kita begitu bahagia.. Bukankah begitu?” Tanyaku lagi pada cermin.
Lagi lagi aku sendiri yang terpantul di dalam cermin.
Rasa kesepian di dalam dadaku menggerogoti semakin cepat..
Aku begitu sendirinya, tanpa dirimu, Key..
Adakah dirimu rasakan hal yang sama pula?
Ataukah kamu menikmati ruang kosong yang kutinggalkan?
“Onew~ cepatlah mandi, aku akan membawamu makan enak!!” teriakan Joon dari luar mengagetkan aku.
“Ya” Jawabku.
Mungkinkah inilah yang Tuhan takdirkan?
Bahwa diriku untuk Joon.
Dan dirimu untuk Jonghyun?
Jika itu benar, mengapa ini semua terasa begitu salah?
Aku dalam dekapannya, ini salah..
Kamu dalam dekapannya, itu salah besar..
§ Kamulah satu satunya pria yang dapat membuat jantungku berdetak lebih cepat dan lebih lambat disaat yang bersamaan - The Hot Chick
Onew tampak segar dengan baju yang kubelikan padanya beberapa saat lalu.
Kesedihan masih nampak di wajahnya.
Tapi aku tak peduli, aku akan mengenyahkan sedih itu sebentar lagi.
Hanya butuh waktu..
“Bagaimana ice cream strawberry nya? Enak?” Tanyaku sambil menjilat ice cream coklatku dengan antusias.
Terik matahari musim panas di seoul memang keterlaluan siang ini.
Apalagi kami hanya berjalan kaki di jalan, lucu bukan? Tanpa seorangpun mengenali kami tanpa masker di wajah?
“Pahit…” Katanya sambil menerawang, berjalan pelan pelan.
Seketika hatiku ngilu.
Menyadari satu hal bodoh yang kututupi sedari tadi.
Tubuhnya bisa saja disini, tapi hatinya di tempat lain, pikirnya melayang layang diangkasa.
“Mana? Coba kurasakan?!” Aku berpura pura tertawa, menjilat ice cream yang tersisa di ujung bibirnya.
Dia terkesiap dan menatapku dengan mata sipitnya yang membulat.
“Manis~” kataku sambil tersenyum lebar.
Dia berdecak, lalu mengumpat “Bodoh..” katanya.
Ah, memang benar Onew. Aku ini bodoh.
Kamu bukan orang pertama yang bilang itu.
Aku tak peduli bagaimana orang lain menilaiku bodoh atau apa..
Tapi kenapa saat kamu yang bilang itu, seolah aku ini benar benar seorang yang bodoh?
Meski begitupun..
“Hey, bagaimana kalau kamu menemaniku ke dorm ku, dan menunggui aku latihan? Bukankah kalian tidak sedang ada jadwal?”
Orang bodoh ini lah yang akan membahagiakan mu.
“Ah, tapi aku..”
Bagaimana pun caranya, senyummu akan kembali.
“Ayo ayo!! Kamu tak dapat menolak hollywood star ini!!”
Dia terkikik.
“Hollywood star? Haha.. berbahasa inggris saja kamu tidak bisa..” ejeknya.
Lihat kan senyummu mulai nampak lagi..
“Hyaaa!! Aku ingat dialogku di Ninja Assasins!! ‘you shouldn’t do that..’ otte??!”
Dia tertawa makin keras.
Sangat keras malahan, sampai sampai terdengar mengerikan.
Orang orang yang lewat memandangi kami.
“Onew?” Panggilku saat dia belum selesai berhenti tertawa.
Tawa nya terdengar perih.
Dia bukannya menertawakan leluconku, melainkan menertawakan kepedihannya sendiri.
“Onew, hentikan!!!”
Dia menatapku, berangsur angsur tawanya berhenti.
Kupikir dia berhenti karena teriakanku barusan, tapi tidak, dia berjalan melewatiku dan mendongak menatap TV plasma yang menampilkan sebuah berita kecelakaan lalu lintas.
“Kecelakaan naas ini terjadi di tol radius 80km. Diperkirakan hal ini dikarenakan pengemudi lalai dan menabrak bahu jalan. Tiga korban yang berada di dalamnya dikenal sebagai artis papan atas dibawah naungan SM ENT..”
Aku mendekati Onew, menatap layar TV itu.
“Cho Jino dari SM The Ballad, dan 2 member dari SHINee..”
Seketika jantungku berdegup kencang.
Mungkinkah?
“Kim Jonghyun, dan Kim Kibum..”
Aku baru saja membuat senyumnya terbit dari wajah sedihnya.
Namun dalam semenit senyum itu berganti lagi..
Tak hanya sedih yang ada disana..
Melainkan juga raungan kehilangan..
“Kibum!!!”
§ Aku ingin kamu bahagia. Lebih dari siapapun aku ingin menjadi alasan akan kebahagiaanmu - Imagine Me & You
Continue to
Loving To Be Hurt